Sumbangan bisnis korporasi ternyata cukup signifikan, hingga mencapai 20 persen dari total pendapatan PT Indosat Tbk. Oleh karena itu, bisnis ini akan terus didorong untuk dikembangkan, hingga menopang 40 persen pendapatan konsolidasi perusahaan pada lima tahun mendatang.
Sejauh ini, bisnis korporasi, antara lain penyediaan pusat data dan hal lain yang terkait dengan teknologi informasi, cukup stabil. Bahkan, lebih stabil dibandingkan dengan bisnis konsumer.
Chief Executive Officer Indosat Alexander Rusli menyampaikan hal itu dalam acara diskusi dengan media di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/4). “Untuk mencapai pertumbuhan bisnis korporat seperti yang diharapkan, strateginya dikaitkan dengan teknologi informasi,” kata Alexander.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mencontohkan, keharusan penggunaan pusat data pada suatu lembaga atau institusi maka Indosat akan memanfaatkan peluang ini. Layanan bisnis korporat ini didukung jasa layanan satelit Palapa C2 dan Palapa D.
Pada 2014, Indosat membukukan pendapatan Rp 24 triliun. Pada 2015, Indosat mengalokasikan Rp 6,5 triliun hingga Rp 7,5 triliun untuk belanja modal.
Bulan Juli mendatang, Indosat berencana menjalankan kesepakatan callable (obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu) terkait obligasi valuta asing senilai 650 juta dollar AS. Obligasi yang diterbitkan pada 2010 itu jatuh tempo pada 2020. Namun, pada saat penerbitannya, ada kesepakatan mengenai langkah perusahaan untuk mengambil kembali surat utang tersebut mulai 2015, atau disebut callable.
E-dagang Trikomsel
Secara terpisah, PT Trikomsel Oke Tbk, dalam paparan publik kemarin, di Jakarta, menyebutkan, mereka akan fokus membangun perusahaan e-dagang melalui anak usahanya, PT Trikomsel Internet Media Incorporation (TIMI). PT Trikomsel Oke Tbk adalah perusahaan penyedia produk dan layanan telekomunikasi.
Presiden Direktur PT Trikomsel Oke Tbk Sugiono Wiyono Sugialam mengatakan, pihaknya akan meluncurkan mal dalam jaringan pada bulan Mei. Mal ini akan menjual produk-produk penunjang gaya hidup digital seperti gawai.
Perusahaan sudah memiliki 865 gerai ritel yang tergabung di Global Teleshop dan Okeshop. Ada pula 15.000 jaringan distribusi. Baik outlet maupun jaringan tersebut menjual produk gawai. Selain itu, Trikomsel Oke mempunyai Soundwave, gerai yang menjual produk audio.
“Mal daring kami akan mendukung penjualan produk gawai ataupun audio dari ketiga gerai kami. Selain itu, mal menyediakan produk gaya hidup digital, misalnya Adidas. Seluruh produk yang dijual harus melalui kurasi ketat,” tutur Sugiono.
Untuk mencapai ambisi ini, dia menyebutkan, SoftBANK dan Singapore Post Limited (SingPost) akan mendukung optimal. SoftBank, perusahaan multinasional bidang telekomunikasi dan internet asal Jepang, telah mengakuisisi 19,9 persen saham perseroan atau senilai 87 juta dollar AS pada Maret 2015. Lalu, SingPost- perusahaan logistik dan telekomunikasi-telah melakukan kerja sama dengan Trikomsel.(IDR/MED)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 April 2015, di halaman 18 dengan judul “Indosat DorongBisnis Korporasi”.