Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang dihasilkan dari reaktor nuklir telah mengalami banyak pengembangan, termasuk dalam hal teknologi keselamatan reaktor. Untuk itu, riset bidang keselamatan harus terus dilakukan .
Hal ini disampaikan dalam orasi ilmiah pengukuhan peneliti Anhar Riza Antariksawan sebagai profesor riset Badan Tenaga Nuklir Nasional di Jakarta, Kamis (27/12/2018). Pengembangan teknologi keselamatan reaktor nuklir bertujuan untuk menjamin bahwa penempatan dan operasi reaktor nuklir mampu memenuhi prinsip dan syarat keselamatan, kesehatan, serta proteksi radiasi.
ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Anhar Riza Antariksawan, Peneliti Utama dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, dikukuhkan sebagai profesor riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Anhar, kondisi kecelakaan dalam pengoperasian reaktor ada dua, yakni kecelakaan dasar desain dan kecelakaan parah, seperti yang pernah menimpa PLTN Chernobyl pada 1986. “Kecelakaan dasar desain adalah kecelakaan yang dapat terjadi pada masa reaktor hidup dan dijadikan dasar untuk desain sistem keselamatan. Sedangkan, kecelakaan parah adalah kecelakaan yang melibatkan kerusakan pada bahan bakar reaktor,” kata Anhar yang merupakan peneliti utama di Pusat Sains dan Teknologi Akselerator sejak 2004.
Dalam penelitiannya berjudul “Peran Simulasi Eksperimental dan Numerik Aspek Termohidraulik dalam Peningkatan Keselamatan Reaktor Nuklir”, ia menekankan pentingnya melakukan riset di bidang keselamatan. Ini khususnya di bidang termohidraulika, baik yang berbasis metodologi simulasi eksperimental maupun numerik. Itu dilakukan untuk mengetahui berbagai fenomena termohidraulika yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Hasil riset ini akan digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teknologi keselamatan reaktor nuklir secara tepat. Dengan ini, kecelakaan pada sebuah PLTN, khususnya yang menggunakan pendingin air, dapat dianalisis dan dapat diantisipasi penanganannya.
Anhar berharap, simulasi eksperimental dan numerik aspek termohidraulika dalam bidang keselamatan reaktor nuklir dapat saling melengkapi. Pada saat bersamaan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memiliki berbagai fasilitas eksperimental dan program perhitungan komputer terkait kecelakaan PLTN.
“Dengan menyinergikan kegiatan simulasi eksperimental dan numerik serta melibatkan jejaring lembaga penelitian terkait, kegiatan riset yang lebih komprehensif di bidang keselamatan PLTN dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik,” ujarnya.
Ia berharap, kemampuan sumber daya manusia di bidang penguasaan teknologi keselamatan reaktor nuklir dapat dikembangkan dengan adanya pelaksanaan riset eksperimental dan simulasi numerik. Penguasaan teknologi ini diharapkan dapat meyakinkan pemanfaatan PLTN di Indonesia.
Sejak PLTN dimanfaatkan pertama kali di Rusia pada 1954, Indonesia belum mencoba mengaplikasikan teknologi nuklir sebagai pembangkit listrik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, energi nuklir bisa dimanfaatkan sebagai potensi energi baru untuk mengurangi emisi karbon, dengan memperhatikan faktor keselamatannya.
Hingga akhir 2017, sebanyak 448 PLTN beroperasi di 30 negara dan 13 di antaranya menggunakan PLTN untuk menyumbang seperempat hingga keseluruhan listrik di masing-masing negara. Teknologi keselamatan yang lebih baik telah dikembangkan untuk PLTN generasi keempat.
Profesor baru
Pada hari ini juga, Batan mengukuhkan dua penelitinya menjadi profesor yang ke 51 dan 52. Selain Anhar, Peneliti Utama Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Mukh Syaifudin juga dilantik. Dalam pengukuhannya, Mukh mempresentasikan penelitian berjudul “Biomarker Pajanan Radiasi Penguin untuk Pengkajian Dosis Radiasi”.
ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Foto bersama usai pengukuhan dua peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) oleh majelis pengukuhan profesor riset di Jakarta, Kamis (27/12/2018). Peneliti yang dikukuhkan adalah Peneliti Utama dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Anhar Riza Antariksawan dan Peneliti Utama Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Mukh Syaifudin.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Trihandoko mengapresiasi dedikasi keduanya dalam meneliti pemanfaatan teknologi nuklir. “Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesejahteraan manusia. Itu dapat jadi bukti pengambil kebijakan bahwa teknologi nuklir tidak perlu lagi ditakutkan,” ujarnya dalam sambutannya.
Sekretaris Utama Batan Falconi Margono mengatakan, menambahkan, Batan sebagai lembaga penelitian terus berupaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. “Batan mengajak semua peneliti utama untuk terus berkarya dengan penelitiannya di bidang pengembangan teknologi nuklir,” ujarnya. (ERIKA KURNIA)–EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 28 Desember 2018