Universitas Terbuka menawarkan bantuan bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan perkuliahan jarak jauh dalam rangka mencegah penyebaran virus korona jenis baru saat ini.
Pembelajaran dalam jaringan (online) tidak hanya membutuhkan kesiapan akses teknologi, tetapi juga konten atau materi untuk perkuliahan jarak jauh. Dari 4.670 perguruan tinggi di Indonesia, berdasarkan catatan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, tidak sampai 10 persen yang siap dengan bahan ajar untuk perkuliahan jarak jauh atau perkuliahan daring.
Untuk itu, Universitas Terbuka (UT) menyediakan bantuan bagi perguruan tinggi yang memerlukan platform dan materi pembelajaran daring. Bantuan pembelajaran disediakan melalui platform Learning Management System (LMS). Selain itu, UT juga membuka Ruang Baca Virtual yang berisi 1.350 bahan ajar atau modul kuliah daring yang bisa diakses secara terbuka untuk mahasiswa, bahkan masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Begitu pemerintah mengumumkan untuk belajar di rumah dan bekerja di rumah guna mencegah penyebaran virus korona jenis baru, mulai Senin (16/3/2020) kami langsung menyiapkan diri untuk menyediakan bantuan ini. Setelah siap, baru kami umumkan Jumat ini,” kata Kepala Humas dan Urusan Internasional Universitas Terbuka Dian Budiargo ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.
Untuk mendapatkan bantuan platform dari UT, kata Dian, perguruan tinggi bisa mengirim surat permintaan kerja sama kepada Rektor UT melalui surat elektronik (surel/e-mail). Permintaan kerja sama itu dilengkapi informasi nama, nomor telepon, dan alamat surel orang yang bertanggung jawab menangani urusan ini (person in charge); data mata kuliah, serta dosen dan mahasiswa.
Staf Ahli Bidang Sistem dan Teknologi Informasi pada Kantor Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan UT, Mery Novianty, menambahkan, hingga Jumat sudah ada lima perguruan tinggi yang menghubungi UT terkait tawaran bantuan ini. Dari kelima perguruan tinggi itu, baru satu universitas yang telah mengirimkan data yang dipersyaratkan.
”Kami menyediakan modul berupa panduan tertulis, video, dan jika diperlukan akan mengadakan webinar (teknologi yang memungkinkan seminar, diskusi secara daring),” katanya.
KOMPAS / YOVITA ARIKA–Bantuan layanan pembelajaran daring melalui platform LMS Universitas Terbuka.
Tidak siap
Ketua Aptisi Budi Djatmiko menyambut baik tawaran bantuan UT tersebut. Pasalnya, sebagian besar perguruan tinggi tidak siap dengan metode perkuliahan jarak jauh secara daring. Ketentuan pemerintah mensyaratkan perguruan tinggi yang bisa menggelar perkuliahan secara daring hanya yang berakreditasi A, perguruan tinggi yang berakreditas B dan C hanya bisa 50 persen kuliah secara daring (metode blended learning).
”Perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang berakreditasi A hanya 96, itu pun belum semua memiliki sistem perkuliahan jarak jauh. Karena itu, belum semua dosen siap membuat konten untuk pembelajaran daring. Belum lagi jaringan internet yang belum tentu bagus di semua daerah, dan biaya pulsa juga masih mahal,” tuturnya.
Meskipun begitu, kata Budi, Aptisi mengambil hikmah, dengan kondisi sekarang ini, semua kampus harus menggunakan pembelajaran daring walaupun belum sepenuhnya efektif dan baik.
Oleh YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 20 Maret 2020