Teknologi Modifikasi Cuaca Antisipasi Banjir Jakarta

- Editor

Minggu, 20 Januari 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Salah satu metode yang dilakukan ialah dengan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa  Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah upaya manusia untuk melakukan intervensi terhadap proses yang terjadi dalam awan dan atau lingkungannya.

“Di alam, terdapat kondisi di mana awan dengan sangat cepat berproses menjadi hujan. Ada pula awan yang sulit atau perlu proses lama untuk menjadi hujan,” terang Seto melalui pernyataannya yang diperoleh Okezone, Jumat (18/1/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut ia mengungkapkan, selain awan memerlukan proses lama untuk menjadi hujan, terdapat pula awan yang buyar tidak menjadi hujan. “Dengan mempelajari proses-proses alam tersebut, maka TMC berupaya mengondisikan awan dan atau lingkungannya seperti proses alami tersebut,” imbuhnya.

Ia meyakini bahwa TMC bisa digunakan untuk mengurangi curah hujan yang berlebih, yang mengakibatkan banjir.

“Untuk kasus Jakarta, banjir terjadi ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi daerah aliran sungai (DAS) yang melingkupi Jakarta (DAS Ciliwung, DAS Pesangggrahan, DAS Cisadane, dan lain-lain), baik di bagian hulu (Bogor) maupun hilir (Jakarta), apalagi jika di hulu dan hilir,” jelasnya.

Prinsip TMC ini antara lain, mempercepat proses awan menjadi hujan terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki DAS. Dengan demikian, awan-awan tersebut akan turun menjadi hujan sebelum masuk DAS.

Bahkan menurutnya, awan-awan yang tumbuh di Jakarta juga bisa dipercepat proses hujannya agar tidak sempat menjadi awan yang sangat besar dan menjadi hujan yang banyak. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat terbang dan bahan semai powder.

Selain itu, prinsip TMC juga diterapkan guna mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DAS, agar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS. Metode ini diekskusi menggunakan peralatan darat dan atau pesawat berbahan semai flare.

Prinsip TMC juga dapat “menyulitkan” pembentukan awan besar (cumulonimbus), sehingga curah hujan yang turun ke permukaan tanah akan berkurang. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat yang mampu terbang pada ketinggian di atas 20 ribu kaki dengan menggunakan bahan semai inti es.

Ia mengatakan, teknologi ini diperkirakan akan mampu mengurangi curah hujan di DAS Jakarta lebih dari 30 persen. “Pengalaman penerapan teknologi ini di Jakabaring Palembang pada saat SEA GAMES 2011, menunjukkan hasil yang sangat memuaskan,” pungkasnya. (fmh – Ahmad Luthfi – Okezone)

Sumber: Okezone.com, Sabtu, 19 Januari 2013 05:31 wib

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB