Limbah cangkang udang selama ini kurang termanfaatkan. Bahkan, limbah tersebut umumnya dibuang begitu saja karena dianggap tidak memiliki manfaat apa pun dan tidak bernilai ekonomi.
Namun, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta justru berhasil mengolah limbah tersebut untuk mengurangi penyebaran bakteri di jamban atau kloset duduk.
Produk closet sanitizer ini dikembangkan lima mahasiswa UGM. Mereka adalah Andita Palupi (Jurusan Perikanan 2015), Muthia Restiningsih (Perikanan 2016), Nafis Endiana Ramadhanti (Perikanan 2016), Nuzulia Izmi (Perikanan 2016), dan Sigit Fitriyanto (Kimia 2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebersihan jamban
Andita menjelaskan, pengembangan produk ini berawal dari keprihatinan terhadap kebersihan kloset duduk di tempat publik yang kurang dijaga kebersihannya dan bisa membahayakan kesehatan penggunanya seperti infeksi kulit. Untuk itu, ia dan keempat rekannya mencoba mencari solusi untuk mengatasi persoalan itu.
HUMAS UGM/FIRSTO ADI PRASETYA–Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menunjukkan hasil temuan mereka, pembersih jamban, yang berasal dari limbah cangkang udang, Kamis (7/6/2018), di Yogyakarta.
“Kami pun mulai melakukan riset dan menemukan limbah kulit udang ternyata memiliki kandungan anti bakteri,” ujarnya, dalam keterangan pers, Kamis (7/6/2016), di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pasokan melimpah
Mengapa memilih limbah cangkang udang? Andita menjelaskan bahwa selain keberadaannya yang cukup melimpah, cangkang udang ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, limbah cangkang udang kebanyakan hanya dibiarkan dan berakhir di tempat sampah. “Padahal di dalam limbah cangkang udang ini mengandung kitosan yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri,” ujarnya.
Tim mahasiswa itu lalu merancang proses pembuatan closet sanitizer berbahan limbah cangkang udang. Kitosan cangkang udang diolah menjadi pembersih dengan penambahan sejumlah senyawa lain dicampur dan diaduk selama 2 jam. Selanjutnya, tim itu menambahkan aroma dan menyaring limbah itu untuk memperoleh cairan pembersih bening tanpa endapan.
“Produk ini telah melalui uji laboratorium dan hasilnya efektif membunuh bakteri E coli dan Salmonella. Dengan tisu ini bisa membunuh hingga 80-90 persen bakteri tanpa penggunaan alkohol,” kata Andita.
HUMAS UGM/FIRSTO ADI PRASETYA–Produk pembersih jamban dari limbah cangkang udang
Saat ini produk tersebut ditawarkan dalam kemasan tisu basah dengan 4 varian aroma yakni lemon, lavender, apel, dan pine. Masyarakat dapat memperoleh produk ini seharga Rp 5.000 untuk 1 packs berisi 5 tisu basah. “Saat ini kita pasarkan lewat online dan dapat dipesan lewat media sosial,” ucap Muthia.
Inovasi yang dikembangkan para mahasiswa ini berhasil mendapat dana hibah riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Dikti. Inovasi itu meningkatkan nilai ekonomi limbah cangkang udang dan membantu mencegah berbagai penyakit dengan membasmi bakteri di dudukan jamban.
Muthia menambahkan, produk inovasi itu cocok digunakan untuk segala jenis usia dan bersifat tahan lama hingga 6 bulan. Penggunannya juga tergolong mudah hanya dengan mengelap dudukan loset dengan produk ini sebelum memakainya.
“Produk ini menjadi inovasi baru selain produk sanitizer semprotan yang telah beredar di pasaran,” pungkasnya.–EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 8 Juni 2018