Unik, Serangga Baru Ditemukan dengan Bantuan Facebook

- Editor

Kamis, 18 Juli 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Derek Sikes dan Jil Stockbridge, ilmuwan dari University of Alaska Frairbanks, menemukan jenis baru lalat kalajengking. Spesies itu bukan hanya unik karena cirinya, melainkan juga karena proses penemuannya. Ilmuwan melakukan identifikasi dengan bantuan Facebook!
Spesies yang ditemukan diberi nama Caurinus tlagu. Lalat kalajengking yang ditemukan ini termasuk dalam ordo Mecoptera, mencakup lalat kalajengking, lalat kalajengking salju, dan hanging fly. Paper penemuan lalat kalajengking baru ini dimuat dalam jurnal Zookeys.

Menceritakan proses penemuan lalat kalajengking itu, Stockbridge mengatakan, “Kami memproses ribuan spesimen serangga dari Alaska ke koleksi kami di Museum Univerity of Alaska setiap tahun, jadi jarang sekali ada sesuatu yang harus kami amati dengan detail.”

Saat menemukan lalat kalajengking baru ini, Stockbridge mengatakan, “Saya menghubungi Derek, kurator serangga di museum itu, membawanya ke laboratorium, dan bertanya kepadanya jenis serangga apa yang ditemukan. Namun, dia bahkan malah tak tahu ordonya.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akhirnya Stockbridge mem-posting foto-foto spesimen tersebut di Facebook untuk meminta pendapat beberapa pakar serangga lain. Saking aneh dan tak biasanya serangga yang ditemukan ini, tak mengejutkan bila banyak pakar serangga pun salah dalam mengidentifikasinya.

Satu pakar serangga, Michael Ivie dari Montana State University, kemudian mengenalnya sebagai anggota dari genus Caurinus. Mulanya, Caurinus hanya beranggotakan satu spesies. Spesies yang sudah ditemukan berasal dari wilayah Washington dan Oregon.

Dikutip Physorg, Kamis (11/7/2013), berdasarkan riset, Sikes mengatakan bahwa spesies ini merupakan anggota kedua dari genus Caurinus tersebut. “Kami senang karena berdasarkan bukti fosil, kedua spesies itu berasal dari grup yang mungkin berasal dari masa 145 juta tahun lalu, zaman Jurrasic,” kata Sikes.

Lalat kalajengking baru ini berukuran sangat kecil, cuma 2 milimeter. Ilmuwan mengatakan bahwa spesies serangga ini memakan lumut hati. Menurut ilmuwan, spesies ini bisa memberi petunjuk tentang evolusi jenis lalat dan kutu.

Penulis dan Editor: Yunanto Wiji Utomo

Sumber: Kompas.com, Rabu, 17 Juli 2013 | 22:42 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB