Keterampilan menjual produk belum banyak dilatih di SMK karena kurikulum masih berkutat pada pemasaran dan manajemen. Padahal, penjualan merupakan ujung tombak di dunia usaha.
“Pendidikan pemasaran (marketing) sebenarnya bukan untuk level SMK karena meliputi kemampuan analisa harga, pangsa pasar, dan strategi promosi produk. Dunia usaha tidak mau mempekerjakan lulusan SMK karena untuk pemasaran karena minimal harus lulusan S-1 atau D-4,” kata Dedy Budiman pendiri Gerak Dinamis, perusahaan pelatihan keahlian menjual dalam ajang Aspira SMK Sales Awards (ASSA) 2018 di PT Astra Otoparts, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Namun, di SMK, jurusan yang ada justru pemasaran. Ia menduga hal ini yang mengakibatkan lulusan jurusan pemasaran sukar diserap bursa tenaga kerja sehingga dinilai sebagai jurusan yang jenuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Para pemenang Aspira SMK Sales Awards 2018. Siswa jurusan pemasaran di SMK membutuhkan pengasahan keterampilan penjualan produk.
Sebaliknya, penjualan (sales) sangat dibutuhkan. Dedy yang menangani klien seperti Astra, Kawan Lama Grup, bank, dan perusahaan asuransi ini menjelaskan bahwa dunia usaha memerlukan lebih banyak penjual yang langsung bersentuhan dengan publik untuk memastikan produk-produk mereka dikonsumsi.
Menjual produk membutuhkan keterampilan komunikasi, negosiasi, dan keuletan untuk menghadapi kritik serta penolakan. Hal-hal ini tidak diajarkan di sekolah.
“Apabila lulusan SMK jurusan pemasaran sangat terlatih di bidang penjualan, perusahaan kemungkinan besar menerima karena tidak perlu memberi pembekalan dari nol,” ujar Dedy yang juga bertindak sebagai Ketua Pelaksana ASSA 2018.
Penjualan langsung
ASSA 2018 merupakan lomba menjual produk Aspira yang antara lain berupa ban kendaraan dan aki. Lomba dibuka sejak September 2017 dan diikuti oleh 300 tim yang terdiri dari lima siswa SMK jurusan pemasaran dari 25 kabupaten/kota.
Melalui media sosial, peserta mendapat pelatihan cara menjual yang langsung mereka praktikkan. Dedy sebagai salah satu mentor mengajarkan cara menjual produk ke orang-orang terdekat sebelum merambah ke publik.
“Penilaian didasari kemampuan mereka menjual produk, kemampuan dan isi presentasi minimal 50 kali ke klien potensial, dan aktivitas promosi produk di media sosial,” paparnya.
Lomba dimenangi oleh Tim The King Marketing dari Balikpapan, Kalimantan Timur dengan hadiah uang tunai. Selain itu, para peserta juga diberi kesempatan wawancara kerja dengan 15 perusahaan.
Kembangkan kurikulum
Turut hadir dalam acara itu Kepala Seksi Kerjasama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yuliati Sri Nurhidayati. Ia menerangkan, SMK bisa mengembangkan kurikulum sendiri.
“Kurikulum dari pemerintah adalah dasar dan standar minimal. Sekolah silakan mengembangkan sesuai kebutuhan industri yang menjadi rekan mereka ataupun berbasis keunggulan daerah masing-masing,” ucapnya.
Data Kemendikbud mengatakan ada 13.800 SMK di Indonesia. Sebanyak 6.600 SMK bergerak di bidang bisnis dan manajemen yang mencakup pemasaran. (DNE)–LARASWATI ARIADNE ANWAR
Sumber: Kompas, 20 April 2018