Masyarakat Lokal Dilibatkan dalam Penelitian

- Editor

Rabu, 2 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hamparan rawa gambut wilayah Kumpeh Ulu di Kabupaten Muaro Jambi semula merupakan area resapan air. Dalam 10 tahun terakhir, alih fungsi lahan begitu marak mengubah hamparan itu menjadi perkebunan sawit skala besar. Pembangunannya diikuti penanggulan raksasa mengelilingi kebun. Akibatnya, areal persawahan masyarakat, jalan desa, maupun permukiman kerap terendam banjir, sebagaimana terlihat di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Rabu (27/4).  

Kompas/Irma Tambunan (ITA)
27-04-2016

Hamparan rawa gambut wilayah Kumpeh Ulu di Kabupaten Muaro Jambi semula merupakan area resapan air. Dalam 10 tahun terakhir, alih fungsi lahan begitu marak mengubah hamparan itu menjadi perkebunan sawit skala besar. Pembangunannya diikuti penanggulan raksasa mengelilingi kebun. Akibatnya, areal persawahan masyarakat, jalan desa, maupun permukiman kerap terendam banjir, sebagaimana terlihat di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Rabu (27/4). Kompas/Irma Tambunan (ITA) 27-04-2016

Selain bisa berkontribusi dalam aksi tanggap terkait kebakaran hutan dan lahan, masyarakat lokal juga dapat turut dilibatkan dalam sejumlah riset atau penelitian terkait pencegahan kebakaran dan restorasi gambut.

Partisipasi masyarakat yang menempati area di lahan gambut berperan penting dalam menangani serta mencegah kebakaran hutan dan lahan. Selain melakukan aksi tanggap, masyarakat lokal juga dapat turut dilibatkan dalam sejumlah riset atau penelitian terkait pencegahan kebakaran dan restorasi gambut.

Peneliti Pusat Riset Kehutanan Internasional (Cifor), Herry Purnomo, dalam diskusi daring, Selasa (1/9/2020), menyampaikan, pihaknya meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan lingkungan melalui riset aksi partisipatif (RAP). Hal ini dilakukan karena riset konvensional sering tidak membawa perubahan nyata di tingkat tapak ataupun kebijakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

RAP juga bertujuan mendukung perubahan perilaku masyarakat lokal secara bertahap dalam pembukaan lahan tanpa bakar. Herry dan tim peneliti mendampingi masyarakat lokal untuk menerapkan model bisnis berkelanjutan sebagai bagian dari upaya pencegahan kebakaran dan restorasi gambut maupun proses belajar bersama.

Karakteristik yang ditekankan dalam RAP adalah membuat masyarakat menjadi mitra peneliti. Masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan hingga pemantauan bersama. Riset juga berorientasi pada aksi sehingga solusi yang ditemukan secara bersama-sama dapat langsung diimplementasikan di lapangan.

KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO—Berbagai produk olahan kelapa yang dibuat masyarakat di Desa Peduli Gambut ditunjukkan pada Kamis (13/2/2020). Di Kelurahan Bahaur Basantan, kelapa merupakan komoditas utama. Sebelum didampingi, warga hanya menjual buah kelapa tanpa mengolahnya.

Penerapan RAP salah satunya dilakukan Herry dan tim untuk menghasilkan model-model bisnis berkelanjutan di Desa Dompas, Kabupaten Bengkalis, Riau. Dari RAP tersebut dihasilkan sejumlah model, di antaranya berdasarkan tipe lahan, pengelola lahan, model bisnis, dan perlakuan restorasi.

Setelah itu, dilakukan juga penguatan kembali melalui keikutsertaan Kelompok Tani Hutan (KTH) Dompas dalam program kebun bibit rakyat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Keberhasilan RAP ini telah dibawa ke Forum Global Lanscape Jerman secara daring agar masyarakat KTH Dompas dapat menyampaikan langsung riset dan aksinya dalam merestorasi gambut.

”Ekonomi, sosial, dan politik berpengaruh pada karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dan restorasi gambut. Jadi, riset aksi partisipatif ini membawa perubahan di tingkat tapak,” ujar Herry yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University.

Penguatan tapak
Guru Besar Sosiologi Universitas Riau Ashaluddin Jalil mengatakan, penguatan tapak harus berkelanjutan karena masyarakat pada lapisan ini berhadapan langsung dengan persoalan kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan. Kearifan lokal juga perlu menjadi bagian untuk pengembangan ekonomi melalui sektor pertanian atau perkebunan.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN—Demi melindungi hutan gambut di sekitar desa, masyarakat Desa Rawasari, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, mengembangkan pembibitan tanaman jelutung. Jenis tanaman ini sangat cocok tumbuh di atas gambut meski kondisi lahannya rusak akibat kebakaran. Pembibitan oleh warga setempat, Sabtu (10/6/2017).

”Masyarakat level tapak punya kekuatan dan mampu berpartisipasi aktif sepanjang sentuhan intens dilakukan. Sudah ada kelembagaan dan inilah yang seharusnya dijadikan bagian untuk gerakan partisipasi aktif masyarakat,” ujarnya.

Guna mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam program lingkungan berkelanjutan, Ashaluddin merekomendasikan perlunya tenaga pendamping yang tinggal dan hidup bersama di desa-desa terpilih. Pendamping dapat berasal dari desa tersebut ataupun luar daerah, tetapi memiliki komitmen untuk mengubah perilaku masyarakat.

”Pendampingan mencari lokomotif agar menggerakkan masyarakat mengikuti kearifan lokal. Sejumlah pihak dapat menginventarisasi kearifan lokal yang aktif dan mampu mengangkat produktivitas masyarakat,” tuturnya.

Oleh PRADIPTA PANDU

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 1 September 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB