Ancaman terhadap keamanan perangkat bergerak (mobile) dipandang kian besar. Terlebih lagi setelah Edward Snowden mengungkapkan berbagai penyadapan, pengintaian, dan peretasan yang dilakukan terhadap sejumlah pihak.
Perangkat anti mata-mata pun menjadi kebutuhan bagi pihak yang tidak ingin percakapan, komunikasi, dan datanya jatuh ke tangan yang salah.
Blackberry yang terkenal dengan keamanan perangkatnya kembali memasuki bisnis tablet dengan menggandeng dua raksasa teknologi lainnya, IBM dan Samsung. Sudah lama perusahaan asal Kanada ini tidak dianggap lagi sebagai pemain perangkat tablet setelah kegagalan mereka dengan produk Playbook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, Blackberry mencoba sekali lagi dengan menancapkan kukunya di industri ini disertai dengan strategi tablet anti mata-mata. Perangkat yang dinamakan SecuTablet itu diperkenalkan kepada publik di gelaran CeBit 2015 di Hannover, Jerman, yang berlangsung 16-20 Maret ini.
Wartawan Kompas, Prasetyo Eko P, dari arena CeBit 2015 di Hannover melaporkan, tablet SecuTablet ini adalah hasil kolaborasi bersama IBM dan Samsung.
Blackbery, melalui anak perusahaannya, Secusmart, menyediakan perangkat lunak dalam sebuah micro-SD, IBM berkontribusi dengan sebuah perangkat lunak yang bertugas “membungkus” aplikasi yang mengandung informasi sensitif dalam sebuah “brankas” virtual, sedangkan Samsung menyediakan perangkat keras, yaitu tabletnya.
Secusmart adalah perusahaan yang berbasis di Jerman, diakuisisi oleh Blakberry beberapa waktu lalu. Pada dasarnya, SecuTablet adalah tablet Samsung Galaxy Tab S 10.5.
Tidak ada yang beda dari tampilan fisik dan performanya saat Kompas mencoba di stan SecuTablet di Hall 6 CeBit. Kompas menghadiri acara ini atas undangan Rittal, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang infrastruktur pusat data.
Salah satu sudut dalam pameran CeBit 2015, salah satu pameran teknologi informasi terbesar di dunia yang digelar di Hannover, Jerman, Kamis (19/3). SecuTablet tampil untuk mencoba menjawab kekhawatiran terhadap rentannya data. Kompas/Prasetyo Eko Prihananto
Perbedaan dengan Samsung Galaxy Tab S 10.5 adalah dalam perangkat lunaknya. Selimut aplikasi yang disediakan IBM ditambah dengan perangkat lunak dari Secusmart menjadikan berbagai aplikasi yang mengandung informasi-informasi penting tidak bisa disentuh oleh malware ataupun software jahat lainnya. Perangkat ini berjalan dalam sistem operasi Blackberry 10.
Tampilan SecuTablet, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak, tak ada bedanya dengan tablet yang beredar di pasaran. Hanya saja, faktor keamanan menjadi kunci utama dalam SecuTablet, seperti yang ditampilkan di ajang CeBit 2015 pada Kamis (19/3) di Hannover, Jerman.Kompas/Prasetyo Eko Prihananto
Menurut Benjamin Pieztner, yang bertugas di stan SecuTablet, hal itu menjadikan tablet ini aman menjalankan berbagai aplikasi tanpa takut dimata-matai ataupun peretasan. “Tablet ini sangat aman dan akan segera dijual di seluruh dunia,” katanya.
Menurut Pieztner, tablet anti mata-mata ini akan dijual di harga di atas 2.000 euro (tepatnya 2.250 euro atau sekitar Rp 31,5 juta). Sangat mahal untuk sebuah tablet.
Namun, dengan ancaman terhadap keamanan data, barangkali perusahaan atau lembaga pemerintahan membutuhkan perangkat tersebut.
Pieztner menambahkan, perangkat ini memang ditujukan untuk pemerintahan dan perusahaan. Perangkat ini masih menunggu penilaian keamanan dan persetujuan dari Pemerintah Jerman.
Selain ketiga raksasa tersebut, sejumlah perusahaan juga menampilkan perangkat dan aplikasi keamanan di CeBit. Salah satunya adalah Cryptophone yang menawarkan enkripsi suara, keamanan pesan, dan berbagai keamanan perangkat lain.
Tak ketinggalan pula perusahaan asal Indonesia, ICK. Perusahaan ini membanggakan diri dengan aplikasi 100 persen buatan Indonesia, anti penyadapan, dan berbagai perlindungan lain terhadap percobaan penggunaan data yang tidak semestinya atau oleh orang yang salah.
Agung Setia Bakti, Presiden Direktur ICK, menyebutkan, perusahaannya melindungi percakapan, pesan singkat, hingga komunikasi radio.
Prasetyo Eko P
Sumber: Kompas Siang | 19 Maret 2015