PT Inuki Jajaki Kerja Sama dengan Mitra Potensial di IAEA

- Editor

Senin, 23 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan usaha milik negara PT Industri Nuklir Indonesia atau PT Inuki menjajaki kerja sama dengan beberapa mitra potensial pada ajang Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019). PT Inuki berharap dapat menjalin kerja sama dengan badan usaha internasional yang bergerak di bidang pemanfaatan tenaga nuklir untuk mengembangkan sisi bisnis mereka.

”PT Inuki baru pertama kali diundang untuk mengikuti agenda dalam sidang IAEA. Kami melihat bahwa dunia nuklir internasional sudah sangat maju dan selaras dengan rencana PT Inuki dalam penyebaran Cyclotron dan PET CT Scan,” kata Bunjamin Noor, Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki, Sabtu (21/9/2019) pagi WIB.

DOKUMENTASI PT INUKI–PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menjajaki kerja sama dengan beberapa mitra potensial di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019). Dari kanan, Komisaris Utama PT Inuki Falconi Margono Sutarto, Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada Sidang Umum IAEA, delegasi Indonesia diwakili oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. Hadir juga perwakilan dari Kementrian Luar Negeri, Kementrian Kesehatan, Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan KBRI/PTRI di Wina.

Menurut Bunjamin, Cyclotron dan PET CT Scan merupakan alat untuk kesehatan dengan berbasis tenaga nuklir. PT Inuki sudah mampu memproduksi peralatan kesehatan yang memanfaatkan tenaga nuklir dan mengekspor produknya ke beberapa negara Asia.

DOKUMENTASI PT INUKI–Komisaris Utama PT Inuki Falconi Margono Sutarto (kanan) dan Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019).

Selain memproduksi alat kesehatan berbasis nuklir, kata Bunjamin, PT Inuki juga menyatakan minatnya untuk turut terlibat dalam rencana pemerintah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Saat ini, Batan merupakan badan peneliti yang fokus pada rencana tersebut

Sebelumnya, pada ajang yang sama, Menristek dan Dikti Mohamad Nasir juga berbicara pada Sidang Umum IAEA. Nasir mengatakan, Indonesia telah memperkuat kemampuan safeguards nuklir yang dikembangkan IAEA di kawasan Asia Pacific antara lain melalui keketuaan Indonesia pada Asia-Pacific Safeguards Network (APSN).

Indonesia juga telah memiliki Practical Arrangement dengan IAEA untuk memudahkan kerja sama teknis di antara negara berkembang. Indonesia, kata Nasir, juga memosisikan diri sebagai negara pemberi bantuan.

”Sebagai bukti, Indonesia telah ditunjuk oleh IAEA sebagai Collaborating Centre for Plant Mutation Breeding, menjadi negara kontributor IAEA Peaceful Uses Initiatives, dan menjadi negara penyedia bantuan untuk meningkatkan kapasitas teknis nuklir sejumlah negara dalam kerangka Nuclear Capacity Project yang akan dimulai tahun depan,” tutur Nasir.

DOKUMENTASI PT INUKI–Dari kanan ke kiri, Petugas Keamanan Nuklir Batan Khairul, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, dan Direktur Produksi dan Penjualan PT Inuki Bunjamin Noor di sela-sela Sidang Umum International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-63 di Wina, Austria, yang berakhir Jumat (20/9/2019).

Nasir juga mempromosikan keunggulan Indonesia di sektor pertanian. Dengan teknologi nuklir, Indonesia telah berinovasi mengembangkan varietas padi dan kedelai unggul yang berkontribusi terhadap pencapaian ketahanan pangan nasional. Begitu juga dengan sektor kesehatan yang juga telah bekerja sama dengan kedokteran nuklir nasional.

”Saat ini, Indonesia dan IAEA bekerja sama mengembangkan kemampuan kedokteran nuklir nasional, khususnya untuk penanganan penyakit kanker,” kata Nasir.–EMILIUS CAESAR ALEXEY

Sumber: Kompas, 21 September 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 28 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB