Transaksi Digital Naik

- Editor

Rabu, 9 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perbankan Akan Lebih Efisien
Transaksi digital di sektor perbankan terus meningkat karena efisien. Ke depan, tren transaksi digital diperkirakan akan makin luas. Transaksi perbankan digital bisa mengurangi biaya operasional karena nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang untuk bertransaksi.

Kepala Bagian Pengawas Spesialis III Otoritas Jasa Keuangan Pardiono menuturkan, nilai transaksi digital mencapai Rp 4.400 triliun tahun 2012. “Nilai transaksi digital perbankan naik signifikan menjadi Rp 6.400 triliun 2014. Itu pun sebatas pada bank-bank dengan transaksi dominan yang bisa kami kumpulkan datanya. Kalau semua bank, pasti lebih tinggi,” kata Pardiono, Senin (7/12), di Jakarta.

Pardiono mengungkapkan hal itu dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Bank Danamon dan Adira mengenai kesiapan industri perbankan, pembiayaan, dan asuransi menghadapi era transaksi digital. Peningkatan transaksi digital di sektor perbankan itu antara lain didukung oleh terus naiknya transaksi e-dagang. Dalam catatan Pardiono, transaksi e-dagang tahun 2015 mencapai 3,5 miliar dollar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, bank juga menghadapi berbagai tantangan terkait kenaikan volume transaksi digital. “Bank harus menyiapkan banyak sistem yang dijalankan sekaligus. Bahkan, ada salah satu bank yang harus menjalankan 200 sistem untuk memastikan kelancaran dan keamanan transaksi digital,” kata Pardiono.

Bank lebih efisien
Direktur Bank Danamon Fransiska Oei menuturkan, era digital tak bisa dihindari. Apalagi saat ini kanal digital sangat populer bagi anak muda. Nasabah bank juga cenderung mengarah ke transaksi digital dibandingkan dengan transaksi konvensional di kantor cabang atau ATM.

“Transaksi digital akan membuat biaya di sektor perbankan makin efisien. Bagi nasabah, transaksi digital akan membuat makin efisien karena, misalnya, mereka tidak harus kena macet untuk menuju kantor cabang,” kata Fransiska.

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menyatakan penempatan Indonesia sebagai negara dengan potensi ekonomi terbesar di bidang digital di kawasan ASEAN khususnya menjadi penting. Reposisi PT Pos Indonesia menjadi bagian integral dari ekosistem e-dagang dalam proses penempatan itu.

“PT Pos Indonesia seharusnya menjadi nomor satu dalam ekosistem e-dagang. Reposisi PT Pos Indonesia menjadi mutlak atau perusahaan ini hanya akan menjadi sejarah,” kata Rudiantara mengingatkan saat penandatanganan nota kesepahaman PT Pos Indonesia dengan MatahariMall.com di Jakarta. Menurut dia, satu langkah itu akan diikuti langkah strategis lain bagi PT Pos Indonesia. Sebaran layanan PT Pos Indonesia mencapai 24.410 titik adalah modal yang harus dimanfaatkan daya jelajahnya.

General Manager Digital Payment and Banking Product Development PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Herman Suharto, kepada Kompas, Senin (7/12), di Jakarta, menyampaikan, penetrasi penggunaan uang elektronik atau e-money terus meningkat. Pemanfaatan e-money tidak hanya terjadi saat transaksi produk ritel. Akan tetapi, saat ini, sudah ada permintaan pemakaian e-money untuk pembayaran akses angkutan umum.

“Kami mengembangkan TCASH sejak 2007 dan penggunanya sudah 6 juta orang. Pertengahan 2015, kami menawarkan konsep baru TCASH dengan teknologi Near Field Communication (NFC) yang bernama TCASH Tap. Pengguna cukup memiliki stiker TCASH Tap dan langsung bertransaksi,” kata Herman. Pengguna TCASH Tap kini 150.000 orang.

Herman mengatakan, euforia pemakaian e-money masih terpusat di Jabodetabek. Telkomsel telah bekerja sama dengan 28 merek produk ritel dan 2.500 gerai di seluruh Indonesia. Cara ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi TCASH.

Secara terpisah, Group Head Mobile Financial Services Indosat Ooredoo Randy Pangalila menyampaikan, pihaknya berencana memperluas segmen pengguna Dompetku, layanan dompet elektronik. Sebagai contoh, Dompetku Nusantara yang menyasar kepada usaha mikro dan kelas konsumen menengah ke bawah. “Kami sudah menjalin kerja sama dengan 39 bank,” kata Randy. (AHA/MED/BEN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Desember 2015, di halaman 20 dengan judul “Transaksi Digital Naik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB