Negeri tirai bambu Tiongkok, dalam waktu tak lama lagi akan mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai pemimpin di bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Inggris bahkan meyakini, sekitar tahun 2013, Tiongkok sudah menjadi pemimpin dalam sektor ini.
Bagaimana mungkin? Tentu saja mungkin! Ingatlah kalau Tiongkok merupakan negara yang menciptakan kompas, bubuk mesiu, kertas dan alat pencetak.
Sehingga dalam waktu tak lama lagi mereka akan menunjukan kemampuannya secara global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu analisa mengapa Tiongkok akan memimpin di sektor ilmu pengetahuan, adalah karena meningkatnya jumlah ilmuwan di negara itu.
Jumlah itu dihitung dari karya tulis atau makalah yang dipublikasi dalam jurnal internasional yang tercantum dalam layanan Scopus dari penerbit Elsevier.
Pada tahun pertama analisa di jurnal tersebut, AS menerbitkan sebanyak 292.513 makalah, atau 10 kali lebih banyak dari Tiongkok yang hanya 25,474. Namun pada 2008, ketika AS mempublikasikan 316.317 makalah, ilmuwan Tiongkok telah membuat 184.080 makalah.
Dengan data tersebut diyakini, baru pada 2020 Tiongkok mengambil alih posisi AS. Namun hanya butuh waktu dua tahun untuk Tiongkok yang kini negara itu telah menggeser posisi dua Inggris di bidang riset, dan menempel ketat AS. Menurut Profesor Sir Chris Llerellyn Smith dari Inggris, ia tak heran dengan perkembangan Tiongkok yang sangat besar dalam investasi bidang riset dan pengembangan.
Universitas di Tiongkok saja pada 2006 lalu telah meluluskan sebanyak 1,5 juta ilmuwan dan insinyur. [L-9]
Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 29 Maret 2011 | 9:46