Tim Mino Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi di tingkat dunia dengan menjuarai kompetisi dunia bertajuk Ideas for Action 2018. Inovasi yang mereka kembangkan terpilih menjadi yang terbaik mengalahkan 2.100 proposal proyek dari 13.000 inovator muda dalam 4.000 tim dari 162 negara.
Kompetisi Ideas for Action merupakan program tahunan, gabungan dari World Bank Group dan The Zicklin Centre for Business Ethics Research di Wharton Schoo-University Pensylvania, Amerika Serikat. Ajang ini merupakan platform pengetahuan yang menghubungkan para peneliti dan pemimpin muda dunia yang memiliki keseriusan terhadap perkembangan masa depan dunia untuk berpartisipasi merancang ide dan mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Beranggotakan Muhammad Nabil Satria Faradis dan Fajar Sidik (alumni Teknik Mesin), Untari Febrian Ramadhani (alumnus ekonomi dan Bisnis), serta Monika Sekar Melati Istanto (Manajemen), Anindtyo Agung Baskoro (Teknik Mesin), dan Muhammad Nur Ardian(Teknik Mesin), tim sukses memenangkan kompetisi dengan mengusung teknologi MINO Microbubbles. Tim yang sama mencatatkan diri sebagai juara dunia lomba inovasi ketahanan pangan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) 2016 di Kamboja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kompetisi berlangsung online dan peserta diminta merancang ide untuk membiayai dan mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan,”kata Nabil saat dihubungi Minggu (24/6/2018).
ARSIP UGM–Tim Mino Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi di tingkat dunia dengan menjuarai kompetisi internasional bertajuk Ideas for Action 2018.
Nabil menyebutkan teknologi Mino Microbubble Generator yang mereka ajukan dikembangkan untuk mendorong produksi budidaya ikan. Penerapan teknologi ini mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air sehingga mempercepat pertumbuhan ikan. Sementara sistem lain yang telah ada hanya mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut sebanyak 3-4 part per million.
“Dengan teknologi ini terbukti mampu memperpendek masa panen ikan dan meningkatkan hasil ikan hingga 40 persen,”jelasnya.
Inovasi yang dirintis sejak tahun 2016 silam ini telah diaplikasikan oleh kelompok petani ikan Mino Ngremboko di Bokesan, Sleman, Yogyakarta. Hingga kini Mino telah dikembangkan dalam tiga generasi. Mino dinilai sebagai inovasi yang dapat membantu para petani ikan dalam meningkatkan hasil panen ikan.
Atas kemenangan ini, tim MINO diberi kesempatan untuk mempresentasikan dan menyajikan ide-ide mereka selama Pertemuan Tahunan IMF & Bank Dunia. Disamping itu juga berkesempatan menerima dukungan dan mengunjungi akselerator startup di Wharton School – University of Pennsylvania, Amerika Serikat.–CORNELIUS HELMY
Sumber: Kompas, 25 Juni 2018