Kompetisi WorldSkills Jadi Standar Mutu Pengembangan SMK
Sejak menjadi anggota WorldSkills International 13 tahun silam, peringkat Indonesia terus-menerus naik. Karena itu, ajang WorldSkills Competition yang digelar dua tahun sekali menjadi standar mutu bagi pengembangan pendidikan SMK di Indonesia.
Ajang WorldSkills Competition diselenggarakan dua tahun sekali secara bergilir di negara- negara anggota WorldSkills International. Tahun ini, WorldSkills dilaksanakan di Abu Dhabi National Exhibition Centre, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sebanyak 51 bidang lomba dipertandingkan dalam ajang kompetisi bagi lulusan SMK ini. Peralatan- peralatan terbaru didatangkan untuk digunakan 1.300 kompetitor yang berasal dari 77 negara.
Kompetisi tersebut menjadi standar mutu bagi pengembangan pendidikan SMK di Indonesia. Dengan berkompetisi dan belajar bersama negara-negara lain, kualitas pendidikan SMK terus-menerus diperbarui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Apa yang menjadi standar WorldSkills Competition menjadi bahan latihan yang sangat bagus bagi guru SMK. Di kompetisi ini, kita bisa belajar menggunakan peralatan-peralatan dengan teknologi terbaru,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Aloysius Budi Kurniawan, dari arena WorldSkills Abu Dhabi 2017 di Abu Dhabi, Rabu (18/10).
Menurut Hamid, Indonesia perlu belajar dan menyesuaikan dengan standar kompetensi kejuruan tingkat dunia yang selalu berkembang. Penyesuaian standar kompetensi ini berimplikasi pada penyesuaian kurikulum, tenaga pendidik, dan peralatan di SMK.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN–Nur Aisyah Adha, kompetitor WorldSkills asal Indonesia lulusan SMK Negeri 3 Tangerang, menyelesaikan salah satu tugas dalam WorldSkills Abu Dhabi 2017 yang digelar di Abu Dhabi National Exhibition Centre, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu (17/10). Tahun ini, 29 alumnus sekolah menengah kejuruan mengikuti WorldSkills Abu Dhabi 2017. Berikutnya, perhelatan WorldSkills Competition 2019 digelar di Kazan, Rusia.
Selain itu, dukungan dunia industri juga sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti kompetisi WorldSkills karena hanya industrilah yang mampu menyediakan peralatan- peralatan terkini untuk bahan pelatihan siswa. Tahun ini, pembinaan dan pelatihan tim kompetitor Indonesia yang diterjunkan ke WorldSkills Abu Dhabi 2017 dilaksanakan di 14 pusat pelatihan yang terdiri dari sejumlah tempat pendidikan dan perusahaan.
Tahun ini adalah kali ketujuh Indonesia mengikuti ajang WorldSkills Competition. Indonesia menjadi anggota WorldSkills International sejak 2004. Peringkat Indonesia pun terus- menerus menanjak.
“Jika pada partisipasi pertama di Helsinki, Finlandia, tahun 2005 peringkat Indonesia baru berada di rangking 35 dari 37 negara, tahun 2015 di WorldSkills Brasil peringkat Indonesia telah melonjak ke rangking 12 dari 55 negara,” kata Kepala Subdirektorat Peserta Didik Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nur Widyani.
Bidang lomba
Setiap tahun, jumlah bidang lomba yang diikuti Indonesia terus bertambah. Pada 2005, Indonesia hanya mengikuti 4 bidang lomba, pada 2007 menjadi 16 bidang lomba, pada 2009 menjadi 22 bidang lomba, dan pada 2011 menjadi 23 bidang lomba. Pada 2013 dan 2015Indonesia mengikuti 30 bidang lomba.
Tahun 2017 ini, ada 31 bidang lomba yang diikuti Beberapa bidang lomba yang diikuti, antara lain mechatronics, joinery, cabinet making, bricklaying, floristry, dan hairdressing.
Hingga hari keempat pelaksanaan WorldSkills Abu Dhabi 2017 kemarin, sebanyak 29 kompetitor Indonesia mampu bertahan menyelesaikan proyek- proyek dari 31 bidang lomba yang diikuti. Seluruh proses penilaian kompetisi akan digelar pada Kamis (19/10) siang dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis (19/10) malam di acara penutupan WorldSkills Abu Dhabi 2017.
Sekembalinya dari kompetisi ini, alumni WorldSkills Competition dilibatkan dalam penjurian lomba kompetensi siswa yang digelar setiap tahun. Banyak alumni WorldSkills Competition yang langsung direkrut industri sebagai karyawan, sebagian lainnya melanjutkan pendidikan perguruan tinggi setelah mendapatkan beasiswa.
“Dengan mengikuti WorldSkills Competition, kita bisa mengadopsi standar profesionalitas internasional. Selain itu, anak-anak lulusan SMK juga menjadi semakin percaya diri karena mampu bersaing dan sejajar dengan anak-anak muda lain dari seluruh dunia,” kata Direktur Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang Sumarno.
Sumber: Kompas, 19 Oktober 2017