Badan usaha milik negara PT Industri Nuklir Indonesia atau PT Inuki menjajaki kerja sama dengan beberapa mitra potensial pada ajang Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019). PT Inuki berharap dapat menjalin kerja sama dengan badan usaha internasional yang bergerak di bidang pemanfaatan tenaga nuklir untuk mengembangkan sisi bisnis mereka.
”PT Inuki baru pertama kali diundang untuk mengikuti agenda dalam sidang IAEA. Kami melihat bahwa dunia nuklir internasional sudah sangat maju dan selaras dengan rencana PT Inuki dalam penyebaran Cyclotron dan PET CT Scan,” kata Bunjamin Noor, Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki, Sabtu (21/9/2019) pagi WIB.
DOKUMENTASI PT INUKI–PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menjajaki kerja sama dengan beberapa mitra potensial di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019). Dari kanan, Komisaris Utama PT Inuki Falconi Margono Sutarto, Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada Sidang Umum IAEA, delegasi Indonesia diwakili oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. Hadir juga perwakilan dari Kementrian Luar Negeri, Kementrian Kesehatan, Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan KBRI/PTRI di Wina.
Menurut Bunjamin, Cyclotron dan PET CT Scan merupakan alat untuk kesehatan dengan berbasis tenaga nuklir. PT Inuki sudah mampu memproduksi peralatan kesehatan yang memanfaatkan tenaga nuklir dan mengekspor produknya ke beberapa negara Asia.
DOKUMENTASI PT INUKI–Komisaris Utama PT Inuki Falconi Margono Sutarto (kanan) dan Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019).
Selain memproduksi alat kesehatan berbasis nuklir, kata Bunjamin, PT Inuki juga menyatakan minatnya untuk turut terlibat dalam rencana pemerintah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Saat ini, Batan merupakan badan peneliti yang fokus pada rencana tersebut
Sebelumnya, pada ajang yang sama, Menristek dan Dikti Mohamad Nasir juga berbicara pada Sidang Umum IAEA. Nasir mengatakan, Indonesia telah memperkuat kemampuan safeguards nuklir yang dikembangkan IAEA di kawasan Asia Pacific antara lain melalui keketuaan Indonesia pada Asia-Pacific Safeguards Network (APSN).
Indonesia juga telah memiliki Practical Arrangement dengan IAEA untuk memudahkan kerja sama teknis di antara negara berkembang. Indonesia, kata Nasir, juga memosisikan diri sebagai negara pemberi bantuan.
”Sebagai bukti, Indonesia telah ditunjuk oleh IAEA sebagai Collaborating Centre for Plant Mutation Breeding, menjadi negara kontributor IAEA Peaceful Uses Initiatives, dan menjadi negara penyedia bantuan untuk meningkatkan kapasitas teknis nuklir sejumlah negara dalam kerangka Nuclear Capacity Project yang akan dimulai tahun depan,” tutur Nasir.
DOKUMENTASI PT INUKI–Dari kanan ke kiri, Petugas Keamanan Nuklir Batan Khairul, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, dan Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019).
Nasir juga mempromosikan keunggulan Indonesia di sektor pertanian. Dengan teknologi nuklir, Indonesia telah berinovasi mengembangkan varietas padi dan kedelai unggul yang berkontribusi terhadap pencapaian ketahanan pangan nasional. Begitu juga dengan sektor kesehatan yang juga telah bekerja sama dengan kedokteran nuklir nasional.
”Saat ini, Indonesia dan IAEA bekerja sama mengembangkan kemampuan kedokteran nuklir nasional, khususnya untuk penanganan penyakit kanker,” kata Nasir.–EMILIUS CAESAR ALEXEY
Sumber: Kompas, 21 September 2019