Penduduk dan Sumber Daya Manusia

- Editor

Jumat, 30 Agustus 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Brasil, India, Indonesia, dan Turki adalah empat negara penting di dunia yang akan berperan menjadi penentu tatanan global pada masa mendatang. Amerika Serikat harus bisa merangkul empat negara ini demi tatanan dunia baru yang lebih baik.

Demikian dikatakan Daniel M Kliman dari Lembaga German Marshall Fund of The United States (Kompas, 26 Juli 2013).

Di tengah ketakyakinan akan kemampuan Indonesia dalam banyak segi, pernyataan itu menimbulkan tanda tanya: ”Kok Indonesia? Dari mana jalannya?”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh AS, Indonesia dikelompokkan dalam swing states, negara yang memiliki pengaruh kuat dan berdampak bagi tatanan global karena (salah satunya) jumlah penduduk yang besar. Jadi, jumlah penduduk yang besar itulah yang jadi sumber daya kita paling utama dalam kancah global. Melalui jumlah penduduk yang besar inilah, Indonesia dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas tatanan internasional.

Tidak perlu ditakuti
Jumlah penduduk AS akan terus bertambah hingga tahun 2100. Mengapa AS tak gusar dengan jumlah penduduknya yang besar itu? Mereka menyadari bahwa kelanjutan ekonomi mereka terletak pada keseimbangan proporsi penduduk usia tua dan muda. Ketika umur penduduk semakin panjang, penduduk tua memerlukan penduduk muda bekerja untuk menopang mereka. AS mengantisipasi kelanjutan perekonomian mereka dengan strategi kependudukan.

Salah satu sebab mengapa terjadi krisis ekonomi di Eropa adalah penduduk yang semakin menua. Penuaan ini tak diimbangi kelahiran penduduk muda pekerja yang menjadi sumber daya utama dalam perekonomian.

Jepang adalah negara yang menerapkan program keluarga berencana secara sukarela. Laporan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan memperkirakan penduduk Jepang akan berkurang dari 128 juta jiwa pada 2012 jadi 87 juta jiwa pada 2060. Sebanyak 40 persen penduduk Jepang akan memasuki usia pensiun pada 2060. Pada saat bersamaan, jumlah angkatan kerja (15-60 tahun) akan menyusut jadi setengah dari jumlah penduduk. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan kelangsungan perekonomian Jepang: siapa yang akan menanggung penduduk usia pensiun?

Pada 1980-an China menerapkan kebijakan satu anak. Kebijakan itu memang berhasil menekan jumlah kelahiran, Namun, efek lain yang mengikuti adalah membengkaknya rasio penduduk tua. China Development Research Foundation mengisyaratkan sekarang tiap keluarga diperbolehkan memiliki lebih dari satu anak. Pada 2013 kebijakan baru itu sudah diterapkan di beberapa provinsi dan akan diterapkan secara nasional pada 2015.
Yang mesti dilakukan

Saat ini ekonomi Indonesia bertumbuh 5-6 persen per tahun dan sekitar 60 persen ditopang oleh konsumsi. Jumlah penduduk Indonesia yang besarlah yang mengakibatkan konsumsi besar itu. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sesungguhnya ditopang jumlah penduduknya yang besar. Jumlah penduduk yang besar inilah yang menggoda banyak perusahaan dari luar negeri menjadikan Indonesia pangsa pasar produk mereka.

Tugas pemerintah adalah memandang penduduk sebagai tangan-tangan untuk bekerja. Penduduk adalah sumber daya paling utama. Adalah tidak bijaksana meremehkan kemampuan penduduk untuk menjadi sumber daya pembangunan.

Jumlah dan pertumbuhan penduduk dapat jadi aset atau sumber daya; itu bergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan ekonomi pemerintah, praktik pertanian, dan kemampuan negara memberdayakan penduduk untuk bekerja. Karena penduduk merupakan produsen dan juga konsumen, jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk dapat juga merupakan sebuah tanda dan sumber kekuatan. Pemerintah harus memberikan insentif bagi pertanian, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, dan tenaga kerja pada sektor lain untuk berproduksi maksimal.

Pemerintah harus menjamin fasilitas perumahan dan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk yang kesulitan mendapatkannya. Pemerintah juga harus dapat mengantisipasi dan merespons kecenderungan urbanisasi masif dengan menyediakan fasilitas penunjang kependudukan di perkotaan agar dapat berproduksi secara maksimal.

Pemerintah harus memperbaiki kesempatan pendidikan bagi perempuan dan integrasi yang lebih besar bagi perempuan ke dalam perekonomian. Juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan nasional guna meningkatkan produktivitas.

Pemerintah harus berinvestasi kepada penduduk dan menghormati kemampuan penduduk berpartisipasi dalam pembangunan, serta memandang penduduk sebagai sumber daya utama agar kita dapat berperan dalam tatanan dunia baru yang lebih baik. Masa depan kita adalah jumlah penduduk yang besar itu.

(Omas Bulan Samosir, Dosen Inti Penelitian FEUI)

Sumber: Kompas, 30 Agustus 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 4 Juli 2025 - 17:25 WIB

Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB