Mengatasi Mesin yang Berisik

- Editor

Jumat, 26 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MESIN mobil yang baru saja diservis, biasanya akan bekerja dengan halus, putaran stasionemya mulus tanpa ada suara berisik yang menjengkelkan. Meski demikian, banyak juga mesin yang baru saja diservis atau di tune-up masih saja berisik. Yang jelas, jika komponen mesin sudah aus, maka semuanya pasti akan berisik. Parahnya lagi, jika suara berisik ini bercampur baur dengan suara tidak normal yang lain, sudah barang tehtu akan semakin sulit dideteksi dan ditelusuri penyebabnya.

BAGI pemilik mobil yang masih awam, tidak mungkin bisa mendeteksi kelainan pada mesin. Satu-satunya jaIan, hanya meminta bantuan montir atau atau ahli mekanik yang sudah berpengalaman.

Bunyi ketukan
Bunyi tidak normal yang sering terjadi pada mesin mobil adalah munculnya atau terdengarnya bunyi ketukan. Jika bunyi ketukan ini terdengar teratur, biasanya disebabkan oleh sistem klep atau katup. Pada putaran mesin rendah, bunyi ketukan ini nyaris tidak begitu terdengar. Namun ketika putaran mesin ditingkatkan, bunyi ketukan itu akan semakin terdengar dengan jelas dan keras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mengatasi bunyi tidak normal ini, siapkan stetoskop khusus, dan jika tidak tersedia, gunakan sepotong selang karet yang ditempelkan pada tutup klep. Jika bunyi ketukan itu masih terdengar, bukalah tutup klep dan periksa dengan teliti. Pada mobil-mobil dengan hydraulics lifter, suara berisik pada saat mobil diasut (distrat) adalah wajar, dan tidak perlu dirisaukan.

Jika untuk mengatasi bunyi ketukan ini diperlukan waktu relatif lama, periksalah ketinggian minyak pelumasnya. Minyak pelumas yan terlalu rendah, juga bisa mengaklbatkan keausan pada tuas lifter. Kemudian, bukalah tutup klep dan periksa apakah ada genangan oli. Jika tidak, Anda harus memeriksa semua saluran oli, mungkin ada yang tersumbat. Untuk membersihkannya, gunakan solven yang banyak dijual di toko-toko suku cadang. Gejalanya, bisa dilihat dari bagian komponen yang aus karena pelumasan yang tidak sempurna.

Bunyi ketukan akibat kerusakan pada hydraulic lifter dapat pula disebabkan lifter-nya bocor atau klepnya harus diganti. Untuk itu, Anda harus melokalisir bagian yang rusak dengan menggunakan stetoskop atau selang plastik. Jika pemeriksaan mengarah pada suatu bagian komponen, lanjutkan dengan pemeriksaan ulang. Gunakan obeng untuk menekan. Jika tingkat kebisingan berubah, berarti di baglan itulah yang terjadi kerusakan.

Pada mesin berisik karena klep aus, pemeriksaan bisa dilakukan dengan cara praktis. Tekanlah rocker arm dengan sebatang kayu yang dilapisi karet, atau sisipkan feeler gauge di antara klep dan rocker arm. Bila bunyi berisik menurun, periksa barangkali bagian rocker arm-nya sudah aus.

Stelan celah katup
Tidak jarang, bunyi berisik pada mesin mobil disebabkan oleh stelan celah katup terlalu longgar. Untuk mengatasinya, stel klep sesuai spesifikasi pabrik, karena bila penyetelan celah katup terlalu besar, akan menimbulkan suara ”bising” pada mesin, dan masa kerja katup hisap dan katup buang akan kacau.

Sebaliknya, bila celah katup terlalu kecil, katup-katup cenderung dalam keadaan terangkat yang menyebabkan kemampuan mesin menurun (masa kerja katup hisap dan katup buang tidak sempurna, dan kompresi mesin menjadi berkurang).

Adapun cara menyetel klep dan besarnya celah klep pada masing-masing mobil berbeda-beda. Misalnya, untuk mobil Toyota Kijang, celah hisapnya 0,20 mm dan celah katup buang 0,30 mm. Sedangkan untuk Toyota Twin Cam (DOCH)16 katup, celah katup hisap 0,15 mm-0,25 mm dan celah klep buang 0,20 mm- 0,30 m.

Mengenai urut-urutan atau langkah penyetelan celah katup ada mesin Twin Camp atau DOHC double over head camshaft) adalah sebagai berikut.

  1. 1. Lepaskan tutup kepala silinder berikut gasketnya.
  2. Periksalah celah katupnya. Posisikan silinder nomor 1 ada titik mati atas (TMA) pada langkah kompresi. Putarkan puli poros engkol (crankshaft) dan cocokkan tanda yang ada di puli dengan tanda “0” yang ada pada tutup timing belt.
  3. Periksa lifter katup silinder No 1 dalam keadaan longgar, dan lifter katup silinder No 4 dalam keadaan tertekan. Bila ini tidak terjadi, putarlah poros engkol satu putaran (360 derajat) dan cocokkan tandanya sekali lagi.
  4. Ukurlah celah katup dengan feeler. Catatlah hasil pengukurannya. Hasil yang menyimpang dari spesifikasi digunakan untuk menentukan ketebalan shim pengganti. Celah katup (diukur dalam keadaan dingin). Katup hisap 0,15 m-0,25 m, katup buang 0,20 mm 0,30 mm. Putar poros engkol satu putaran penuh (360 derajat), kemudian lakukan pengukuran untuk klep-klep lainnya.
  5. Putar poros engkol atau kruk as satu putaran dan lakukan pencocokan. Lakukan pengukuran celah klep bagi klep-klep yang diberi tanda. Penyetelan celah klep dengan menggunakan kunci khusus (SST) A, tekan lifter kemudian pegang dengan menggunakan SST B. Nomor SST 09248-55010.
  6. Lepaskan shim yang terpasang dengan obeng kecil dan obeng magnet. Untuk mempermudah saat melepas shim, posisikan SST B sedemikian rupa sehingga tersedia ruang untuk pencabutan shim.
  7. Tentukan ukuran shim pengganti dengan rumus di bawah ini atau dengan melihat grafik yang tertera pada buku manual Pedoman Reparasi. Gunakan mikrometer dan ukur tebal shim yang baru dilepas.
  8. Hitung tebal shim yang baru, sehingga celah katup ada pada spesifikasi. T = tebal shim lama, A = celah klep terukur, N = tebal shim baru. Untuk klep hisap, rumusnya N = T + (A 0,20m m), sedang untuk klep buang N = T + (A.. 0,25 mm).
  9. Pilihlah tebal shim yang paling mendekati dan berdasarkan hasil perhitungan. Lakukan penyetelan celah katup (klep) pada mesin Twin Cam/DOHC setiap dua tahun atau mobil telah menempuh jarak 40.000 km.
  10. Pasang kembali tutup kepala silinder dan pastikan gasketnya dalam kondisi baik (tidak bocor).

Rantai mesin rusak
Bunyi berisik seperti ketukan logam, bisa juga terjadi ”tidak” pada klep, tetapi bunyi itu berasal dari bagian/ komponen lain yang telah aus atau rusak. Misalnya, ketika mobil distarter mengeluarkan bunyi berisik seperti ketukan logam atau logam beradu. Bila pedal gas ditekan atau ditunggu beberapa saat, suara berisik itu menghilang. Atau biasanya, berisik timbul ketika mobil diparkir cukup lama atau di pagi hari. Bunyi itu berasal dari rantai mesin atau timing chain yang telah aus.

Akibatnya, pasokan bahan bakar terlambat, waktu pengapian tidak pernah tepat meski sudah distel. Tenaga pun menjadi melorot. Rantai mesin atau awam menyebutnya rantai kenteng ini fungsinya meneruskan putaran dari poros engkol (crankshaft) ke poros nok (camshaft) dan selanjutnya menggerakkan mekanisme klep/ katup.

Kerusakan pada rantai mesin, biasanya disebabkan oleh umurnya yang sudah tua atau telah dipakai lebih dari 100.000 km. Bahkan, pada beberapa mobil kelas menengah dan mobil niaga yang relatif baru, banyak yang rantainya cepat rusak. Ini disebabkan cara perawatan dan pemakaian yang kurang baik. Misalnya, mobil yang sudah lama nongkrong di garasi, sering tidak dipanasi lebih dahulu saat akan dipakai, atau pemiliknya sering terlambat mengganti oli mesin. Faktor lain, cara mengemudi yang kasar dan mobil sering digeber.

Komponen rantai mesin bila direntangkan dengan alat pada tarikan 5 kg, menunjukk angka 272,7 mm.

Pengencangan rantai (chain tensioner) juga berfungsi sebagai peredam getaran (vibrasi). Ketebalan pengencangan rantai bila diukur dengan feeler gauge adalah 12,1 mm. Sedang peredam getaran rantai tebalnya 4,0 mm. Lalu dua buah gigi sproket yang berdiameter 114 mm, pada poros nok (kam). Sedangkan yang kecil 59 mm pada poros engkol atau kruk-as.

Untuk menggantinya Anda bisa melakukan sendiri dengan peralatan yang tidak begitu banyak, seperti kunci ring, kunci sok 10 mm dan 17 mm, obeng, kunci Inggris, kunci momen, dongkrak, penyangga mobil (stand jack), tracker puli poros engkol, palu ukuran sedang dan pipa.

Sebelum melakukan penggantian, pastikan posisi persneling mobil dalam keadaan netral. Buang semua oli yang ada di karter oli atau di dalam mesin. Jika mobil Anda memakai AC, lepaskan pegangan kompresor AC, kemudian lepaskan tali kipas dengan mengendurkan baut-baut pengunci dengan kunci pas, sehingga alternator dapat digerakkan. Buka keempat baut pemegang kipas dengan kunci sok 10 mm. Pegang puli kipas agar tidak jatuh. Gunakan kunci sok untuk membuka baut-baut karter oli, lalu lepaskan, dan jangan lupa tampung oli bekas itu dengan ember atau kaleng. Buka puli poros engkol dengan kunci sok 17 mm. Sebelum dibuka, tahan poros engkol dengan obeng min besar. Buka baut puli poros engkol. Lepaskan puli dan gunakan tracker puli dan ketok dengan palu secara perlahan dan pipa sampai keluar.

Pekerjaan berikutnya, buka beberapa baut penutup rantai. Caranya, sodok penutup rantai dengan. obeng. Lalu buka baut pengunci gigi sproket poros engkol dengan cara mengungkitnya pakai obeng. Buka baut pengunci rantai (tensioner damper) dan peredam getaran dengan kunci sok.

Sebelum pemasangan, pen poros engkol (kruk as) harus menghadap ke posisi tegak lurus ke atas. Gunakan kunci Inggris untuk memutar setang kruk as. Saat pemasangan, perhatikan tanda-tanda timing-nya yang dibedakan dengan warna. Rantai berwarna kehitaman, namun dua mata rantai berwarna kuning emas. Pada kedua gigi sproket terlihat titik agak dalam. Luruskan tanda-tanda timing pada rantai dengan gigi sproket. Pasang rantai timing dan gigi sproket bersamaan, lalu kencangkan dengan kunci momen. Pasang pengencang dan peredam getaran, lalu kencangkan. Bila gasket penutup rantai gasket oli depan poros engkol telah aus, ganti dengan yang baru.

Pasang kembali semua komponen itu, dan ukur ketegangan rantai timing. Untuk mobil Toyota Kijang, ketegangan berkisar antara 7-13 mm. Idealnya, rantai mesin harus diganti setiap dua tahun sekali, setelah menempuh jarak 40.000 km. Tetapi, ada juga pabrik mobil yang merekomendasi penggantian rantai mesin (timing chain) setiap empat tahun sekali. Semuanya terserah Anda.

Bunyi mencuit
Bunyi tidak normal lain yang paling sering terjadi di ruang mesin adalah bunyi mencuit atau berderit. Biasanya, bunyi mencuit ini disebabkan adanya kelainan pada tali kipas. Itu sebabnya, setiap terdengar bunyi mencuit atau berderit, pemilik mobil atau montir selalu memeriksa tali kipas. Padahal, masih ada bagian lain yang bisa menimbulkan bunyi itu.

Untuk mengatasinya, coba periksa tali kipas. Putar bagian dindingnya, perhatikan apakah tidak retak-retak atau tali kipas tinggal kulit luar yang mengkilat. Periksa juga, mungkin ada bagian tali kipas yang terkena pelumas/oli, atau mungkin tali kipas itu melintir. Biasanya, hal ini disebabkan dudukan puli tidak segaris.

Periksalah tegangan tali kipas. Cara lama dengan menekan bagian tali kipas dengan menggunakan jari tangan. Untuk memperoleh hasil pemeriksaan akurat, gunakan alat belt tension gauge, anda akan memperoleh ukuran tegangan yang sebenarnya dan bisa dibandingkan dengan spesifikasi pabrik.

Jika tali kipas kendor, cukup dikencangkan sesuai spesifikasi yang dianjurkan pabrik. Pengencangan yang berlebihan bukan hanya memperpendek usia pemakaian tali kipas, tetapi juga mempercepat kerusakan pada bantalan puli. Hidupkan mesin selama 15 menit, dan periksa ulang tegangan tali kipas, apakah berubah atau tidak.

Tali kipas yang kelihatan kencang dan dalam kondisi bagus, tidak selalu menjamin akan berfungsi baik. Semprotkan larutan stop slip khusus tali kipas dan dengarkan. Jika bunyi mencuit hilang, berarti tali kipas itu perlu diganti. Soalnya, pelarut stop slip itu hanya berfungsi sementara untuk mengatasi slip pada tali kipas.

Bunyi berderit lain, bisa juga disebabkan bantalan berbagai aksesori sudah aus. Anda bisa mengetesnya dengan stetoskop pompa air, cekat dekat puli. Tetapi bunyi mencuit atau berderit ini bisa juga disebabkan oleh kompresor AC. Jika tali kipas baik, segera cek kemungkinan penyebab lain.

Bila AC dimatikan, bunyi mencuit lebih keras, berarti penyebabnya adalah bantalan puli sudah aus. Sedangkan bila bunyi mencuit lebih keras saat AC hidup, penyebabnya bantalan kompresor atau seal poms kompresor telah aus.

Sementara itu, bunyi berisik atau gemertak yang hanya terdengar sekali saat mesin digeber, biasanya disebabkan pucuk baling-baling kipas pendingin menyentuh radiator atau pelindung kipas. Hal ini terjadi pada mobil dengari sistem PRB (penggerak roda belakang). Penyebabnya yaitu dudukan mesin yang kendor atau karetnya retak. Akibatnya, mesin bergerak ke depan saat pedal as diinjak secara mendadak. Jika dudukan mesin kendor, cukup dikencangkan kembali. Dalam hal mesin bergerak pada batas normal, Anda cukup mengendorkan penutup atau pelindung kipas pendingin dan meluruskan dudukannya.

Namun, jika bunyi mencuit, berderit, berisik dan bunyi tidak normal lainnya datang dari dalam mesin, kemungkinan besar disebabkan lengan penekan katup (rocker arm) mobil sudah aus. Untuk mengatasinya, gantilah dengan rocker arm yang baru.(Amnen Nugroho, peminat otomotif)

Sumber: KOMPAS, KAMIS, 24 AGUSTUS 1995

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 184 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB