Kepatuhan Belum di Tingkat Ritel

- Editor

Selasa, 26 Agustus 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tumbuhkan Kesadaran terhadap Bahaya Merokok
Kepatuhan industri rokok memuat peringatan kesehatan bergambar seharusnya bukan sekadar laporan administratif, melainkan harus terbukti di lapangan. Jika produsen atau importir rokok sepenuhnya patuh, seharusnya masyarakat tidak lagi mendapati bungkus rokok tanpa peringatan kesehatan bergambar di tingkat ritel.

Koordinator Pengembangan Program Kesehatan Bentuk Gambar Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Widyastuti Soerojo mengemukakan hal itu, Senin (25/8), di Jakarta. Pemuatan peringatan kesehatan bergambar untuk memberi informasi benar dan jelas terkait risiko kesehatan dari merokok.

Pesan itu sampai ke masyarakat saat bungkus rokok yang memuat peringatan kesehatan bergambar bisa dilihat warga. Peringatan kesehatan itu harus termuat di kemasan rokok paling lambat 18 bulan sejak Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan terbit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Ukuran kepatuhan industri memuat peringatan bergambar tidak di tingkat produsen lagi, tetapi di tingkat ritel terdekat dengan warga,” kata Widyastuti. Industri yang tak patuh terancam pidana dan sanksi administratif.

Kemasan lama
Rokok Tanpa Peringatan BergambarNamun, per 24 Agustus 2014, tepat dua bulan sejak batas akhir pemuatan peringatan bergambar, sejumlah minimarket dan warung masih menjual sebagian rokok dengan kemasan lama. Alasannya, stok rokok kemasan lama yang belum menyertakan peringatan bergambar belum habis.

Kondisi itu terlihat antara lain di minimarket dan warung di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Di minimarket di Jalan Penjernihan, Pejompongan, Jakarta Pusat, misalnya, rokok dengan kemasan lama dipajang di belakang meja kasir. Jumlahnya hampir setengah dari seluruh rokok yang dijual di tempat itu.

Slamet (19), kasir minimarket itu, mengatakan, setelah pencantuman peringatan bergambar diwajibkan, gudang minimarket memasok rokok dengan kemasan bergambar. Namun, belakangan ini gudang pusat lebih banyak memasok rokok dengan kemasan lama. ”Sepertinya mau menghabiskan stok di gudang,” ujarnya.

Kepala Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Rita Damayanti mengatakan, bungkus rokok dengan peringatan bergambar menyadarkan masyarakat bahwa rokok adalah benda tak normal.

Jika ada pihak menilai peringatan bergambar tidak akan membuat orang berhenti merokok, bukan itu tujuan utamanya. Perokok yang kecanduan sulit berhenti merokok meski ada peringatan bergambar.

Pencantuman peringatan bergambar lebih ditujukan kepada remaja atau perokok pemula. Harapannya, mereka berpikir ulang untuk mulai merokok setelah melihat gambar penyakit yang kemungkinan akan mereka derita jika menjadi perokok.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, masyarakat diharapkan lebih aktif mengawasi kepatuhan industri rokok. Sebab, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang benar dan jelas terkait produk yang dibelinya. (ADH/A03)

Sumber: Kompas, 26 Agustus 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB