Gayus Tambunan, terpidana kasus korupsi pajak dan pencucian uang, keluar dari sel menuju areal terbuka di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Ia mengenakan kaus dipadu dengan celana panjang. Dengan tangan dimasukkan ke saku celana panjang, ia berdiri dikelilingi sejumlah petugas LP.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly kemudian menyapa Gayus. “Halo Gayus. Saya Laoly yang buat kamu ada di situ. Apa kabarmu? Sehat?”
“Alhamdulillah, Bapak. Sehat,” jawab Gayus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kamu di situ dulu ya, nikmati saja,” timpal Laoly.
“Siap Bapak,” kata Gayus.
Pada Jumat (30/10), Gayus tidak bertemu langsung dengan Yasonna. Gayus berada di LP Gunung Sindur, sedangkan Yasonna di lantai 19 di gedung Kementerian Hukum dan HAM di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di ruang kontrol atau control room. Mereka berkomunikasi melalui layar monitor di ruang kontrol.
Ruang kontrol itu dihubungkan dengan kamera pemantau (CCTV) yang dipasang di LP Gunung Sindur. Dari layar besar di ruang berukuran 15 x 15 meter itu, Yasonna dapat melihat sosok Gayus, narapidana yang beberapa kali membuat heboh karena bisa tamasya dan bersantai bebas di luar penjara. Terakhir, Gayus diketahui makan di sebuah restoran di Jakarta yang akhirnya membuat Gayus dipindahkan dari LP Sukamiskin, Bandung, ke LP Gunung Sindur yang lebih ketat atas perintah langsung Yasonna.
KOMPAS/LASTI KURNIA–Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly (kiri) berbincang melalui fasilitas kamera pemantau (CCTV) dan handy talkie dengan Gayus Tambunan, terpidana kasus pajak yang menghuni di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, saat memeragakan tayangan langsung kamera pemantau di sejumlah LP di Ruang Kontrol Kami Pasti di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Jumat (30/10).
Saat ini, pemantauan langsung dari Kuningan baru bisa dilakukan di delapan LP besar, seperti Gunung Sindur; Cipinang, Jakarta; dan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Pantau orang asing
Tak hanya bisa mengontrol langsung secara real time kondisi LP di Indonesia, Menteri dan pejabat Kemenkumham di Jakarta juga bisa melihat antrean pelayanan paspor di kantor-kantor imigrasi.
Yasonna lalu mencoba melihat data orang asing yang menginap di hotel di Indonesia. Di layar terpampang nama-nama hotel beserta jumlah orang asing yang menginap lengkap dengan nama dan asal negaranya. Kemenkumham telah membuat aplikasi untuk mempermudah setiap hotel langsung melapor ke Direktorat Jenderal Imigrasi jika ada orang asing menginap.
“Dengan data di ruang ini, kami dapat mengontrol keberadaan orang asing, termasuk apakah dia bekerja atau berwisata,” kata Yasonna.
CCTV yang dihubungkan ke ruang kontrol itu dipasang di segala sudut areal LP, kantor imigrasi, dan kantor wilayah Kemenkumham. “Kalau ada pungli, transaksi narkoba, bisa terlihat dari sini,” kata Yasonna.
Berikutnya, Yasonna melakukan teleconference dengan pegawai Kemenkumham di daerah. Ia meminta mereka meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Yasonna, kemajuan teknologi telah mengubah cara kerja. Karena itu, agar tidak tertinggal, Kemenkumham juga mengadopsi teknologi, seperti pemonitoran melalui ruang kontrol. “Yang terpenting, teknologi dan inovasi ini harus bisa menghapus pungli dan main mata serta meningkatkan pelayanan,” ujar Yasonna.
Ruang kontrol itu membuat pimpinan di Jakarta bisa menilai kinerja dan pemakaian anggaran di setiap unit pelaksana teknis di berbagai tempat dengan cepat sehingga berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. (FAJ)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 5 dengan judul “Memantau Gayus dari Kuningan, Jakarta”.