Ponsel adalah perangkat yang hampir pasti diajak serta dalam perjalanan mudik oleh pemiliknya. Selain sebagai sarana komunikasi, gawai berlayar sentuh ini bisa memberikan fitur tambahan yang mempermudah para pengguna melintasi jalur pantai utara atau pantai selatan demi menuju kampung halaman.
Untuk layanan navigasi, Waze bisa menjadi alternatif yang bisa diandalkan bagi para pemudik. Kelebihan dari layanan ini adalah kontribusi komunitas yang memastikan bahwa peta yang digunakan tidak saja terkini, tetapi juga sarat dengan informasi.
Setiap anggota Waze bisa meninggalkan informasi dari jalan yang mereka lalui untuk diterima oleh pengguna lain yang menyusul kemudian di titik tersebut. Informasi yang bisa dipantau meliputi kemacetan akibat kecelakaan atau pekerjaan jalan, rekayasa lalu lintas, serta informasi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Solidaritas antarpengguna sudah menjadi norma pada layanan ini sehingga pengemudi bisa bersiap atas kondisi lalu lintas yang akan ditemui, misalnya mencari toilet begitu menyadari 300 meter berikutnya bakal menghadapi kemacetan panjang.
Jika memungkinkan, Waze memberikan rekomendasi jalur alternatif yang memiliki waktu tempuh yang singkat. Algoritme tersebut berasal dari data pengguna lainnya, jika berhenti atau berkurang kecepatannya pada satu titik maka dianggap sebagai kemacetan dan Waze mencari jalur alternatif untuk digunakan.
Pengguna yang memanfaatkannya di Pulau Jawa seharusnya tidak perlu khawatir karena peta jalan sepanjang jalur mudik selalu diperbarui oleh pengguna lainnya. Bahkan, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang baru saja diresmikan sudah ada di dalam peta.
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Waze adalah layanan navigasi yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi lalu lintas terbaru, Rabu (8/7). Informasi tersebut berharga untuk dimanfaatkan para pemudik untuk menghindari kemacetan di arus mudik.
Salah satu kendala dari aplikasi ini adalah keharusan untuk tersambung dengan internet, sementara masih ditemukan titik-titik tanpa sinyal (blankspot) di jalur mudik. Begitu pula dengan konsumsi daya yang meningkat pada ponsel sehingga pengguna harus mempersiapkan diri dengan pengisi daya untuk mobil atau pengisi daya portabel, yakni powerbank.
Alternatif dari Waze adalah HERE Maps yang bisa digunakan tanpa koneksi data internet. Konsekuensinya adalah harus mengunduh file peta yang ukurannya bisa mencapai ratusan megabyte, belum lagi petanya yang belum diperbarui serta tanpa informasi tambahan, seperti kemacetan jalan dan sebagainya.
Aplikasi lain yang sejenis dengan HERE Maps adalah Sygic yang juga bersifat luring atau offline. Aplikasi ini sebenarnya berbayar tetapi ada versi gratisnya dengan mengurangi beberapa fitur. Sygic memberikan pemakaian trial atau masa uji coba selama tujuh hari untuk fitur premium yang bisa dimanfaatkan untuk mudik. Lewat dari tujuh hari masih bisa digunakan hanya saja fitur-fitur premium dimatikan.
Pendamping
Perusahaan raksasa mesin pencari Google tidak ingin ketinggalan dengan perhelatan bulan Ramadhan di Indonesia. Sejak hari Senin (29/6), mereka menyelipkan informasi yang relevan melalui layanan Google Now mereka.
Bagi yang belum mengetahuinya, Google Now adalah kartu-kartu berisi informasi yang tampil berdasarkan kebiasaan para pengguna, seperti jadwal pertandingan atau berita terkait topik yang sering dicarinya. Dengan program selama bulan puasa, Google mengimbuhi kartu-kartu tersebut dengan beberapa konten, seperti jadwal puasa, pantauan kemacetan, lokasi restoran terdekat, dan video-video informatif, seperti resep masakan dan hiburan.
Kartu-kartu berisi informasi tersebut bisa disingkirkan dengan menggeser layar ke arah kanan. Melalui algoritmenya, Google bisa mempelajari kebiasaan tersebut untuk memberikan informasi yang dianggap paling penting oleh pengguna tersebut.
Product Engineer Google Now, Joseph Kurachi Luk, menuturkan bahwa inilah kali pertama mereka bereksperimen dengan konten dengan tema tertentu yang dimasukkan ke dalam Google Now.
“Tidak tertutup kemungkinan bahwa akan ada konten-konten lain yang bisa dimasukkan selain resep, hiburan, dan informasi lalu lintas,” ujar Luk.
Direktur Pemasaran Google Indonesia, Veronica Utami, menjelaskan bahwa informasi tersebut merupakan tren pencarian dari para pengguna Google Indonesia tahun sebelumnya. Dari minggu kedua bulan puasa, kata kunci yang paling mengemuka dalam mesin pencari tersebut adalah jam berbuka puasa.
“Tentu saja kami memberikan pilihan bagi pengguna yang tidak berkenan dengan informasi yang disodorkan dengan menyingkirkan informasi tersebut,” kata Veronica.
Aplikasi pendukung kegiatan Ramadhan lainnya adalah Masjidku yang dikembangkan oleh AlgoStudio. Aplikasi ini memiliki fitur terkait ibadah, seperti jadwal shalat, lokasi masjid, dan yang paling utama adalah fitur untuk terhubung dengan salah satu masjid dan mendapatkan informasi dan konten dakwah dari takmir masjid.
Fitur yang menarik lainnya memungkinkan pengguna untuk mengirimkan infak atau sedekah secara otomatis dari layar ponsel. Pengguna bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mencari masjid terdekat dari posisinya saat itu.
Salah satu tantangan dari aplikasi ini adalah basis data masjid yang masih terbatas. Untuk berkembang, mereka membutuhkan takmir masjid yang melek teknologi untuk mengisi konten yang bisa diterima langsung melalui aplikasi ini.
Berbagai aplikasi di ponsel terus tumbuh untuk ikut menyemarakkan Ramadhan dan Lebaran. Untuk Lebaran, aplikasi yang dominan di Android misalnya kartu ucapan Lebaran digital dan resep-resep kue Lebaran. Bagi yang ingin menghitung besaran nilai zakat, maka bisa memasang aplikasi Zakat Calculator yang tersedia gratis.
Banyak perusahaan dan produk tertentu yang juga membuat aplikasi terkait mudik, misal perusahaan- otomotif yang menyediakan tips mudik, peta mudik, informasi lokasi bengkel, posko mudik 24 jam. Gim atau permainan bertemakan Ramadhan dan Lebaran juga sudah banyak bermunculan untuk mengisi hari-hari libur Lebaran.
Dengan ponsel berisi aplikasi yang dibutuhkan, seharusnya tidak perlu lagi ada alasan untuk khawatir menuju ke kampung halaman. Oleh karena itu, manfaatkan gawai Anda sebagai asisten pribadi yang pintar agar mudik Lebaran kali ini lebih tenang dan nyaman.
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Juli 2015, di halaman 35 dengan judul “Tenang Mudik bersama Asisten Virtual “.