Emisi gas karbon akibat aktivitas manusia sejak puluhan tahun silam berdampak pada pemanasan global. Upaya menekan pelepasan gas rumah kaca itu antara lain dengan menangkap dan menyuntikkannya ke perut Bumi.
Uji coba teknik itu akan dilakukan di lapangan gas Gundih, Blora, Jawa Tengah, lewat kerja sama dengan Jepang, yakni Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Universitas Kyoto. Riset itu juga melibatkan peneliti dari Institut Teknologi Bandung dan PT Pertamina.
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati, di Jakarta, Senin (21/3). “Peningkatan CO2 (karbon dioksida) ke atmosfer memicu perubahan iklim yang berdampak kepada warga dunia,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama ini, solusi teknologi untuk menekan emisi gas karbon ialah energi nonfosil, seperti panas bumi. Kini teknologi penangkap dan pengubur gas karbon ke Bumi juga dikembangkan.
Rencana uji coba itu dipaparkan Prof Dr Wawan Gunawan A Kadir, Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, pada simposium Penangkap dan Penyimpan Karbon (CCS), pekan lalu. Diskusi CCS digelar beberapa kali sejak 2009. Sejumlah institusi internasional berkontribusi pada riset itu, termasuk menyuntik CO2 ke reservoir bawah tanah.
Indonesia memiliki cadangan gas alam melimpah mengandung gas karbon sehingga perlu menguasai teknologi menangkap, memanfaatkan, dan menyimpan karbon (CCUS). Tujuannya, agar penggunaan gas efisien.
Menurut Dimyati, sejak 2014 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkontribusi pada proyek riset itu dengan menyediakan dana hibah lewat Penelitian Unggulan Strategis Nasional. Pemberian dana itu memasuki tahun ketiga. Ada tiga proyek riset CCS di Gundih.
Selain itu, proyek percontohan CCS juga harus terwujud di Gundih dan sekitarnya. Penyuntikan gas CO2 di Gundih ditargetkan pada 2017. “Proyek Gundih akan jadi yang pertama di Asia Selatan dan Asia Tenggara,” ujarnya.
Pembangunan proyek percontohan itu bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bank Pembangunan Asia, JICA, serta Pertamina. Harapannya, itu bisa dimanfaatkan peneliti Indonesia untuk menguasai teknologi tahap selanjutnya. (YUN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Teknik MemendamGas Karbon Diuji Coba”.