Berbagai aktivitas offline atau luring yang dilakukan manusia dalam kesehariannya merupakan peluang bisnis yang menjanjikan untuk mempermudah kehidupan. Melalui sejumlah inovasi, kian luasnya jangkauan daring bersama teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent menjadi solusi yang mempermudah kehidupan manusia.
Sejumlah peluang dan produk hasil pemikiran cerdas itu dipaparkan LINE Corporation, perusahaan aplikasi berbasis di Jepang. Dalam kegiatan berbalut Konferensi LINE 2019 di Maihama Amphitheatre pinggiran Tokyo, Jepang, Kamis (27/6/2019), para pimpinan LINE membuka strategi dan peluang itu kepada sekitar 2.000 undangan, termasuk media dari Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Jepang.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Co-CEO dan Chief WOW Officer (CWO), LINE Corporation, Jungho Shin, Kamis ((27/6/2019) di Maihama Amphitheatre, Tokyo, Jepang, meluncurkan Line Mini App di sela-sela Line Conference 2019. Line Mini App tersebut berada dalam aplikasi LINE. Dalam konferensi tersebut, perusahaan aplikasi berbasis di Jepang itu juga memaparkan strategi dan peluang serta produknya yang akan diluncurkan pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Negara-negara tersebut menunjukkan penetrasi aplikasi LINE yang menjangkau basis penggunanya. Posisi pertama tentu saja Jepang dengan 80 juta pengguna disusul Thailand, Indonesia, dan Taiwan.
Co-CEO dan Chief WOW Offficer (CWO) LINE Corporation Jungho Shin mengatakan, pengembangan inovasi produk dari semula sebatas chatting atau percakapan terus dikembangkan ke arah hiburan permainan, penyediaan berita. Pada tahun ini, aktivitas luring manusia merupakan peluang yang akan dikolaborasi dengan aktivitas daring (OMO/online merges with offfline).
Penyediaan layanan yang menyatukan luring, finansial teknologi, dan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) tersebut akan mewarnai bisnis LINE yang mengusung Life On LINE. “Menjadi sebuah ‘infrastruktur kehidupan’ yang memanfaatkan inovasi gaya hidup untuk mendukung semua aspek kehidupan pengguna selama 24/7 (24 jam sehari dan 7 hari seminggu),” katanya.
Jungho mencontohkan terkait reservasi hotel atau restoran yang oleh pengelola usaha masih dijalankan secara luring melalui penerimaan telepon maupun surat elektronik. LINE membuat aplikasi AI yang mengubah transaksi itu secara “robotik”.
Dalam demo yang dipamerkan Jun Masuda, Direktur dan Chief Strategy & Marketing Officer (CSMO) LINE Corporation, pengguna cukup menelepon restoran yang akan dijawab oleh “robot” dengan menanyakan tanggal reservasi, jumlah orang, hingga melihat ketersediaan tempat serta menawarkan hari/waktu yang kosong. Hal itu dikerjakan LINE Brain, perusahaan bisnis di bawah LINE Corporation yang memanfaatkan teknologi AI dalam produk Clova.
Penyatuan teknologi chatbot (program komputer untuk menyimulasikan percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia baik secara audio maupun teks), teknologi pengenalan suara, serta sentuhan teknologi lain tersebut siap diluncurkan pada Juli 2019.
Ada pula layanan voucher atau poin maupun kartu keanggotaan supermarket atau mal atau layanan jasa/produk lain yang diubah dalam secara daring. Bahkan ketika konsumen lupa akan voucher atau poin atau promo layanan jasa/produk tersebut, ponsel akan memberi notifikasi saat berada di sekitar tempat tersebut.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Director dan Chief Strategy & Marketing Officer (CSMO) LINE Corporation, Kamis (27/6/2019) di Maihama Amphitheatre, Tokyo, Jepang, mengenalkan fitur Search yang akan diluncurkan dalam waktu dekat (awal Juli ini) di sela-sela LINE Conference 2019. Fitur ini untuk mencari berbagai database di dalam LINE seperti chat, official accounts, berita, manga, musik, dan layanan LINE lain. Dalam konferensi tersebut, perusahaan aplikasi berbasis di Jepang tersebut mengenalkan strategi, peluang, serta produk yang akan dihasilkannya pada masa mendatang.
Layanan baru
Di sisi lain, basis LINE dalam memulai aplikasi yaitu penyediaan jasa chatting tak serta-merta dilupakan. Ayumi Inagaki, Head of LINE Platform Planning LINE Corporation mengatakan pada musim panas 2019 akan meluncurkan layanan OpenChat bagi pengguna di Jepang yang mencapai 80 juta orang. Untuk pengguna di luar Jepang, hingga kini belum diketahui informasi waktu ketersediaannya.
Keistimewaan OpenChat, pengguna dapat membuat grup berdasarkan topik diskusi spesifik dan mencari informasi di dalamnya. Fitur yang fokus pada grup tertentu ini memperbolehkan pengguna mengubah “nama” pada grup percakapan berbeda-beda. Pengguna juga bisa mencari informasi dalam grup, bahkan informasi yang disajikan sebelum pengguna itu bergabung dalam grup.–ICHWAN SUSANTO
Editor EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 28 Juni 2019