Alat Penelitian; Peneliti Harapkan Keringanan Bea Masuk

- Editor

Selasa, 19 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tingginya bea masuk alat-alat penelitian, baik yang diperoleh lewat pembelian maupun hibah, membuat banyak penelitian terhambat. Padahal, penggunaan alat penelitian dapat memberi manfaat besar bagi bangsa.

”Bea masuk alat penelitian sebaiknya tidak disamakan dengan bea masuk barang impor lain karena tujuannya bukan untuk komersial,” kata Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) Bachtiar Alam, Senin (18/4) di Jakarta.

Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor Iskandar Z Siregar mengatakan, bea masuk alat penelitian berkisar 20-30 persen dari harga alat. Untuk mendapat pembebasan bea masuk, saat perjanjian hibah sebaiknya disertai dengan keterangan pembebasan bea masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, mekanisme ini biasanya berlaku jika alat yang dihibahkan memiliki nilai nominal besar serta proses perjanjian hibah disiapkan lama. Kenyataannya, banyak peneliti mendapat bantuan alat penelitian secara spontan setelah mereka mengikuti penelitian di luar negeri. Banyak peneliti perorangan yang tidak mampu membayar bea masuk alat penelitian hingga akhirnya memutuskan tidak mengambilnya peralatan itu.

Iskandar berharap Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Keuangan meringankan bea masuk alat-alat penelitian hibah dari luar negeri.

Insentif ini diharapkan mendorong kemajuan pendidikan dan penelitian di Indonesia, serta mendorong perkembangan inovasi nasional. Jika bea masuk mahal, banyak perusahaan akan memilih membeli hasil riset negara lain.

Peneliti bioteknologi molekuler yang juga Kepala Subdirektorat Riset dan Laboratorium Multidisiplin DRPM UI Endang Winiati Bachtiar mengatakan, peneliti hanya boleh membeli bahan penelitian. Adapun alat menjadi tanggung jawab perguruan tinggi. Peneliti umumnya membeli bahan melalui agen agar tak berurusan dengan bea cukai. Namun, harga bahan jadi 2-4 kali lipat dan waktunya lama. (MZW)

Sumber: Kompas, 19 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB