Edukasi untuk Cegah Penyakit Perlu Ditingkatkan

- Editor

Selasa, 9 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit masih rendah. Untuk itu, puskesmas sebagai garda terdepan layanan kesehatan tingkat primer harus jemput bola untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Menurut keterangan yang dihimpun Kompas, Senin (8/1), di Jakarta, sejumlah warga enggan ikut penyuluhan kesehatan yang diadakan rutin di daerahnya. Siti Rohayati (41), warga Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, misalnya, tak pernah ikut penyuluhan dari puskesmas di Pekojan meski ada penyuluhan satu kali sepekan.

”Jujur, saya kurang tertarik ikut penyuluhan gitu. Kalau sakit parah, saya langsung berobat ke puskesmas,” kata Siti di Puskesmas Kecamatan Tambora, Senin. Siti menemani suaminya, Yoas, berobat. Yoas menderita batuk berdahak selama tiga hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ratih Afriyani (36), warga Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menuturkan, penyuluhan rutin diadakan di areanya minimal sekali sepekan, seperti penyuluhan gizi bagi anak balita dan pencegahan penyakit. ”Saya ikut bila ada materi penyuluhan yang cocok buat saya,” ujar ibu dari dua anak itu.

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA–Perangkat i-Humble, alat deteksi dini penyakit “angin duduk”, yang diciptakan Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Kepala Satuan Pelayanan Medik Puskesmas Kecamatan Tambora, Nurhayati, ada sejumlah kendala melaksanakan promotif dan pencegahan penyakit di daerah padat penduduk itu. Selain kehadiran penduduk musiman, warga tak peduli terhadap penyuluhan. ”Kami berusaha rutin melakukan penyuluhan, tetapi antusiasme warga kurang,” ujarnya.

Pengobatan
Dari sisi pengobatan atau kuratif, jumlah pasien di sejumlah puskesmas justru meningkat sejak ada program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). ”Jika sakit, mereka langsung datang ke puskesmas,” tutur Nurhayati.

Padahal, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 menegaskan, fungsi utama puskesmas sebagai penyedia layanan preventif dan promosi terhadap masyarakat.

Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Florida Masniari Sitinjak, memaparkan, tingkat kesadaran hidup sehat di daerahnya kurang. Jadi, tenaga kesehatan harus menjemput bola ke masyarakat, seperti di rumah susun, dengan Program Ketuk Pintu Layani dengan Hati. ”Kami harus korek mana yang malas berobat. Makanya, seolah-olah kuratif tinggi,” ujarnya.

Rata-rata pasien di Puskesmas Penjaringan 400-500 orang per hari. Pasien yang datang tak hanya karena sakit, tetapi juga ingin mengecek kondisi kesehatan. ”Jadi, ada warga mulai berusaha melindungi diri,” kata Florida.

Sejak awal, puskesmasnya punya ruang rawat inap. Sejak tahun lalu, ia menutup ruangan itu karena ada surat edaran Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta bahwa puskesmas fokus preventif dan promotif. ”Upaya kuratif dan rehabilitatif ditujukan ke rumah sakit,” ujarnya. (DD18)

Sumber: Kompas, 9 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB