Wahana angkasa Magellan diluncurkan pada bulan Mei 1989, 15 bulan setelah itu Magellan mencapai planet Venus dan mengirimkan banyak gambar ke bumi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga cukup merepotkan para ahli. Roger Phillips ahli geofisik Universitas Methodist, Dallas menyatakan bahwa kesukaran yang dihadapi dari misi ini adalah terlalu banyaknya data yang harus diolah. Tahun 1991 Magellan berhasil memetakan 90 persen permukaan Venus.
Venus adalah sebuah planet yang memiliki ukuran, kerapatan dan mungkin komposisi yang sama dengan bumi. Namun planet ini sukar diamati dengan mata telanjang karena adanya lapisan atmosfer yang cukup tebal yang terbentuk dari karbon dioksida. Dalam dua dasa warsa terakhir ini sudah 20 wahana angkasa yang dikirim untuk menembus tabir angkasa venus dengan menggunakan bermacam detektor. Wahana angkasa yang paling sukses adalah Pioner dari AS dan wahana angkasa milik Uni Sovyet Venera. Keduanya menggunakan radar refleksi untuk mengamati permukaan dan menggambar citra kasar topografi planet. Namun Pioner tidak dapat mengamati benda-benda pada permukaan venus yang panjangnya lebih kecil dari 12 mil, sedangkan Magellan dapat mengamati dengan resolusi yang lebih baik yaitu 400 kaki.
Gambar-gambar yang dikirimkan ke bumi menunjukkan bahwa keadaan planet itu sangat panas. Planet Venus memiliki suhu permukaan 900 derajat. Jika ada permukaan air maka permukaan air itu sudah menguap sejak lama meninggalkan permukaan yang kering, pecah-pecah dan gersang. Tiadanya air tersebut berarti bahwa di planet ini tidak ada erosi, permukaan planet jarang tersentuh peristiwa geologis untuk berjuta-juta atau bermilyar-milyar tahun. Erosi oleh udara juga sangat kecil, karena suhu planet yang relatif tetap membuat angin bertiup dengan sangat lambat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu dari gambar-gambar yang dikirim Magel-hen yang sangat mengejutkan adalah sedikitnya lembah-lembah (crater). Atmosfer planet yang sangat rapat dengan tekanan 90 kali lebih besar dari tekanan di bumi, memberikan lapisan pelindung planet terhadap benda-benda angkasa. Sebuah benda angkasa yang berukuran kurang dari 100 kaki akan hancur pada saat memasuki atmosfer venus, sedangkan yang berukuran antara 100 dan 300 kaki sebagian mungkin akan selamat ke permukaan Venus, tetapi hanya melayang-layang seperti awan yang dipecahkan oleh atmosfer.
Meteor-meteor yang dapat menembus atmosfer planet akan membentuk lembah-lembh ynag halus dan rata bukannya lembah-lembah yang dalam. Pada saat batu angkasa terpecah di atmosfer planet akan terjadi gelombang kejut yang menerpa lapisan paling atas dari permukaan planet, sehingga lmbah yang terbentuk tidak terlalu dalam.
Sementara kerapatan atmosfer Venus dapat menghancurkan meteor berukuran kecil sampai menengah, meteror yang berukuran antara 300 kaki dan dua mil akan dapat menembus atmosfer dan sampai ke permukaan planet.
Sedikitnya lembah bekas meteor di planet Venus mungkin disebabkan juga oleh adanya larva yang mengalir di permukaan planet akibat adanya ak-tivitas gunung berapi yang terdapat di planet tersebut.
Para ahli juga mengamati adanya bentuk menyerupai lingkaran besar yang disebut corona, yang banyak ter-dapat di permukaan planet. Salah satunya dinamakan Artemis dengan diameter 1550 mil, dan tinggi 25 mil. Data yang didapat ini membuat para ahli berkesimpulan bahwa corona merupakan bentukan bekas gunung api.
Salah satu bentuk yang menarik perhatian di permukaan planet adalah saluran yang panjang dan sempit yang diberi nama sungai Styx. Saluran itu lebarnya setengah mil dan panjangnya 4800 mil. Yang menjadi pertanyaan para ahli adalah apakah yang memben-tuk saluran air tersebut? Air tidaklah mungkin, kemungkinan terbesar adalah aliran larva, apabila benar maka aliran larva itu harus berupa cairan yang sangat panas dan tebal. Saunders menyatakan mungkin cairan tersebut seperti belerang yang cenderung membentuk cairan pada permukaan panas, atau mungkin juga suatu senyawaan yang aneh yang masih belum diketahui.
Para ahli juga mengamati adanya tanda-tanda proses geologis yaitu pergerakan kerak pada suatu dataran tinggi berukuran seluas Afrika yang dinamakan Afrodit Terra. James Head dan Larry Crum-per meramalkan bahwa Afrodit Terra adalah sebuah daerah yang mengalami pemisahan dan batuan cair yang baru naik dari dalam lapisan planet meninggikan dataran yang c ukup luas (beberapa ribu mil). Ahli geologi lain berpendapat bah-wa Afrodit merupakan sisa-sisa dari daratan kuno.
Bulan Oktober 1991 NASA mempublikasikan gam-bar guntmg kedua tertinggi yang dinamai Maat Mons. Maat Mons memiliki per-mukaan yang tertutup oleh lava mengeras. Tidak seperti bentuk yang lain lava pada gunung ini relatif lebih muda. Pada keadaan suhu tinggi seperti di Venus, lava seperti itu akan segera mengalami reaksi kimia menjadi bahan seperti besi sulfida yang akan memantulkan energi gelom-bang frekuensi radio. Pembacaan Magellan menunjukkan bahwa Maat Mons memiliki permantulan elektromagnetis yang rendah, berarti bahwa lava yang menutupi permukaan tersebut berumur kurang dari 10 tahun.
Puncak Maat Mons ini akan disurvey ulang untuk melihat ada tidaknya perubahan lapisan permukaan, apakah ada lava baru yang mengalir menutupi permukaannya.
Misi Magellan dirancang untuk bekerja dalam waktu 243 hari namun wahana tersebut telah melewati masa tersebut dan memiliki bahan bakar yang cukup untuk beroperasi sampai 10 tahun. Akan banyak dihasilkan data yang akan membuat para ahli tetap sibuk meneliti Venus.
—Yusak Yahya/Discover Januari 1992
Sumber: Majalah AKU TAHU/ PEBRUARI 1993