Penyediaan teknologi instrumentasi belum mandiri. Berbagai alat kesehatan, sensor, teknik pengukuran, dan kalibrasi yang digunakan industri dalam negeri masih bergantung pada impor. Padahal, dari sisi keahlian, Indonesia memiliki para ahlinya.
Hal itu muncul dalam International Conference on Automation, Cognitive Science, Optics, Micro Electro-Mechanical System, and Information Technology (ICACOMIT) di Bandung, Kamis (29/10). Ketua Umum ICACOMIT Arjon Turnip mencontohkan, alat kesehatan seperti elektrokardiogram (EKG) dan alat perekam listrik jantung di rumah sakit merupakan jenis yang umum diimpor. “Kalau rusak, komponennya harus diimpor atau beli baru yang sangat mahal,” ujar Arjon. Instrumen EKG yang harga impornya Rp 30 juta bisa dibuat di dalam negeri seharga Rp 10 juta.
Konferensi internasional itu diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bekerja sama dengan Institute of Electrical and Electronics Engineers Indonesia Control System Society, Robotics and Automation Society and System Joint Chapter, yang didukung sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wakil Kepala LIPI Akmadi Abbas menyatakan, untuk mendukung industri nasional yang mampu menggulirkan perekonomian, diperlukan pengembangan riset nasional yang kuat. Salah satunya, riset pengembangan instrumentasi. LIPI berkomitmen memperluas jaringan dan komunitas peneliti, salah satunya bidang instrumentasi terkait pengukuran dan pengendalian.
“Penelitian terkait teknologi instrumentasi seperti brain engineering, sistem suspensi, pengolahan air, kontrol, ilmu kognitif, optik, sistem mikro elektromekanis, dan teknologi informasi harus terus didukung. Sebab, hal itu dapat memberi manfaat terutama kepada pemerintah untuk memantau dan mengamankan wilayah,” ujar Akmadi.
Saat ini, menurut Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Demi Soetraprawata, LIPI merancang kerja sama dengan Universitas Nasional Pusan, Korea Selatan. Di dalam negeri, kerja sama pengembangan SDM bersama ahli dari ITB, UGM, Unpad, dan UI. LIPI menyediakan fasilitas penelitian dalam teknologi instrumentasi. (DMU)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 13 dengan judul “Teknologi Instrumentasi Belum Mandiri”.