Peningkatan Peran Mikrobiologi Lingkungan

- Editor

Selasa, 7 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tenaga ahli laboratorium mikrobiologi di Indonesia sangat kurang, sampai saat ini baru terdaftar 90 orang. Itupun ada di provinsi yang memiliki Fakultas Kedokteran (Surya 23 Juli 1993).

Memang, harus kita akui, pada sant ini peranan ahli mikrobiologi sebagian besar masih bergerak di bidang kedokteran, khususnya sebagai penunjang laboratorium kesehatan. Hal ini, tidak berarti bidangmikrobiologi hanya berkisar di bidang kedokteran saja. Meningkatnya kegiatan di bidang industri akan memicu pula perlunya peningkatan penguasaan pengetahuan mikrobiologi di bidang industri.

Ambil saja yang sederhana, yaitu industri kecil seperti industri tempe. Sadar atau tidak sadar, kita harus mengakui bahwa lezat atau tidaknya tempe yang kita nikmati sehari-hari adalah berkat peranan mikroba yang memproses bahan mentah kedelai menjadi tempe. Industri minuman, misalnya bir, juga memanfaatkan peranan mikroba untuk prosesnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sela untuk proses produksi, mikroba banyak juga dikembangkan unntuk proses pengolahan limbah. Barangkali tidak terlalu sulit memberi contoh mikroba dalam pengolahan limbah ini. Tangki septik di rumah tangga telah cukup lama berperan mengolah air limbah domestik berkat aktivitas mikroba di dalam tanki septik tersebut. Demikian juga proses dekomposisi (pembusukan) pada sampah atau kompos tidak akan berlangsung dengan baik apabila tidak dibantu oleh mikroba tertentu.

Pendeknya, masih banyak bidang lain (selain kedokteran), yang memerlukan ahli mikrobiologi, khususnya ahli mikrobiologi lingkungan. Masalahnya, bagaimana menumbuhkan minat anak didik untuk menyenangi bidang mikrobioldgi ini, sehingga tenaganya cukup tersedia seperti bidang keahlian lainnya.

Mikrobiologi lingkungan
Ilmu mikrobiologi lingkungan, bisa saja disebut sebagai aplikasi dari ilmu mikrobiobiologi. Orang yang menguasai ilmu mikrobiologi, mau tidak mau, tidak bisa lepas dari rutinitas laboratorium. Ini bisa dimaklumi, karena keahlian di bidang ini mutlak memerlukan peralatan bantu (seperti mikroskop dan lain-lain), yang umumnya hanya tersedia di laboratorium. Bagi yang belum pernah memakai mikroskop, barangkali yang terbayang hanya tingkat kesulitannya. Barangkali juga sudah terbayang betapa lelahnya berjam-jam harus memandang lewat mikroskop.

Akan tetapi, bagi yang pernah memakai mikroskop rasanya seperti memandang ”dunia” yang lain. Berjam-jam di belakang mikroskop bukanlah melelahkan, melainkan dapat memperkaya pengetahuan dan meningatkan pengalaman yang akan sangat bermanfaat dalam aplikasi ilmu ini.

Ambil saja contoh aplikasi dalam pengolahan air limbah industri. Teori dan kenyataan menunjukkan, bahwa proses pengolahan limbah (khususnya limbah organik) akan lebih mudah dan murah apabila dilakukan secara biologis (dengan memanfaatkan mikroba pengurai) dibandingkan proses pengolahan fisik dan kimia (dengan penyaringan dan pemakaian bahan kimia). Untuk dapat meningkatkan efisiensi proses pengolahan air limbah ini perlu dipilih mikroba yang sesuai dan pengaturan kondisi lingkungannya, seperti perbandingan jumlah mikroba dengan jumlah bahan yang akan diurai, tersedianya unsur nutrien dan Iain-lain. lni hanya dimungkinkan berhasil dengan baik apabila dilakukan penelitian (percobaan pengolahan), yang tentunya memerlukan tenaga ahli mikrobiologi lingkungan.

Peningkatan peran
Peningkatan peran di sektor lingkungan (selain kedokteran) tidak akan bermanfaat banyak, apabila tenaga yang tersedia masih terbatas. Untuk menunggu sampai jumlah tenaga yang tersedia cukup memadai, barangkali diperlukan waktu pendidikan yang cukup lama. Oleh sebab itu, perlu ditempuh suatu cara yang singkat untuk menghasilkan tenaga ahli yang memadai.

Langkah yang bisa ditempuh ialah dengan mengadakan kursus-kursus singkat tentang mikrobiologi lingkungan untuk berbagai tingkat. Misalnya, untuk keahlian operator yang setingkat dengan D1, D2, D3, D4 dan seterusnya. Pada kursus tersebut, di samping diberikan teori, juga perlu diberikan praktek laboratorium yang cukup memadai.

Dengan praktek laboratorium anak didik (oerator di industri) memperoleh keterampilan yang diperlukan, sekaligus bisa menerapkan teori yang telah diperoleh selama kursus. Dengan tersedianya tenaga yang telah memperoleh pendidikan lewat kursus-kursus ini akan sangat membantu bagi industry yang memerlukan tenaga ahli mikrobiologi lingkungan.

Akan lebih bermanfaat kursus ini dapat bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi yang telah mempunyai tenaga ahli mikrobiologi lingkungan dan juga dengan pihak industri yang mempunyai problem yang berkaitan dengan aplikasi mikrobiologi lingkungan.

Dengan kerja sama ini, akan terjadi transfer of knowledge dengan cepat dan manfaat langsung, di samping itu perguruan tinggi jaga dapat benar-benar secara nyata melaksanakan darma pengabdian masyarakat.

Ir Mohammad Razif, Dosen Teknik Perkapalan ITS, Surabaya

Sumber: Harian Surya, tanpa diketahui tanggal terbitnya

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Anggrek Baru Ditemukan di Pulau Waigeo, Raja Ampat
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Keragaman Makhluk Eksotis Wallacea
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Rabu, 28 Desember 2022 - 16:36 WIB

Anggrek Baru Ditemukan di Pulau Waigeo, Raja Ampat

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB