Kompetensi SDM Bidang Penginderaan Jauh Perlu Ditingkatkan

- Editor

Rabu, 1 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketersediaan data yang lengkap dan akurat mendukung keberhasilan pembangunan. Namun, jumlah dan kualitas sumber daya manusia pengelola data masih perlu ditingkatkan agar kebutuhan data nasional dapat terpenuhi.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Nasional Thomas Djamalauddin mengatakan, kompetensi sumber daya manusia (SDM) harus terus dibina agar layanan data penginderaan jauh (inderaja) semakin baik. “Tujuannya agar kami bisa memenuhi kewajiban sebagai penyedia data inderaja,” kata Thomas saat membuka seminar nasional Penginderaan Jauh 2018, di Depok, Selasa (31/7/2018).

Data terakhir Lapan tahun 2018 menunjukkan, dari 216 orang yang bekerja di bidang penginderaan jauh, ada 32,4 persen yang jenjang pendidikannya di bawah tingkat sarjana. Adapun 43,5 persen dari jumlah total SDM yang bekerja di bidang penginderaan jauh itu kini berusia di atas 50 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski kebutuhan terus meningkat, tenaga yang mampu meriset, mengolah, dan menganalisis data inderaja masih terbatas. “Selain kebutuhan peningkatan ketersedian sarana dan anggaran, peningkatan kompetensi SDM perlu ditingkatkan agar mendukung ketersedian data inderaja yang lengkap dan akurat,” kata Deputi Bidang Inderaja Lapan Orbita Roswintiarti.

PANDU WIYOGA UNTUK KOMPAS–Kepala LapanThomas Djamalauddin (memegang mikrofon), Direktur Pendidikan Tinggi Iptek dan Kebudayaan Kementerian PPN Amich Alhumami (kedua dari kiri), dan Deputi Bidang Inderaja Lapan Orbita Roswintiarti (pojok kanan) saat menghadiri konferensi pers di sela-sela Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2018, di Depok, Selasa (31/7/2018).

Direktur Pendidikan Tinggi Iptek dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amich Alhumami menambahkan, peningkatan mutu SDM harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia bidang iptek. “Kita harus segera mencontoh China dan Korea Selatan yang menunjukkan keseriusannya membina SDM guna memajukan iptek,” ucapnya.

Penyedia tunggal
Melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi tinggi, Lapan ditunjuk sebagai penyedia tunggal data inderaja resolusi tinggi. Dalam instruksi itu disebutkan Lapan merupakan penyedia tunggah data inderaja resolusi tinggi.

“ Sejak Lapan menjadi penyedia tunggal data inderaja resolusi tinggi, pengeluaran untuk membeli citra satelit bisa dihemat,” ujar Thomas. Ia menyatakan, biaya tahunan pembelian citra satelit bisa ditekan menjadi Rp 500 miliar dari sebelumnya Rp 3 triliun. Hal itu dimungkinkan karena tidak ada lagi kementerian atau lembaga pemerintah lain yang mengeluarkan biaya untuk mendapat data citra satelit yang sama.

Kebutuhan data nasional untuk mendukung pembangunan nasional kini semakin banyak. Untuk itu, Lapan membangun Bank Data Penginderaan Jauh Nasional dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional sebagai upaya penyedian data dan informasi secara menyeluruh. “Kedua program itu saat ini menjadi program prioritas Lapan guna mempercepat pembangunan nasional,” kata Thomas.

Kendati demikian, Thomas mengakui anggaran iptek di Indonesia yang rendah jika dibanding negara lain membuat Lapan harus menerapkan strategi prioritas program agar tugas dan fungsi Lapan tetap bisa berjalan. “Tantangannya memang soal bagaimana tetap menjalankan tugas dengan semestinya menggunakan dana yang tersedia,” ujarnya.

Sejumlah peneliti dan akademisi yang hadir dalam seminar itu turut mempresentasikan hasil penelitian mereka dengan memanfaatkan data inderaja. Melalui data inderaja yang tersedia, mereka mengkaji beberapa tema terkait target pencapaian pembangunan nasional, yaitu ketahanan pangan, pembangunan infrastruktur dan mitigasi bencana. (PANDU WIYOGA)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 1 Agustus 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB