Delapan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang tergabung dalam Tim Bumi Siliwangi mendapat beasiswa untuk menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana. Beasiswa tersebut sebagai penghargaan atas prestasi mereka menjuarai lomba balap mobil hemat energi Shell Eco Marathon Drivers World Championship (SEM DWC) di London, Inggris, 3 Juli lalu.
Pihak universitas juga berjanji akan membantu kedelapan mahasiswa tersebut melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana. “Beasiswa yang diberikan sampai menyelesaikan pendidikan S-1. Mereka juga akan didorong dan difasilitasi memenuhi persyaratan mendapatkan beasiswa S-2,” ujar Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Furqon, di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/7) malam.
UPI juga memberikan bonus Rp 5 juta per orang kepada delapan mahasiswa tersebut. Adapun Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir memberikan hadiah Rp 10 juta untuk Tim Bumi Siliwangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Furqon mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengupayakan beasiswa S-2 bagi Tim Bumi Siliwangi. Namun, menurut dia, sejumlah persyaratan tetap harus dipenuhi untuk mewujudkan rencana tersebut.
“Pemerintah punya banyak jaringan untuk beasiswa itu. Tetapi, mahasiswa perlu diarahkan untuk memenuhi persyaratan. Misalnya, kalau kuliah di Jepang, harus bisa bahasa Jepang, kecuali kalau ambil kelas internasionalnya,” ujarnya.
Furqon berharap, prestasi Tim Bumi Siliwangi di tingkat dunia bisa diikuti mahasiswa UPI lainnya. Dia juga berjanji akan meningkatkan anggaran riset untuk dosen dan mahasiswa. “Tak hanya di bidang mesin, di bidang lainnya juga harus bisa berprestasi,” ujarnya.
Dia berharap ada pihak yang terpanggil jadi sponsor demi mengembangkan mobil hemat energi tersebut.
Manajer Tim Bumi Siliwangi Amin Sobirin berterima kasih atas apresiasi yang diberikan kampus. Hal tersebut menjadi motivasi baginya untuk membuat karya yang lebih baik.
“Saya juga pengin melanjutkan studi S-2 di bidang mesin. Kalau bisa, saya mau kuliah di luar negeri setelah tamat S-1 nanti,” ujarnya.
Tantangan
Rektor UPI Furqon menantang Tim Bumi Siliwangi untuk memodifikasi moda transportasi di kampus tersebut. Dia meminta tim itu mengganti mesin empat mobil transportasi kampus yang sebelumnya menggunakan diesel menjadi daya listrik yang hemat energi.
“Mesin angkutan kampus tersebut diganti dengan yang hemat energi. Ini tantangan bagi mereka (Tim Bumi Siliwangi) dalam waktu dekat,” ujarnya.
Pembimbing Tim Bumi Siliwangi, Sriyono, saat dihubungi, Kamis, mengatakan, timnya siap menjawab tantangan tersebut.
Latihan terus-menerus dan pengecekan mesin menjadi kekuatan Tim UPI. Kemunculannya di ajang SEM Asia sejak 2012 juga mengejutkan karena terus berhasil meraih peringkat dalam ajang tersebut. Dibandingkan dengan Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Tim Sadewa Universitas Indonesia (UI), keikutsertaan UPI tergolong baru. Dua tim lainnya dari Indonesia yang juga diundang dalam SEM DWC di Inggris itu telah mengikuti perlombaan mobil hemat energi yang diadakan Shell (SEM) sejak 2010.
Pada SEM DWC kali ini, baik ITS maupun UI juga menunjukkan keseriusan dan sikap pantang menyerah. Tim-tim Indonesia menunjukkan kejutan. Tim ITS, misalnya, sampai detik-detik akhir batas inspeksi teknis masih berupaya menyelesaikan mobil mereka yang terbakar.(TAM)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Juli 2016, di halaman 11 dengan judul “Tim Bumi Siliwangi Mendapat Beasiswa”.