Penyuara Kuping untuk Para Komuter

- Editor

Jumat, 17 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sony memperkenalkan penyuara kuping nirkabel terbaru mereka yang menyasar para komuter, yakni seri WI-C400. Dengan fitur audio serta koneksi ke perangkat ponsel pengguna, penyuara kuping ini dipatok dengan harga di bawah Rp 1 juta.

WI-C400 menjadi salah satu seri yang diperkenalkan Sony Indonesia dalam sesi untuk media pada Kamis (16/11). Bersama seri lainnya yang menyasar kelas premium ataupun menengah, produk ini akan tersedia di gerai Sony pada Desember 2017.

Penyuara kuping ini berupa gelang yang bertengger di leher pengguna yang terkoneksi dengan sumber musik seperti ponsel atau pemutar musik melalui koneksi near field communications (NFC) dan bluetooth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam gelang tersebut terdapat tombol-tombol untuk mengendalikan lagu serta menangani panggilan telepon. Saat ada panggilan masuk, penyuara kuping itu akan bergetar untuk memberi tahu pengguna.

”Masyarakat yang setiap hari ulang-alik dari rumah ke tempat kerja menggunakan tranpsortasi umum, seperti bus, kereta komuter, atau sebentar lagi mass rapid transit atau MRT adalah segmen yang kami incar. Untuk itu, sengaja kami memasang di harga Rp 900.000 agar bisa terjangkau,” kata Muhammad Yuzwansyah, Video and Sound Product Marketing Department Marketing Division Sony Indonesia.

Yuzwansyah melanjutkan, perangkat ini bisa membantu masyarakat yang setiap hari menghabiskan waktu di perjalanan untuk bisa menikmati musik. Pengguna yang disasar umumnya berusia 22-30 tahun dan tidak keberatan mengeluarkan dana setidaknya Rp 1 juta untuk membeli perangkat yang dipakai mendampingi aktivitas harian.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Penyuara kuping tipe WH-1000XM2 merupakan tipe paling mahal dengan harga jual Rp 6 juta dengan teknologi audio yang disematkan di dalamnya, Kamis (16/11). Yang paling menarik adalah moda perhatian cepat yang menurunkan tingkat kebisingan penyuara kuping dan mengaktifkan mikrofon sehingga pengguna bisa mendengarkan lingkungan sekitar saat dibutuhkan tanpa harus melepas penyuara kuping.

Baterai yang dimiliki perangkat ini memungkinkan WI-C400 bisa dipergunakan hingga kurang lebih 20 jam sampai harus diisi ulang kembali lewat koneksi kabel micro USB.

”Noise cancelling”
Selain penyuara kuping WI-C400, Sony Indonesia juga merilis rangkaian produk serupa mulai dari premium hingga kelas menengah. Mereka adalah seri 1000X yang tergolong kelas premium diikuti seri Extra Bass untuk kebutuhan penggemar musik genre electronic dance music (EDM). Rentang harga produknya mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 6 juta.

Benang merahnya terletak pada teknologi noise cancelling yang memungkinkan suara di sekeliling pengguna untuk dinetralisir. Memanfaatkan aplikasi Headphones Connect yang dirilis oleh Sony, pengguna bisa mengatur efektivitas noise cancelling agar tetap mendapatkan suara ambiens.

”Fitur ini diperlukan apabila pengguna tengah berjalan di keramaian, dia tetap akan sadar dengan kondisi sekeliling. Jika berada di atas kereta, pengatur noise cancelling bisa disetel sampai maksimal,” kata Yuzwansyah.

Di atas seri 1000X, masih ada satu lagi seri penyuara kuping premium, yakni Z1R, yang tidak dipajang di kesempatan itu karena memiliki spesifikasi dan peruntukan berbeda. Z1R yang dijual dengan harga Rp 20 juta memang difokuskan untuk para teknisi audio atau musisi yang membutuhkan kualitas terbaik dari produk penyuara kuping dan tidak bekerja di keramaian sampai harus memerlukan fitur noise cancelling.–DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARJO

Sumber: kompas, 16 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB