Pendidikan IPS Masih Dianaktirikan

- Editor

Minggu, 16 September 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dosen Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sardiman menilai posisi dan jati diri pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah masih belum mantap. Itu terlihat dari perbedaan konsep dan standar isi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama. Oleh karena itu, perlu ditegaskan kembali pengertian, tujuan dan ruang lingkup serta pendekatan yang digunakan dalam pendidikan IPS.

Sardiman mengatakan, sampai saat ini pendidikan IPS di Indonesia belum mengalami revisi, padahal seharusnya sudah dilakukan perubahan guna lebih memantapkan posisi dan jati diri pendidikan IPS. “Para pengambil kebijakan dan praktisi pembelajaran IPS sendiri belum ada kesepahaman mengenai konteks maupun pelaksanaannya di lapangan,” kata Sardiman dalam orasi ilmiahnya di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY pada acara Dies Natalis ke-47 FIS UNY, kemarin.

Menurut Sardiman, masih banyaknya unsur ilmu lain dalam pendidikan IPS membuat pelajaran ini belum menjadi pelajaran yang bulat, utuh dan terpadu. Ini diperparah dengan mudah menyerahnya pelaku dan pemerintah dalam mencari solusi dari persoalan yang dihadapi. “Di tengah ketidakmantapan substansi ini, masyarakat kita sendiri masih menganggap pendidikan IPS adalah pelajaran yang tidak penting dan tidak menyenangkan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sardiman menegaskan, IPS sebenarnya menjadi salah satu pendidikan yang penting dipelajari. Mempelajari IPS memang melelahkan karena belum pernah tuntas dipelajari. Selain itu, IPS juga menjadi tantangan karena menyangkut peran penting membangun harmonisasi kehidupan bermasyarakat.

Dekan FIS UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat mengatakan, FIS UNY terus semangat mengembangkan sekaligus memperkokoh bangunan ilmu-ilmu sosial. Guna mendukung terwujudnya semangat tersebut, dibentuklah Forum Ilmu Sosial Transformatif. Forum ini akan berkala dan periodik melakukan diskusi dan kajian ilmu-ilmu sosial.

“Intinya, kami terus berupaya menekankan kearifan lokal dengan mengedepankan ilmu sosial yang harus tetap sesuai dengan kebudayaan Indonesia,” ujarnya. (ratih keswara(//rfa)

Sumber: Okezone.com, Sabtu, 15 September 2012 09:37 wib

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB