Coolpad Max memiliki sebagian besar dari apa yang tengah dipunya ponsel pintar masa kini. Badan berbahan metal, desain tanpa sudut tajam dan antena berupa garis hitam, opsi warna emas, RAM kapasitas raksasa, sensor sidik jari, serta harga yang jauh lebih murah daripada ponsel premium merek besar seperti Samsung atau LG.
Di tengah beragamnya produk yang memiliki serangkaian kesamaan dari sisi desain dan spesifikasi, Coolpad menghadirkan fitur yang diharapkan bisa menjadi pembeda atau alasan bagi konsumen untuk meliriknya. Dual space adalah penawaran dari Coolpad bagi mereka yang butuh keleluasaan mengelola dua persona dalam satu perangkat dengan dua akun, yakni Private Space dan Public Space.
Public Space merupakan pengaturan yang biasa dipergunakan sehari-hari, mulai dari media sosial dan aplikasi lainnya, sementara Private Space memungkinkan pengguna untuk memiliki pengaturan dan aplikasi yang terpisah dari Public Space. Dua kamar yang berbeda itu bisa diaktifkan bergantian pada saat itu juga tanpa harus booting ulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manfaat dari fitur ini, pengguna bisa mengelola dua persona di media sosial yang berbeda hanya dengan satu ponsel. Yang membutuhkan fitur ini, misalnya, mereka yang memiliki akun media sosial pribadi serta mengelola akun media sosial lembaga atau kelompok. Mereka biasanya memilih untuk menggunakan dua ponsel untuk menghindari salah posting di media sosial.
Manfaat lainnya, Private Space bisa dipersiapkan sebagai ruang yang netral dan tidak menyimpan informasi sensitif apa pun. Skenario ini berjalan jika ponsel dipinjam dan pemiliknya khawatir isinya diintip, seperti foto, video, atau pembicaraan pribadi. Saat peminjam memegang ponsel dalam keadaan Private Space, dia hanya melihat ponsel dalam keadaan kosong seolah belum ada data di dalamnya.
Fitur ini dimungkinkan berkat spesifikasi Coolpad Max yang cukup mumpuni untuk ponsel seharga Rp 5 juta. Memiliki RAM 4 gigabit serta penyimpanan internal 64 gigabit memungkinkan ponsel ini memiliki “kepribadian ganda” tanpa mengorbankan performa penggunaan harian.
Untuk pasar Indonesia, Coolpad yang datang dari Tiongkok ini memperkenalkan dua varian, yakni Coolpad Max dan Coolpad Max Lite. Beda Max Lite ada pada kapasitas RAM dan ROM serta resolusi layar prosesor yang sedikit lebih inferior. Namun dengan spesifikasi yang masih menggiurkan, harga jualnya mencapai Rp 3 juta per unit.
Segala bisa
Harian Kompas berkesempatan untuk mencoba dan mengoperasikan Coolpad Max sekitar satu bulan untuk merasakan seluruh fitur dan spesifikasi yang ditawarkan. Kesimpulan yang didapatkan adalah ponsel ini memiliki performa yang memadai untuk dipakai dalam segala kebutuhan penggunanya, mulai dari fotografi, menjalankan permainan tiga dimensi, hingga mengelola identitas ganda.
Kemampuan fotografi adalah hal yang secara mengherankan tidak terlalu diulas dalam peluncuran yang berlangsung pada bulan Mei lalu. Aplikasi kamera bawaan Coolpad Max memiliki kemampuan cukup lengkap sekaligus pengaturan yang leluasa untuk menghasilkan foto. Terdapat moda manual yang memungkinkan pengaturan kecepatan rana, ISO, dan fokus.
Saat dicoba hasilnya pun cukup memuaskan meski belum bisa dibilang istimewa. Setidaknya menempatkan Coolpad di jajaran merek yang memperhatikan aspek fotografi dari sebuah ponsel.
Senada dengan performa ponsel, prosesor yang digunakan memang bukan seri tertinggi yang ada saat ini, tetapi tidak memberikan masalah bagi Coolpad untuk menjalankan permainan yang menguras sumber daya ponsel. RAM yang lega memberi keleluasaan bagi pengguna untuk memasang beragam aplikasi atau menjalankannya secara bergantian tanpa khawatir muncul masalah, seperti pelambatan atau bahkan berhenti.
Coolpad memiliki varian Android setingkat Lollipop 5.1 yang dikembangkan sendiri, yakni CoolUI. Itulah sebabnya mereka memiliki beberapa layanan, seperti deteksi aplikasi yang hendak dipasang untuk menghindari malware serta manajemen sumber daya ponsel untuk menjamin performa tetap kencang.
Satu keluhan untuk tampilan antarmuka ini adalah tema dasar yang terkesan memaksakan serba warna emas, seperti warna badan ponsel. Tema dasar ini memiliki dominasi warna emas dan cenderung satu warna sehingga akan terlihat ketinggalan zaman atau bahkan norak bagi sebagian pengguna yang terbiasa dengan material design ala Android dengan gaya minimalis dan berwarna-warni. Pengguna memang masih bisa mengunduh tema baru dari pasar konten yang disiapkan Coolpad secara terpisah.
Beranjak ke desain fisik ponsel, Coolpad Max terasa mantap saat dipegang dengan layar raksasa seperti itu. Tombol pengatur kelantangan ada di sisi kiri layar sementara tombol daya ada di sisi kanan. Badan berbalut metal memang membuat ponsel ini terlihat mewah dan sebagian bahkan menyebutnya mirip dengan ponsel buatan Apple.
Sayangnya saat dipegang kadang terasa licin dan mudah terlepas dari tangan jika tidak hati-hati. Satu solusi yang bisa ditempuh adalah menggunakan aksesori pembungkus ponsel.
Sensor sidik jari di punggung ponsel adalah pilihan yang tepat karena pengguna bisa menyentuhkan ujung jari mereka sambil menggenggam ponsel secara natural. Meski proses validasi berlangsung cepat, pengguna harus memastikan posisi jari saat membuka kunci layar haruslah sama dengan saat jari tersebut didaftarkan.
Beberapa kasus validasi gagal saat menghadirkan ujung jari yang berbeda kemiringan atau letaknya jika dibandingkan dengan posisi awal. Baterai berkapasitas 2.800 mAh tentu membuat tanya bagi sebagian orang. Sebab, performa, layar, berikut resolusinya membuat ponsel ini bakal banyak dipakai untuk menikmati konten multimedia, berujung pada konsumsi baterai besar-besaran.
Prosesor Qualcomm yang disematkan di dalamnya menitipkan fitur Fast Charge yang membuat Coolpad Max bisa diisi dalam waktu cepat meski konsekuensinya membuat badan ponsel terasa hangat saat pengisian daya berlangsung.
4G tetapi 3G
Satu-satunya hal yang mengecewakan dari peluncuran Coolpad Max di Indonesia adalah keputusan mereka untuk merilis produk yang hanya bisa beroperasi pada jaringan seluler 3G. Hal ini ditempuh karena mereka belum memenuhi ketentuan pemerintah terkait kandungan dalam negeri.
Hanya saja Coolpad memastikan bahwa mereka sudah merencanakan satu fasilitas perakitan dalam negeri untuk memenuhi ketentuan tersebut. “Jika syarat terpenuhi, kami akan mengirimkan pembaruan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk beralih menggunakan jaringan 4G,” kata CEO Coolpad Indonesia Jeeves Jiang yang ditemui sebelum peluncuran.
Sayangnya, perangkat lunak yang ada di dalam Coolpad Max sendiri memang memudahkan siapa pun untuk mengaktifkan fitur 4G tanpa harus membuat perubahan rumit. Yang dilakukan hanya menekan serangkaian kode di aplikasi telepon dan langsung muncul pilihan untuk menggunakan 4G.
Cara tersebut sudah beredar di internet dan bisa ditemukan dengan mudah dengan kata kunci sederhana pada mesin pencari. Ketidakseriusan ini mungkin sedikit menjadi “cela” dalam upaya Coolpad mewujudkan ambisinya di Indonesia.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas, 23 Juni 2016