N-219 Nurtanio adalah pesawat bermesin ganda dengan kapasitas penumpang 19 orang. Pesawat tersebut dirancang untuk menjelajahi daerah terpencil dan pegunungan dengan jelajah terbang 2-3 jam.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro menandatangani perjanjian kerja sama pengadaan pesawat terbang N-219 Nurtanio di Bandung, Jawa Barat, Senin (9/12/2019). Pemerintah Provinsi Aceh dan manajemen Dirgantara Indonesia sepakat mengembangkan sumber daya manusia dan pengoperasian angkutan udara di Aceh.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah didamping Dirut PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro saat meninjau pesawat N-219 di hanggar PT Girgantara Indonesia, Senin (9/12/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nova berharap tahun 2022 Aceh bisa mendapatkan empat pesawat N-219 Nurtanio untuk dioperasikan sebagai alat transportasi udara perintis. Selain itu, ia juga meminta dukungan dan pendampingan PT Dirgantara Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dirgantara di Aceh.
Nova mengatakan, pembelian pesawat N-219 Nurtanio bertujuan meningkatkan konektivitas antarwilayah di Provinsi Aceh. Pemerintah berharap, meningkatnya konektivitas antarkabupaten akan memacu perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah di Aceh.
”Harapan kami, PT Dirgantara Indonesia dapat memenuhi kebutuhan transportasi perintis ini sehingga hubungan antarwilayah di Aceh akan lebih baik,” ujar Nova dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
KOMPAS/RIZA FATHONI–Pesawat N-219 yang diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo terparkir di Base Ops, Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, saat acara pemberian nama pesawat tersebut, Jumat (10/11/2017). Presiden memberikan nama pesawat purwarupa N-219 ”Nurtanio” yang merupakan produk anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia dan Lapan.
Dalam kegiatan tersebut, Plt Gubernur turut didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh Bustami, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto, dan Staf Khusus Gubernur Thamren Ananda.
Kebutuhan tersebut, menurut Nova, cukup mendesak lantaran Aceh memiliki kawasan yang sangat luas. Luas wilayah daratan di Aceh bisa mencapai 59.000 kilometer persegi dan lautan seluas 295.000 kilometer persegi.
”Sebagai contoh, jarak antara Kota Banda Aceh dan Kabupaten Singkil mencapai 760 kilometer. Kalau menggunakan angkutan darat, butuh waktu 15 jam menempuh jarak itu,” ujar Nova.
Demikian pula akses yang terbatas jika ingin ke Kabupaten Simeulue. Perjalanan darat dari Banda Aceh ke Aceh Selatan sekitar 7 jam, lalu menyeberang menggunakan feri selama 8 jam ke Pulau Simeulue.
Nova juga menjelaskan, Provinsi Aceh sedang mengembangkan sektor pariwisata serta merintis pengembangan investasi di daerah. Hal ini menjadi alasan lainnya, mengapa kelancaran transportasi menjadi kebutuhan mendesak bagi Aceh.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO–Pesawat buatan Lapan bersama PT Dirgantara Indonesia diluncurkan dalam acara roll-out pesawat N-219 di hanggar perakitan N-219 PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/12/2015). N-219 Nurtanio merupakan karya anak bangsa secara keseluruhan yang menjadi andalan Indonesia untuk penerbangan ke wilayah-wilayah terpencil.
Kerja sama antara Pemerintah Aceh dan PT DI sekaligus merevisi dari perjanjian sebelumnya yang dibuat pada 7 Februari 2018 dalam acara Airshow di Singapura.
Nova mengakui, membangun penerbangan perintis antarwilayah di Aceh bukan sebuah misi yang mudah. Saat ini hanya ada lima penerbangan perintis di Aceh yang masih beroperasi dengan frekuensi terbatas sehingga aktivitas tujuh bandara di kabupaten/kota di Aceh pun sepi.
N-219 Nurtanio adalah pesawat bermesin ganda dengan kapasitas penumpang 19 orang. Pesawat tersebut dirancang untuk menjelajahi daerah terpencil dan pegunungan dengan jelajah terbang 2-3 jam.
Adanya Nurtanio bisa mendorong konektivitas antardaerah. N-219 Nurtanio juga dirancang bisa mendarat di landasan sepanjang 400-600 meter.
Pesawat perintis
Dalam kesempatan itu, Elfien Goentoro mengatakan, N-219 Nurtanio sengaja dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional di wilayah perintis. Pesawat ini dapat digunakan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang, dan ambulans udara.
Ia menjelaskan, N-219 Nurtanio telah melakukan uji terbang perdana pada 16 Agustus 2017. Saat ini pesawat tersebut masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi. Proses sertifikasi merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan oleh masyarakat umum.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO-+Pesawat N-219 buatan Lapan bersama PT Dirgantara Indonesia diluncurkan dalam acara roll-out pesawat N-219 di hanggar perakitan N-219 PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/12/15).
Elfien menyatakan, PT DI berkomitmen menyelesaikan proses sertifikasi. Ia berharap agar segera mendapatkan Type Certificate dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
”Harapannya, pesawat N-219 Nurtanio bisa segera melayani masyarakat Aceh serta mendorong dan meningkatkan aksesibilitas dan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Aceh,” ujar Elfien.
Oleh FAJAR RAMADHAN
Editor: HAMZIRWAN HAM
Sumber: Kompas, 9 Desember 2019