DESAIN modern merupakan keseluruhan proses pemikiran yang akan membentuk sesuatu dengan menggabungkan fakta, konstruksi, ftmgsi, dan estetika. Desain adalah suatu konsep untuk memecahkan fenomena bentuk, bahan, teknik, rupa, pemakaian dan fungsi guna yang dinyatakan dalam bentuk dan gambar. Semuanya itu diabdikan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Akibat perkembangan kegiatan desain itu, maka tugas para desainer pun dispesifikasikan lagi sesuai dengan bidang masing?masing. Antara lain, desain grafis atau desain komunikasi visual, desain intehor, desain produk, dan desain tekstil.
Desain grafis biasajuga disebut desain komunikasi visual misalnya, wilayah jelajahnya relatif luas. Mulai dari perencanaan cover dan pembuatan ilustrasi buku, majalah, koran, kalender, brosur, leaflet, stationary, administrasi dan sales kit, seminar kit, sign system, identity televition, web design, logo, corporate identity, brandname, kemasan, poster, dan banyak lagi raganinya. Tetapi yangjelas, desain grafis erat kaitannya dengan proses cetak. melalui media cetakan ini, desain grafis berfungsi sebagai jembatan penghubung antara para pihak yang berkepentingan di dalam dunia bisnis dan hal?hal yang berkaitan dengan media komunikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dewasa ini, desain grafiss diyakini sebagai sebuah karya seni rupa yang padat teknologi, mempunyai dampak sangat komprehensif kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran. Mengapa? Karena keberadaannya mampu menginformasikan produk baru kepada audience. Ia mempunyai kharisma kepada konsumen untuk diajak membeli dan menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan kepadanya. la juga piawai merangsang khalayak untuk berpikir perihal sesuatu yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Dengan demikian, ketika luta mengenal dan menggeluti desain grafis, maka kita seolah?olah menjadi malaikat pewarta. kabar gembira kepada segenap manusia dalam bentuk komunikasi visual yang mencakup segala bidang kehidupan manusia, baik dengan target komersial maupun tujuan sosial.
Mitos desain grafis dan orang yang menggeluti profesi itu tidak semata?mata hanya seseorang yang jagoan ‘menyetir’ komputer grafis dengan segala program-programnya dan piawai membuat berbagai ilustrasi menggunakan rapido, pensil warna, cat poster, dan airbrush. Tetapi yang lebih hakiki, ia seorang perancang, pencetus dan penemu ide pertama.
Agar mempunyai semangat sebagai seorang perancang yang selalu mencetuskan, menemukan ide?ide brilian dan selalu tampil dengan nuansa kebaruan (novelties), maka konsep pendidikan tinggi desain grafis harus senantiasa mengedepankan aktivitas proses belajar mengajar yang berfondasikan pada unsur kreativitas dan inovasi. Artinya, sebuah proses mental, tahapan berpikir yang mampu memunculkan ide?ide baru dan bila diaplikasikan secara praktis akan menghasilkan cara?cara yang lebih efisien.
Orang?orang kreatif dan inovatif menurut Aryatmo Tjokronegoro (1997) biasanya berpikir secara kovergen dan divergen. Perkawinan dari dua konsep pemikiran itu akan menghasilkan berbagai fantasi dan imajinasi dahsyat, yang keberadaannya sangat berguna untuk melahirkan ide pada karya?karya desain bermutu.
Parameter keberhasilan sebuah proses kreatif dan inovatif di lingkungan pendidikan tinggi desain grafis bisa dihhat manakala para peserta. didik mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap pemecahan masalah komumkasi (verbal dan visual), lancar dan orisinal dalam berpikir kreatif, fleksibel dan konseptual. Selain itu, cepat mendefinisikan dan mengelaborasikan berbagai macam persoalan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di segala bidang.
Ketika proses kreatif dan inovatif itu sudah menancap di benak peserta didik sebagai sebuah ideologi, maka keberadaannya diharapkan bisa menjadi agen perubahan dan pioneer pembaruan dalam mencetuskan dan menghasilkan berbagai macam ide yang dituangkan pada karya desain grafis yang kampiun.
Oleh Sumbo Tinarbuko, Penulis, Staf Pengajar Komunikasi Visual FSR ISI Yogya dan Peneliti pada Lembaga Studi Kajian Desain Komunikasi Visual
Diambil dari Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2001