Program otomotif di sekolah menengah kejuruan tersebar di sekitar 1.500 sekolah menengah di seluruh Indonesia. Sebanyak 45 sekolah menengah kejuruan di antaranya memiliki kemampuan untuk perakitan.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin, di Jakarta, Rabu (11/2), mengatakan, SMK-SMK yang telah mampu berkembang dalam program perakitan mobil ditunjuk sebagai SMK rujukan otomotif di daerah masing-masing. SMK tersebut didorong untuk mengembangkan teaching factory atau memiliki ”pabrik” mini perakitan produk atau onderdil mobil.
Menurut Mustaghfirin, potensi sumber daya manusia dari SMK untuk mendukung kebutuhan industri otomotif di dalam negeri sudah memadai. ”Kemdikbud mendorong supaya SMK yang bagus, baik di bidang otomotif, kelautan, pertanian, maupun pariwisata, untuk berkembang dalam bentuk teaching factory dan techno park,” ujar Mustaghfirin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diminati
Kepala SMK Al Mufti Subang, Jawa Barat, Muhamad Warso mengatakan, SMK otomotif yang memiliki empat program, yakni teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor, teknik alat berat, dan perbaikan badan mobil, diminati lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Peminat SMK otomotif sama besarnya dengan peminat program teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Warso, SMK otomotif mudah mengikuti perkembangan industri karena perusahaan otomotif memiliki program untuk menyelaraskan kurikulum Kemdikbud dengan kebutuhan industri otomotif dan membantu menyediakan tenaga pengajar. Peluang magang di perusahaan otomotif juga terbuka lebar.
”Murid yang memilih program otomotif, terutama teknik kendaraan ringan, cukup tinggi. Bahkan, sejumlah SMK yang sepi peminat membuka program otomotif guna menarik minat lulusan SMP,” tutur Warso.
Kompetensi lulusan SMK otomotif cukup fleksibel. Selain bekerja di industri otomotif, lulusan juga banyak yang bekerja di pengelasan. Kompetensi otomotif meliputi mesin, kerangka, transmisi, dan elektrikal. Di SMKN 36 Jakarta, program otomotif lebih diminati siswa dibandingkan dengan program kelautan. (ELN)
Sumber: Kompas, 13 Februari 2015
Posted from WordPress for Android