Dukungan riset pangan pada perguruan tinggi lewat Program Indofood Riset Nugraha yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur diharapkan mampu memberikan solusi bagi masalah pertanian, khususnya pangan di Indonesia. Salah satu riset yang dihasilkan pakar dari perguruan tinggi lewat Program Indofood Riset Nugraha yakni soal cabai.
Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) menyelenggarakan Simposium Nasional dan Bedah Buku Cabai ”Potensi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri Cabai” di Jakarta, Rabu (18/10).
Acara ini dilatarbelakangi oleh komoditas cabai yang merupakan hasil pertanian unik. Cabai, walaupun dikonsumsi dalam jumlah kecil (mikro), pergolakan harga cabai dalam negeri mempunyai peran esensial bagi ekonomi masyarakat, bahkan mempunyai peran signifikan pada ekonomi makro Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Simposium dan bedah buku yang diselenggarakan di Jakarta itu bertujuan untuk dapat menyusun rekomendasi yang tepat sasaran, lengkap, konkret, dan nyata untuk dapat keluar dari permasalahan (harga) cabai; khususnya melalui upaya pengembangan agrobisnis dan agroindustri cabai, di dalam produksi cabai besar-besaran melalui usaha swasembada cabai dari bumi Indonesia.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang mengatakan, simposium nasional dan bedah buku ini merupakan pengembangan dari Program Indofood Riset Nugraha (IRN), program tanggung jawab sosial perusahaan Indofood yang memberikan bantuan dana penelitian bidang pangan bagi mahasiswa S-1.
Indofood sebagai perusahaan makanan yang memiliki visi sebagai Total Food Solutions Company ingin memberikan kontribusi pada persoalan pangan nasional. Pada simposium nasional kali ini, fokus pembahasan adalah mencari solusi yang tepat sasaran, konkret, dan nyata untuk menekan fluktuasi harga cabai yang dapat memicu inflasi melalui agrobisnis dan agroindustri komoditas cabai.
”Indofood sebagai perusahaan makanan yang memiliki visi sebagai Total Food Solutions Company ingin memberikan kontribusi pada persoalan pangan nasional. Pada simposium nasional kali ini, fokus pembahasan adalah mencari solusi yang tepat sasaran, konkret, dan nyata untuk menekan fluktuasi harga cabai yang dapat memicu inflasi melalui agrobisnis dan agroindustri komoditas cabai,” kata Franciscus.
–Riset soal cabai merupakan salah satu riset pangan yang dikembangkan lewat Program Indofood Riset Nugraha (IRN) yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur setiap tahun. Hasil riset diharapkan dapat menjadi solusi masalah pertanian, khususnya pangan di Indonesia. Beberapa waktu lalu, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mendapatkan bantuan dana dan kompetensi penelitian untuk melakukan riset pangan lewat program IRN.
Ketua Tim Pakar IRN FG Winarno mengatakan, di Indonesia sering menghadapi kondisi pasokan (supply) cabai segar yang tidak sesuai dengan permintaan masyarakat sehingga fluktuasi harga cabai pun tidak bisa dihindari. Fluktuasi suplai cabai disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena musim dan juga masalah penyakit tanaman.
Selain itu, cabai termasuk komoditas yang cepat mengalami kerusakan dan pembusukan sehingga perlu penanganan setelah panen yang tepat. Sementara saat ini di Indonesia belum ada perkebunan yang berskala besar yang dapat menjamin stok cabai nasional.
Winarno mengatakan, buku Cabai: Potensi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri merupakan kumpulan tulisan, analisis, dan pemikiran Tim Pakar IRN. Buku ini mengupas komoditas cabai dari berbagai aspek, seperti aspek bioteknologi dan pengembangan cabai, kandungan gizi dalam cabai, budidaya cabai, hama dan penyakit cabai, cara peningkatan produksi cabai, hingga penanganan setelah panen.
”Kami berharap buku ini dapat memberikan manfaat dan solusi bagi permasalahan cabai yang dihadapi petani. Semoga buku ini juga bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman budidaya cabai bagi peminat baru budidaya cabai, para murid, dan mahasiswa bidang pertanian,” ujar Winarno.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas,18 Oktober 2017