Terapi Berbasis Genetika

- Editor

Senin, 22 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di Indonesia Lebih Banyak pada Riset Klinis
Pilihan terapi penyakit diabetes melitus pada masa depan akan memanfaatkan penanda genetik pada pasien. Pengobatan bagi pasien diabetes diharapkan bisa lebih efektif. Selama ini, pengobatan diabetes dinilai rumit karena diabetes amat terkait dengan kelainan fungsi banyak organ dalam tubuh atau patofisiologis.


Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Sidartawan Soegondo menyatakan hal itu pada Jakarta Diabetes Meeting (JDM) 2014, di Jakarta, Minggu (21/12).

Sidartawan mengatakan, riset untuk mengungkap penanda genetik pada pasien diabetes sudah ada yang masuk fase tiga atau uji coba pada manusia. Namun, ada juga yang masih fase dua atau bahkan pembentukan hipotesis. Penelitian penanda genetik itu merupakan riset sains dasar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Penelitian penanda genetika itu diharapkan bisa memprediksi risiko diabetes seseorang berikut kemungkinan komplikasi yang muncul hanya dengan melihat struktur genetikanya. Jadi, dokter bisa memberi terapi yang sesuai,” kata Sidartawan.

Riset penanda genetika dalam terapi diabetes banyak dilakukan peneliti di negara maju yang punya dana riset besar. Di Indonesia, riset di perguruan tinggi lebih banyak pada riset klinis daripada sains dasar.

Diabetes melitus ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyebabnya, gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun gangguan sekresi sekaligus kerja insulin. Tubuh pasien diabetes tak bisa memproduksi atau merespons hormon insulin yang dihasilkan organ pankreas.

Staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI yang juga Ketua Panitia JDM 2014 Dante Saksono Herbuwono mengatakan, penanganan diabetes yang rumit kerap menyebabkan pasien mengonsumsi banyak obat. Tidak hanya kadar gula darah yang dikendalikan, tetapi juga komplikasi dan penyakit penyerta. Menurut Sidartawan, alur pelayanan kesehatan terbaru penanganan diabetes adalah ginjal sebagai target intervensi. Fungsi ginjal yang menyerap gula yang dibuang tubuh memengaruhi kadar gula darah. (ADH)

Sumber: Kompas, 22 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB