Sel Punca Hambat Proses Penuaan

- Editor

Kamis, 12 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pusat Pengembangan dan Penelitian Stem Cell Universitas Airlangga meneliti sel punca untuk menghambat penuaan. Sel punca berupa serum itu akan diproduksi pada 2019.

Serum dari sel punca untuk menghambat penuaan akan mulai diproduksi secara massal pada 2019. Produk itu diklaim bermutu sama dengan produk serupa dari luar negeri dengan harga lebih murah.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Purwati mengatakan, produk metabolit sel punca memasuki tahapan pendaftaran produk di Badan Pengawas Obat dan Makanan. Setelah tahap pendaftaran selesai, produk itu akan memiliki izin edar sehingga bisa diproduksi secara massal oleh PT Phapros.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Setelah riset selama enam tahun, awal 2019 serum antipenuaan akan diproduksi dan diedarkan ke masyarakat,” kata Purwati pada peresmian Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair, Rabu (11/7/2018), di Surabaya.

Sel punca atau sel induk mampu membelah diri secara asimetris sehingga menjadi sel berbeda dan bisa memperbarui diri. Ada dua jenis sel punca, yakni dari tubuh pasien sendiri (autologous) dan sel punca dari orang lain (allogenic) (Kompas, 5/2/2018).

–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (paling kiri) menyaksikan proses penggunaan formula anti penuaan dari sel punca di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Rabu (11/7/2018).–KOMPAS/IQBAL BASYARI (SYA)–11-07-2018

Formula antipenuaan inovasi dari Unair dan Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya, ini diklaim efektif menghambat penuaan sel dengan menghambat inflamasi, menstimulasi peremajaan kulit, memicu produksi kolagen, dan mencegah kematian sel. Produk ini berupa serum yang dioles di wajah. ”Tentu dengan pengawasan dari dokter,” ucapnya.

KOMPAS/IQBAL BASYARI–Formula anti penuaan, produk metabolit sel punca inovasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga.

Plasenta
Sel punca untuk produk ini berasal dari plasenta bayi dari ibu hamil. Sebelum dipakai untuk pembuatan serum antipenuaan, sel punca dari plasenta dipastikan bersih serta tak terpapar bakteri dan virus. Pengambilannya melalui pembedahan. Harga serum antipenuaan produksi dalam negeri ini diperkirakan lebih murah hingga lima kali dibanding produk serupa dari luar negeri.

Potensi pasar produk antipenuaan ini besar karena banyak orang ingin memiliki wajah awet muda. Menurut kajian industri serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, potensi penjualan produk ini dalam 16 tahun Rp 18,6 triliun. ”Kami siap memproduksi 300 liter selama 2019 dan bisa naik setiap tahun karena permintaan tinggi,” ucapnya.

Kami siap memproduksi 300 liter selama 2019 dan bisa naik setiap tahun karena permintaan tinggi.

Sel punca menjadi harapan baru dunia kedokteran saat perkembangan kedokteran internasional beralih dari bahan sintetis jadi biologis. ”Ini sejalan dengan Revolusi Industri 4.0,” ucapnya.

Hingga kini, lebih dari 600 pasien menjalani metode terapi memakai sel punca di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya. Mereka umumnya adalah pasien diabetes melitus dengan tingkat perbaikan 30-100 persen.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap pengembangan sel punca memberi kontribusi bagi dunia kesehatan. Sejak 2016, pihaknya membantu riset sel punca lewat pemberian anggaran pengembangan sumber daya manusia, riset, dan laboratorium.

Anggaran pengembangan sel punca naik dari Rp 2,9 miliar pada 2017 menjadi Rp 9,3 miliar pada 2018. ”Kami memberi perhatian pada riset sel punca agar menghasilkan produk bermutu dan tak kalah bersaing dengan produk dari luar negeri,” ucapnya.–IQBAL BASYARI

Sumber: Kompas, 12 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB