Perluas Kriteria Pemeriksaan Covid-19

- Editor

Jumat, 6 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siswa tingkat sekolah dasar diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki lingkungan sekolah di Jakarta Nanyang School (JNY), BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (4/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan kepada seluruh siswa, guru dan tamu. Bagi siswa yang suhu tubuhnya di atas 37 derajad celcius akan dipulangkan. Pemeriksaan suhu tubuh ini sebagai upaya antisipasi pihak sekolah terhadap Covid-19 yang disebabkan virus Korona tipe baru. 

Kompas/Priyombodo (PRI)
04-03-2020

Siswa tingkat sekolah dasar diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki lingkungan sekolah di Jakarta Nanyang School (JNY), BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (4/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan kepada seluruh siswa, guru dan tamu. Bagi siswa yang suhu tubuhnya di atas 37 derajad celcius akan dipulangkan. Pemeriksaan suhu tubuh ini sebagai upaya antisipasi pihak sekolah terhadap Covid-19 yang disebabkan virus Korona tipe baru. Kompas/Priyombodo (PRI) 04-03-2020

Gejala infeksi yang tidak spesifik, bahkan bisa tidak bergejala, membuat upaya deteksi kian sulit. Untuk itu, kesiapsiagaan Indonesia dalam mencegah dan menangani Covid-19 mesti ditingkatkan.

KOMPAS/LASTI KURNIA–Pelayanan pengecekan suhu badan di konter informasi dan pencegahan wabah Covid-19 di Apotek Kimia Farma, Menteng, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Kimia Farma menyiapkan konter serupa di 1.300 apotek Kimia Farma yang tersebar di sejumlah kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kesiapsiagaan Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi penularan Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru harus makin masif. Pencegahan dengan deteksi suhu tubuh di pintu masuk negara dinilai tak cukup. Gejala infeksi yang tidak spesifik, bahkan bisa tidak bergejala, membuat upaya deteksi kian sulit.

Ketua Departemen Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Kepala Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi FKUI, Fera Ibrahim, menyampaikan, deteksi dini pada pasien yang terinfeksi SARS-Cov tipe 2, virus penyebab Covid-19, penting dilakukan agar pengendalian infeksi bisa optimal. Karena itu, spesimen harus diambil sedini mungkin dalam proses perjalanan penyakit.

“Spektrum gejala dari penyakit (Covid-19) amat luas, dari yang bergejala sampai tidak bergejala. Ini akan memengaruhi dalam pengambilan spesimen. Untuk itu, kriteria pemeriksaan (pasien dalam pengawasan) harus diperluas, tidak hanya yang bergejala,” ujarnya dalam seminar bertajuk “Covid-19 Positif di Indonesia, Bagaimana Selanjutnya?”, di FKUI, Jakarta, Kamis (5/4/2020).

Menurut Fera Ibrahim, orang dalam pengawasan yang harus diperiksa spesimennya yakni orang yang memiliki riwayat perjalanan dari negara ataupun wilayah dengan kasus Covid-19 ataupun orang dengan riwayat interaksi dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu menjadi bentuk kewaspadaan untuk mencegah meluasnya penularan virus itu.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Ketua Departemen Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Kepala Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi FKUI, Fera Ibrahim

Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih, dalam siaran pers, menambahkan, pemerintah diharapkan memperluas upaya penapisan di pintu masuk negara, mulai dari bandara, pelabuhan, hingga lintas daratan. Jika ada seseorang yang mengalami demam ataupun gejala lain, pengambilan swab di tenggorokan atau pemeriksaan sputum langsung dilakukan tanpa menanti bukti ada pneumonia pada pasien.

“Edukasi pada masyarakat mengenai Covid-19 harus terus dilakukan, baik edukasi tentang definisi penyakit, gejala, maupun pemeriksaan yang bisa dilakukan. Hal itu penting agar masyarakat yang mengalami gejala ataupun tanda secara sukarela memeriksakan diri,” ujarnya.

Adapun gejala penularan Covid-19 tidak jauh berbeda dengan gejala flu pada umumnya. Gejala tersebut meliputi antara lain, batuk, demam, sakit kepala, tenggorokan terasa sakit dan sulit menelan, badan terasa lemas, serta hidung tersumbat. Belum ada obat spesifik yang digunakan untuk mengobati Covid-19. Perawatan yang dilakukan saat ini untuk mengatasi gejala yang muncul.

Usia rentan
Ketua Program Studi Magister Kesehatan Kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas FKUI, Dewi Sumaryani Soemarko, menjelaskan, risiko kematian dari penularan Covid-19 tidak sebesar penularan SARS. Meski demikian, penyakit itu sangat berisiko pada kelompok rentan, terutama pada usia lanjut.

Mengutip data Chinese Centre for Disease Control and Prevention (CCDC), angka kematian yang terjadi akibat Covid-19 terutama ditemukan pada usia di atas 60 tahun. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kematian yang ditemukan biasanya pada seseorang dengan riwayat penyakit penyerta, seperti penyakit kardiovaskular (13,2 persen), diabetes (9,2 persen), dan hipertensi (8,4 persen).

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Usia rentan covid-19

“Kasus (Covid-19) ini banyak menimbulkan kematian pada lansia. Ini disebabkan daya tahan tubuh mereka menurun. Kelompok usia lanjut juga lebih rentan terinfeksi virus penyebab Covid-19 dan lebih lama dalam proses penyembuhan karena bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain,” kata Dewi.

Oleh DEONISIA ARLINTA

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 5 Maret 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB