Universitas Sebelas Maret Solo bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) mulai memproduksi sel baterai lithium ion. Satu unit perangkat baterai itu memiliki kapasitas 3 kWh yang bisa menggerakkan sepeda motor listrik hingga sekitar 70 kilometer.
“Pada tahap pertama dari sisi rencana, 1.000 unit sel baterai diproduksi per hari untuk menyuplai kebutuhan sepeda motor listrik Gesits,” kata Rektor Universitas Sebelas Maret Solo, Ravik Karsidi, di sela-sela peluncuran unit produksi baterai lithium ion, hasil kerja sama UNS dengan PT Pertamina (Persero) di Solo, Jumat (13/7/2018).
Kapasitas produksi baterai secara bertahap ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan produksi sepeda motor listrik Gesits yang dirancang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Untuk itu, UNS dan Pertamina selaku investor akan membangun pabrik. “Selain untuk produksi, pabrik itu untuk teaching factory,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Isi ulang
Ketua Tim Peneliti Baterai Lithium UNS Agus Purwanto mengatakan, saat ini UNS memiliki fasilitas produksi baterai dengan kapasitas terpasang 3.000-5.000 sel baterai lithium ion (LIB) per hari. Hingga akhir tahun, pihaknya akan memproduksi 1.000 sel baterai per hari.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menjajal prototype GESITS (Garasindo Electric Scooter ITS) seusai launching perdana Gedung Riset Mobil Listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya (3/5/2016). Universitas Sebelas Maret Solo bekerja sama dengan PT Pertamina mulai memproduksi sel baterai lithium ion untuk sepeda motor listrik GESITS buatan ITS. –Kompas/Bahana Patria Gupta
Baterai yang dikirimkan ke ITS jenis NCA (nikel kobalt alumunium oksida). Jenis baterai ini bisa dilakukan pengisian daya ulang 250 kali. “Setiap minggu kami akan mengirim 5.000 sel baterai ke ITS,” kata Agus.
Setiap minggu kami akan mengirim 5.000 sel baterai ke ITS.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina Gigih Prakoso memaparkan, Pertamina menginvestasikan dana Rp 11 miliar untuk pengembangan teknologi baterai lithium ion dan berproduksi bersama UNS. Pihaknya juga menginvestasikan Rp 9 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik bersama ITS.
Pengembangan baterai listrik ini sesuai dengan peta jalan Pertamina 2030 yaitu mengembangkan bisnis migas serta energi baru terbarukan. “Pembuatan baterai jadi bisnis strategis ke depan bagi Pertamina sebagai perusahaan energi,” ujarnya.
Menurut Kepala Tim Pengembangan Kendaraan Listrik ITS Muhammad Nur Yuniarto, satu unit sepeda motor listrik butuh 240 sel baterai buatan UNS. Baterai itu memiliki daya listrik 3 kWh. “Kami uji jarak tempuhnya bisa sekitar 23 kilometer per kWh. Jadi dengan baterai terisi penuh 3 kWh, bisa menempuh jarak 69-70 km sekali pengisian listrik,” katanya.-ERWIN EDHI PRASETYO
Sumber: Kompas, 14 Juli 2018