Mencari Komputer untuk Diandra dan Kevin

- Editor

Jumat, 23 Desember 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diandra adalah personifikasi dari generasi milenial yang bekerja di sebuah perusahaan rintisan. Dia membutuhkan perangkat yang digunakan untuk bekerja sekaligus berkomunikasi dengan klien lewat telewicara. Sebagai pekerja di usia berkepala 2, desain adalah segalanya meski performa tetap menjadi kunci.

Sosok pekerja kantoran dari generasi milenial itulah yang digunakan HP selaku produsen komputer untuk menjelaskan segmen yang mereka incar. Sebuah survei yang digelar internal disodorkan berisi kecenderungan cara kerja generasi milenial di kantor menyebut 52 persen menganggap desain sebagai faktor penting dalam memilih sebuah perangkat dan 40 persen waktu mereka umumnya dialokasikan untuk rapat dan berkolaborasi.

Survei tersebut bahkan menyebut pekerja kantor dari kalangan generasi milenial hanya bertahan selama dua tahun bila kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan mengingat pada tahun 2021 diramalkan kalangan ini akan menjadi tenaga kerja yang mayoritas dengan porsi 75 persen pada setiap perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Segmen ini yang diincar HP saat meluncurkan Elite Slice, seri komputer jenis desktop atau yang diletakkan di atas meja. Elite Slice hadir dengan desain yang berbeda dengan tipe desktop untuk segmen korporasi kebanyakan. Berbentuk segi empat dengan panjang sisi 16,5 sentimeter, komputer ini hanya setebal 3,5 sentimeter atau tidak lebih tinggi dari cangkir kopi.

Dengan dominasi warna hitam, komputer ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan para pekerja milenial akan desain dan hemat tempat bila diletakkan di atas meja mereka. Perangkat yang terbilang kecil ini tidak mengorbankan performa karena pengguna bisa menentukan spesifikasi mulai dari prosesor i3 dari Intel hingga i7 berikut kartu grafis.

Fitur tersebut juga diimbuhi dengan dukungan perangkat lunak berupa layanan telekonferensi “Intel Unite” yang memudahkan pengguna untuk terhubung sekaligus berbagi file. Untuk pekerja yang membutuhkan ruang rapat terbatas, layanan ini juga memungkinkan satu layar untuk dibagi dan dipakai beberapa pengguna sekaligus. Pengaturan koneksi dilakukan hanya lewat kode identifikasi dan sambungan bisa langsung dipakai.

Modular
Pesona dari Elite Slice bukan terletak pada desain produknya, melainkan pada fitur modularnya. Maksudnya, unit komputer bisa dihubungkan dengan modul tambahan sehingga memberikan fungsi tambahan. Saat ini terdapat tiga jenis modul yakni pemutar cakram optik, pengeras suara dari Bang and Olufsen, serta modul yang memungkinkan komputer dipasang di bawah meja.

Memasang ataupun melepas modul terhitung gampang karena unit komputer tinggal ditumpuk di atas modul, keduanya terhubung lewat colokan USB-C yang ada di salah satu sudut dan langsung terkunci sesudahnya. Sama halnya dengan melepas, tinggal menekan tombol pengait dan modul pun dengan mudah dilepas.

Unit Elite Slice yang menggunakan modul hanya membuat komputer itu terlihat lebih tinggi, bukan melebar, karena modul yang tersedia saat ini mempunyai dimensi yang sama. Modul-modul itu pun bisa ditumpuk layaknya permainan balok susun hingga tiga modul yang ada bisa dipasang bersamaan.

Modul pengeras suara barangkali menjadi bagian yang paling menarik di antara modul lainnya karena mampu menghasilkan suara yang menyebar ke segala penjuru. Fungsi ini tentu disengaja karena HP mengharapkan komputer ini nantinya dipakai untuk para pekerja dalam mengadakan telekonferensi sehingga seisi ruang rapat bisa mendengarkan suara dari orang di ujung lain sambungan.

Tidak berhenti di sana, HP menyediakan pilihan penutup komputer dengan fungsi tambahan yakni tombol untuk mengatur telekonferensi. Pengguna bisa menerima panggilan, mematikan suara, serta indikator lain langsung dari penutup komputer bagian atas. Opsi lain yang bisa dipergunakan adalah penutup yang berfungsi sebagai pengisi daya nirkabel sehingga pengguna bisa meletakkan gawai mereka di atas komputer dan bisa langsung mengisi baterainya.

Rentang harga yang ditawarkan HP untuk komputer Elite Slice ini dimulai dari Rp 14 juta untuk unit komputer saja, hingga sekitar Rp 18 juta untuk komputer, modul, sekaligus layar monitor.

Frans Adireja, Market Development Manager Business PC HP Indonesia, menyebut beberapa modul serta pilihan penutup komputer tersedia awal tahun 2017. Modul yang disertakan ke komputer memang ditentukan berdasarkan kebutuhan saat pertama kali memesan.

“Untuk penutup komputer memang dipasang sejak dari pabriknya sehingga tidak bisa diganti,” kata Frans.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Elite Slice merupakan produk komputer berjenis desktop dari HP yang diluncurkan untuk menyasar kaum pekerja dari generasi milenial yang menuntut produk yang modis tapi tidak meninggalkan performa, Kamis (1/12/2016). Selain ringkas, komputer ini bisa dihubungkan dengan modul agar bisa menambah fungsinya seperti pengeras suara atau pemutar cakram optik.

Dengan skema modular seperti itu, HP mengincar berbagai skenario penggunaan Elite Slice di perkantoran. Kombinasi modul pengeras suara dan penutup komputer untuk telekonferensi akan dipakai di ruang rapat sehingga bisa dipakai untuk rapat dari jarak jauh. Sementara itu, penutup dengan pengisian daya nirkabel akan sesuai bila diletakkan di atas meja kerja karyawan sehingga mereka tidak perlu kerepotan mengisi daya gawai.

Menurut HP, itulah gambaran komputer yang bisa membuat karyawan seperti Diandra akan betah dan lebih produktif.

Kelas berat
Lalu ada Kevin, sosok yang digambarkan sebagai desainer grafis yang memiliki kebutuhan hampir sama dengan Diandra, yakni perangkat yang memiliki desain apik tetapi dengan tuntutan spesifikasi yang jauh lebih baik. Pekerjaannya menuntut perangkat yang bisa mengoperasikan aplikasi menggambar dipandu komputer (CAD) untuk menghidupkan desain arsitektur dari dua dimensi menjadi tiga dimensi.

Tidak sembarang menjalankan operasi, daya komputasinya harus mumpuni sehingga bisa merampungkan proses rendering dalam hitungan menit atau jam, bukan lagi hari. Tidak ketinggalan segala proses itu tidak harus membuatnya mengeluarkan bunyi yang memekakkan telinga.

Untuk itulah perangkat seperti workstation menjadi lebih penting ketimbang komputer atau bahkan komputer jinjing (laptop). Z2 Mini G3 pun disodorkan sebagai pilihan. Rentang harga yang ditawarkan mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 50 juta ke atas.

Erric Budiono, Market Development Manager Workstation HP Indonesia, mengutarakan, Z2 Mini G3 mengemas komputer dengan performa layaknya server dengan dimensi segi empat 21,6 sentimeter setebal 5,8 sentimeter. Di dalamnya bisa memuat prosesor Xeon dari Intel yang dipakai untuk kerja berat, tetapi memungkinkan prosesor kelas komputer seperti i7 tetap bisa dipasang. Yang paling penting, perangkat tersebut memiliki sertifikasi untuk menjalankan program seperti CAD.

Desain Z2 Mini G3 sebetulnya berbentuk oktagon dengan setiap ujung memiliki sekat untuk mengalirkan udara panas dan memasukkan udara dingin. Unit ini memiliki kerangka untuk dipasang di bawah meja ataupun di belakang monitor. Dengan demikian, komputer yang memiliki performa tinggi ini tidak akan mengorbankan ruang meja karyawan.

Erric memaparkan rencana HP untuk menyasar 6,4 juta pengguna CAD yang masih belum memakai perangkat keras yang sesuai dari seluruh dunia. Dan bukan itu saja, kemampuan workstation untuk bisa menangani layar jamak atau enam monitor sekaligus membuatnya sebagai perangkat ideal bagi kalangan finansial ataupun pendidikan.

Diandra dan Kevin adalah tawaran dari HP kepada perusahaan yang ingin memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja muda yang kerap disebut sebagai generasi milenial. Dengan perangkat yang kencang, desain bagus, dan praktis, diharapkan karyawan seperti mereka bisa memberi lebih bagi perusahaan. Masih relevankah peralatan kerja kantor kita?

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: Kompas Siang, 2 Desember 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB