Banyak orang yang bertanya kepada saya,seperti apa caranya masuk ke bisnis yang memanfaatkan internet. Saya hanya bisa menjawab pertanyaan itu bahwa mungkin mereka punya gagasan lebih cemerlang dibanding saya.
Sepertinya banyak yang berpikir bahwa bisnis di internet berarti perusahaan seperti Google, Yahoo, atau Twitter, yang menciptakan produk dan perangkat lunak untuk online. Padahal saat ini perusahaan seperti itu jauh dikalahkan oleh ratusan bahkan ribuan usaha lain yang memanfaatkan internet.
Sebut saja, koran lokal, bank, atau siapa saja yang Anda temui di jalanan. Bisnis dengan memanfaatkan internet tidak lagi membutuhkan gedung megah, penuh berisi komputer dan server.Saat ini yang dibutuhkan laptop, bisa pula hanya dengan ponsel. Pada 2011, tipikal bisnis internet di Indonesia adalah para perangkai bunga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua tahun lalu, Ade Liska membangun butikbunga.com untuk menjual rangkaian bunga lewat internet. Dalam situsnya dia menawarkan ragam rangkaian bunga dan memberi kemudahan pengiriman kepada mereka yang membayar lewat BCA.Yang mengejutkannya, 15% pesanan datang dari luar negeri.
Rupanya, banyak orang mancanegara yang ingin mengirimkan bunga asli Indonesia kepada temannya. Perangkai bunga mungkin tidak pernah ada dalam gagasan siapa pun tentang revolusi teknologi, tetapi mereka bersama lainnya adalah pemimpin dalam revolusi teknologi.
Contoh lain adalah Umala, pengrajin batik yang baru-baru ini menggunakan produk Google bernama KlikMob untuk beriklan lewat telepon seluler. Dia berhasil menjual produknya kepada enam pelanggan baru hanya dalam hitungan sepekan.
Terasa lebih menggembirakan lagi ketika ada lebih dari ribuan orang dan pebisnis di seluruh Indonesia yang melebarkan sayap usaha tradisional dengan merambah medium baru. Bidang bisnis perusahaan saya mencoba memperpendek jarak dengan para inovator ini.
Caranya membuat segalanya semudah mungkin bagi mereka untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya di kota-kota, desa-desa, atau bahkan ke seluruh dunia. Saat ini khalayak teknologi selalu membicarakan angkaangka yang besar ini. Banyak yang meyakini bakal ada 1,2 miliar pengguna internet di Indonesia, Brasil, China, Rusia,dan India pada 2015.
Saat ini bahkan pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia sudah nomor dua di dunia. Angka-angka itu seringkali dijadikan ukuran pengaruh internet dalam arus informasi dan cara baru dalam memupuk komunikasi antarindividu. Memang demikian adanya.
Tetapi yang seringkali diabaikan adalah bagaimana angka-angka itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada semua tingkatan masyarakat sekaligus memberi pengaruh nyata bagi masyarakat lapis terbawah.
Kami mempelajari bahwa para inovator dalam bisnis online memberi nilai tambah pada industri bahkan mampu bersaing dengan sumber pendorong ekonomi nasional lainnya. Di negara-negara Inggris Raya dan Eropa Utara dengan penetrasi internet tinggi,internet mampu menyumbang 7% produk domestik bruto (PDB).
Kontribusi sebesar 6% tampak di Hong Kong, yang sebelumnya banyak disokong oleh industri peti kemas,keuangan, dan pusat perbelanjaan dibandingkan program komputer. Tetapi sejak keuangan, belanja, dan perkapalan sekarang banyak menggunakan internet, Hong Kong pun masuk ke dalam jajaran papan atas dalam pemanfaatan internet.
Angka-angka ini biasanya mengejutkan para politisi. Secara tradisional,perusahaan besar dengan pabrik besar adalah penanda industri yang sedang membesar.Tetapi dengan internet, bukan lagi pabrik besar yang menjadi pembeda, melainkan lebih pada ribuan dan ribuan lagi kios-kios kecil menghubungkan miliaran orang yang berkomunikasi secara online.
Pendek kata, jika Anda ingin menghitung nilai dari internet, jangan lihat pada perusahaannya. Lebih baik bicaralah pada para pedagang batik atau perangkai bunga yang sudah berhasil mengekspor hasil kerajinannya. Para pengusaha mikro dan kecil di Indonesia secara individu mungkin bagaikan orang kerdil dibandingkan raksasa seperti pembangkit listrik ataupun pabrik mobil.
Tetapi, jika Anda mulai menghitung nilai tambah para wirausaha ini secara kolektif dalam beberapa tahun terakhir, Anda akan menyadari revolusi ekonomi sedang terjadi. Dan sesungguhnya, Anda adalah bagian dari revolusi itu.
ERIC SCHMIDT Executive Chairman, Google Inc
Sumber: Koran Sindo, Friday, 22 July 2011