Konstruksi Diharapkan Selesai 2018
Pemerintah menandatangani tiga perjanjian pengusahaan jalan tol sepanjang 171,01 kilometer senilai Rp 21,6 triliun. Penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol itu menunjukkan pembangunan infrastruktur jalan tol segera berjalan dan diharapkan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi.
Tiga ruas jalan tol itu adalah Bakauheni-Terbanggi Besar dan Palembang-Indralaya sebagai bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera, dan ruas Tol Soreang-Pasir Koja, Jawa Barat. Pembangunan jalan tol merupakan sasaran pokok dalam program dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019 dengan target 1.000 kilometer sampai 2019.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini dan pihak investor, yakni PT Hutama Karya (Persero) dan PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bukti bahwa investasi pembangunan jalan tol segera berjalan. Dengan demikian, (pembangunan jalan tol) bisa segera berkontribusi pada ekonomi di daerah yang dilewati jalan tol,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ketika menyaksikan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) pembangunan tiga ruas jalan tol itu, Jumat (4/9), di Jakarta.
PT Hutama Karya (Persero) mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans-Sumatera melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Akhir Maret lalu, PT Hutama Karya (Persero) telah menandatangani pembangunan Tol Trans-Sumatera untuk ruas Medan-Binjai sepanjang 25,46 km.
Basuki mengatakan, dengan penandatanganan itu, konstruksi jalan tol sudah bisa dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero) yang mendapat penugasan dari pemerintah.
“Untuk Tol Trans- Sumatera, akan kita keroyok dari sisi utara dan selatan. Agar bisa tersambung semua, tidak bisa hanya dalam waktu 5 tahun,” kata Basuki.
Dengan skema penugasan, untuk ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, PT Hutama Karya (Persero) harus memenuhi ekuitas senilai Rp 8,727 triliun atau 52 persen dari kebutuhan. Sisanya, berasal dari pinjaman perbankan sebesar Rp 8,067 triliun.
content
Direncanakan, pembebasan lahan ruas tersebut akan selesai pada 2016 dan konstruksi tol akan selesai pada 2018. Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dibagi menjadi 3 seksi.
Kemudian untuk pembangunan jalan tol ruas Palembang-Indralaya, PT Hutama Karya (Persero) harus memenuhi ekuitas sebesar Rp 2,31 triliun dari kebutuhan Rp 3,3 triliun. Sumber pendanaan lain berasal dari pinjaman perbankan sebesar Rp 990,336 miliar. Ruas Palembang-Indralaya juga dibagi menjadi 3 seksi.
“Pinjaman baru bisa dicari jika sudah ada BPJT-nya. Sumber pembiayaan bisa dari dalam negeri maupun luar negeri. Bagi Hutama Karya, dengan adanya penugasan ini, ekuitas Hutama Karya meningkat. Jadi, ukuran perusahaan semakin besar,” kata Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra.
Pertumbuhan ekonomi
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, proyek Tol Trans-Sumatera baru layak secara finansial 20 tahun mendatang.
Namun, proyek tersebut diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera. “Makanya ada skema penugasan kepada PT Hutama Karya (Persero),” kata Herry.
Pada 2015, Presiden menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2015 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 3,6 triliun.
Sementara itu, ruas Tol Soreang-Pasir Koja akan menghubungkan kota Bandung dengan wilayah Bandung bagian selatan.
“Saat ini pembebasan lahan telah mencapai 90 persen. Kami optimistis dalam satu tahun bisa menyelesaikan pembangunan tol ini,” kata Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar R Bagus Medi Suarso. (NAD)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 September 2015, di halaman 17 dengan judul “Tiga Jalan Tol Mulai Dibangun”.