Akses Internet Tekan Potensi Korupsi

- Editor

Minggu, 6 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Makin besarnya populasi Indonesia yang mampu mengakses internet mempersempit potensi korupsi di sektor pelayanan publik oleh pemerintah daerah, Jika tak ingin kehilangan kepercayaan warganya, pemda perlu menjalankan sistem kota pintar.

”Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kian luas dipakai pemda demi mengefektitkan layanan publik. Perlu perbaikan pola pikir birokrat dan kepemimpinan kepala daerah,” ucap Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Teknologi Herry Abdul Aziz, Kamis (3/11), di Sela acara ”Lintas Teknologi Selutions Day 2016”, di Jakarta.

Pemanfaatan TIK dan internet untuk mengelola daerah lewat sistem kota pintar perlu kemauan politik kuat kepala daerah. Adapun digitalisasi layanan perlu proses karena perlu ada pelatihan bagi pegawai daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Chief Executive Officer PT Lintas Teknologi Indonesia M Paisol yakin sistem kota pintar kian banyak diterapkan di Indonesia. Sebab, itu efektif menjaga kepercayaan warga pada pemda di tengah mudahnya mengakses informasi.

”Apa pun kini lewat media sosial. Seseorang mengeluhkan layanan lewat Facebook, yang tahu bukan saja yang di lokasi itu, tetapi se-Indonesia, bahkan dunia, jika memakai bahasa Inggris,” katanya. Apalagi, jumlah pengguna Facebook di Indonesia bertambah, dari 77 juta orang pada akhir 2014 jadi 88 juta orang di kuartal kedua 2016. Pengguna seluruh dunia 1,7 miliar orang.

Aplikasi gawai pintar
Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dalam tiga tahun Pemkot Bandung mengembangkan 400-an aplikasi gawai pintar bagi layanan publik dan transparansi pemerintahan melalui Program Smart City Bandung.

Di antara aplikasi itu, ada Gampil (gadget mobile application for licence), atau ”mudah” dalam bahasa Sunda. Aplikasi itu dikembangkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung demi memudahkan layanan perizinan, termasuk bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Itu menghilangkan pertemuan dengan petugas sehingga mengurangi potensi pungutan liar. ”Ini menghilangkan korupsi Rp 30 miliar per tahun yang dilakukan calo atau aparat, ” kata Ridwan

Selain itu, teknologi digitalisasi dokumen membuat Pemkot Bandung kian efisien memakai anggaran. Dengan e-penganggaran, pihaknya mudah memantau sekitar 10.000 program kegiatan pemkot per tahun. Ia baru mencoret 2.000 program kegiatan senilai Rp 1 triliun. (J0G)

Sumber: Kompas, 3 November 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB