Tiga perempuan peneliti dari perguruan tinggi negeri meraih anugerah L’Oréal-UNESCO for Women in Science tingkat nasional 2014. Penelitian mereka yang berbasis sumber daya alam di Indonesia dinilai berpotensi meningkatkan kualitas hidup manusia dalam bidang kesehatan dan kehidupan berkelanjutan.
Penyerahan penghargaan L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2014 dilakukan Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Vismay Sharma dan Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) Arief Rachman di Jakarta, Selasa (14/10). Penghargaan untuk ke-11 kalinya itu dibagi menjadi dua kategori, yakni ilmu hayat (life science) dan ilmu material (material science).
Penghargaan di bidang ilmu hayat jatuh kepada Fitriya Nur Annisa Dewi (32), peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Fitriya menguji ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) yang mengandung kaempferol untuk melindungi perempuan dari kanker payudara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penghargaan di bidang ilmu material diberikan kepada Nanik Purwanti (33), peneliti dari IPB, dan Witri Wahyu Lestari (34) dari Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta. Nanik meneliti mikrokapsul dengan memakai bahan protein nanofibrils dari susu dan kedelai lokal. Witri fokus meneliti energi terbarukan dari kelapa sawit. Dari penelitian itu akan dihasilkan ”diesel hijau” dari minyak kelapa sawit dengan menggunakan katalis zeolit alam termodifikasi.
Ketiga peneliti ini mendapat dana penelitian Rp 80 juta. Mereka juga berpeluang dipilih mengikuti program beasiswa (fellowship) internasional.
Vismay mengatakan, L’Oréal menyadari pentingnya riset dan sains. Perusahaan kosmetik internasional itu dapat berkembang karena kekuatan dan inovasi riset serta sains. ”Karena itu, L’Oréal di Indonesia juga mendukung munculnya perempuan peneliti sains,” katanya. (ELN)
Sumber: Kompas, 14 Oktober 2014
————–
Tiga Peneliti Perempuan Muda Indonesia Raih “L’Oréal-UNESCO FWIS Nasional 2014”
Untuk memajukan sains di seluruh dunia, termasuk Indonesia, PT L’Oréal Indonesia kembali memberikan penghargaan “L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) Nasional” kepada para peneliti perempuan terbaik Indonesia.
Tahun ini, L’Oréal dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (KNIU Kemdikbud) menganugerahi tiga peneliti perempuan muda Indonesia dengan penelitian yang berbasis pada sumber daya asli Indonesia untuk meningkatkan hidup di bidang kesehatan dan kehidupan yang berkelanjutan.
Ketiga perempuan luar biasa ini adalah Drh. Fitriya Nur Annisa Dewi, PhD (32 tahun) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan proposal riset dalam kategori Life Science yang berjudul: Pengaruh Kaempferol dari Daun Katuk (Sauropis Androgynus) untuk Potensi Pencegahan Kanker Pada Sel Epitel Kelenjar Susu; Dr. Nanik Purwanti (33 tahun) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan proposal riset dalam kategori Material Science yang berjudul: Pengembangan Mikrokapsul yang diperkuat dengan Protein Nanofibrils Menggunakan Proses Adsorpsi Multi Lapis Untuk Diterapkan Sebagai Perangkat Pelepasan Terkendali; dan Dr. rer. nat Witri Wahyu Lestari Ssi, MSc (34 tahun) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dalam kategori Material Science yang berjudul: Produksi Green Diesel dari Minyak Kelapa Sawit menggunakan Katalis Zeolit Alam Termodifikasi.
Vismay Sharma selaku Presiden Direktur L’Oréal Indonesia mengatakan,lewat program tahunan ini, L’Oréal akan terus mendukung perempuan peneliti muda dalam memajukan sains dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
“Harapan kami, ketiga perempuan hebat yang meneliti eksplorasi bahan pangan asal Indonesia ini akan memperkaya komunitas FWIS dan menjadi panutan di bidang sains bagi generasi penerus perempuan peneliti di Indonesia,” jelas Vismay Sharma dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/10).
Setiap tahunnya, L’Oréal dan KNIU memberikan beasiswa kepada perempuan peneliti yang luar biasa, dalam kategori Life Science dan Material Science senilai Rp 80 juta. Hingga kini, L’Oréal telah memberikan beasiswa kepada 37 fellows untuk melakukan proyek penelitian, di mana lima diantaranya telah diakui secara internasional.
“Dengan memperkenalkan para perempuan peneliti ini kepada masyarakat luas, kami berharap program ini dapat membuka jalan bagi generasi muda dan menginspirasi para perempuan muda Indonesia lainnya untuk mejadi peneliti di masa depan,” ungkap Prof. Dr. Arief Rachman MPd, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KNIU Kemdikbud).
Penulis: Herman/JAS
Sumber:PR
Sumber: beritasatu, Selasa, 14 Oktober 2014