Aplikasi Teknologi Indonesia Rendah

- Editor

Rabu, 20 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Habibie Award 2013 Diserahkan

Kepemilikan dan aplikasi teknologi bangsa Indonesia rendah sehingga negara ini terus tertinggal dari negara lain. Tanpa kepemilikan teknologi bangsa, Indonesia akan tetap menjadi pasar dari perkembangan teknologi negara-negara lain.

Demikian disampaikan Mohammad Nasikin saat menyampaikan pidato ilmiah penerima Habibie Award 2013, di Jakarta, Selasa (19/11).

Nasikin merupakan dosen dan peneliti Universitas Indonesia (UI) yang meraih Habibie Award 2013 Bidang Ilmu Rekayasa. Penghargaan ini juga diterima Anto Sulaksono, doktor bidang fisika nuklir teoretis yang juga dosen dan peneliti UI (Bidang Ilmu Dasar); Irwandi Jaswir, Guru Besar yang mengajar di International Islamic University Malaysia dan Pimpinan Pusat Pengolahan Produk Laut Surya University Tangerang (Bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi); serta Abdul Hadi Wiji Muthari, Guru Besar Filsafat Agama Universitas Paramadina Jakarta (Bidang Ilmu Kebudayaan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penerima Habibie Award 2013 mendapat 25.000 dollar AS yang diserahkan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi The Habibie Center Wardiman Djodjonegoro, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Sangkot Marzuki, dan Ilham Akbar Habibie mewakili keluarga BJ Habibie.

Deputi Bidang Sumber Daya Iptek Kementerian Ristek Freddy Permana Zen mengatakan, teknologi di Indonesia 54 persen dari luar negeri, sedangkan dalam negeri hanya 31 persen. Itu pun sebagian besar hasil kerja sama dengan luar negeri. (ELN)

Sumber: Kompas, 20 November 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB