Kehadiran teknologi yang semakin memudahkan dalam dunia pendidikan kian dibutuhkan. Namun, penerapan teknologi juga harus diikuti dengan kepemimpinan yang baik yang dapat memaksimalkan pemanfaatannya dan membuat ruang pembelajaran menjadi hidup.
Hal itu dikemukakan Vice President Worldwide Education, Worldwide Public Sector Education Microsoft, Anthony Salcito, pekan lalu, di Singapura, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Amanda Putri Nugrahanti.
Salcito mengungkapkan hal itu dalam perhelatan British Educational Training and Technology Asia (BETT) 2014. Dia mengatakan, teknologi terus berubah, menjadi lebih cepat atau lebih murah, tetapi tantangan paling berat ialah mengubah ruang kelas menjadi ruang belajar inovatif dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Salcito, masih banyak guru resisten terhadap perkembangan teknologi sekalipun dunia pendidikan telah bertransformasi. Padahal, saat ini, justru dibutuhkan guru-guru terbaik yang memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna mengedukasi siswa. Teknologi akan membuat guru lebih percaya diri dan lebih mudah dalam mengajar siswanya.
Mulai banyak sekolah di berbagai negara, juga pemerintah, kata Salcito, melihat pentingnya teknologi dalam pembelajaran dan menginvestasikan banyak anggaran untuk teknologi. Akan tetapi, itu semua harus diikuti dengan kepemimpinan yang baik dan dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi.
Sam Al-Schama, Director Education Sector Asia Pasific Region Intel Technology Asia, mengungkapkan hal senada. Teknologi memberi pengalaman kepada siswa mengenai sesuatu yang mereka pelajari. Dengan begitu, kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.
”Kami mengadakan pelatihan bagi para guru bukan untuk menggunakan teknologi atau peranti yang kami buat, tetapi untuk mengubah cara pandang guru mengenai ruang kelas. Bahwa ruang kelas harus hidup, pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di ruang kelas, tetapi di mana saja,” paparnya.
BETT 2014 menampilkan inovasi berbagai aplikasi, perangkat lunak, dan perangkat keras yang dapat mendukung pendidikan. Perwakilan dari 23 sekolah yang menjadi Microsoft Showcase School dari 10 negara di Asia Pasifik mengikuti kegiatan ini.
Sumber: Kompas, 8 Desember 2014