Laboratorium Sel Punca Regenic PT Bifarma Adiluhung di bawah PT Kalbe Farma menjadi satu-satunya laboratorium yang memiliki izin untuk mengolah sel punca. Izin diperoleh pada 3 Juni 2013. Hingga kini, laboratorium itu sudah memproduksi 50 juta sel punca untuk terapi pengobatan lima pasien.
”Sel punca itu untuk pengobatan dua pasien patah tulang dan tiga pasien cedera tulang rawan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Teknologi ini masih tergolong mahal,” kata Kepala Laboratorium Sel Punca Regenic Yuyus Kusnadi kepada wartawan, Kamis (24/10), di Jakarta.
Menurut Yuyus, setiap pasien mendapat terapi dengan 10 juta sel punca. Perusahaan itu memasang harga Rp 40 juta per 10 juta sel punca.
Sebelumnya, Direktur Utama RSCM Czeresna H Soejono mengatakan, sejak tahun 2007 terapi sel punca diberikan kepada 35 pasien gangguan jantung, 25 pasien gagal jantung, 18 pasien patah tulang, dan 3 pasien diabetes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ratna Sitompul mengatakan, terapi sel punca masih diteliti dan belum terstandardisasi.
Menurut Yuyus, standardisasi terapi sel punca tidak dapat diberikan untuk metode autologous (pengambilan sumber sel punca dari pasien). Standardisasi bisa diberikan untuk terapi sel punca allogenic atau bersumber dari sel punca orang lain.
”Sel punca merupakan produk biomaterial. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang berhak memberikan standardisasi,” katanya.
Menurut Yuyus, ada tiga standardisasi sel punca, yaitu menyangkut fasilitas laboratorium pengolahan sel punca, standar sel punca, dan cara pengobatannya. Standardisasi ketiganya sebetulnya merupakan hal yang sederhana, tetapi pemerintah belum memutuskan. (NAW)
Sumber: Kompas, 25 Oktober 2013