Suaka Margasatwa untuk Badak Kutai Barat

- Editor

Rabu, 23 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertemuan Nasional Para Pihak untuk Upaya Konservasi Badak di Kalimantan dan Penyusunan Strategi Konservasi Badak di Balikpapan, Senin (21/9), merekomendasikan relokasi badak di Kalimantan ke suaka margasatwa. Keberadaan badak di hutan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, diketahui tahun 2013.

“Saat ini teridentifikasi 8-12 badak di salah satu hutan produksi di Kutai Barat (Kubar). Ini kabar gembira, sekaligus mengingatkan ada ancaman serius pelestarian badak,” kata Tachrir Fatoni, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Hutan produksi 5.000 hektar di Kubar, habitat badak itu, tak bisa dianggap seterusnya aman. Areanya terkepung lahan bekas tambang dan perkebunan sawit. Keberadaan badak-badak itu juga rentan terlacak pemburu liar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

20120625Kelahiran-Badak-Sumatra-250612-MAR-2Salah satu opsi lokasi suaka margasatwa adalah mengambil sebagian Hutan Lindung Kelian Lestari. “Kami dukung itu. Setidaknya, suaka margasatwa itu bisa seluas 10.000 hektar atau lebih,” ujar Meril Elisa, Asisten II Pemkab Kubar.

Sebelumnya, banyak pihak yakin badak di Pulau Kalimantan sudah punah. Namun, badak kerap hadir dalam cerita masyarakat Dayak.

Perlahan, keyakinan keberadaan menguat. Salah satunya informasi tertabraknya seekor badak oleh truk pengangkut kayu tahun 2004. “Badaknya tak ketemu, tetapi info itu benar,” ujar Data Kusuma, Project Leader World Wildlife Fund (WWF).

Akhir 2013, sejumlah pihak mulai survei, antara lain KLHK, Pemkab Kubar dan Mahakam Ulu, Universitas Mulawarman, Yayasan Badak Indonesia, dan WWF. Mereka merekam keberadaan badak melalui kamera jebak yang cukup jelas.

Dari 50 kamera jebak yang dipasang, teridentifikasi 8-12 badak. Belum dipastikan jantan ataupun betinanya. Namun, setidaknya tiga badak betina. Satu badak betina juga terpantau bersama anaknya. Sejauh ini, badak-badak itu dilaporkan sehat.

Badak di Kubar untuk sementara dimasukkan jenis badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Pada pertemuan di Balikpapan yang bertepatan dengan Hari Badak Sedunia, 22 September, beberapa foto hasil kamera jebak dan video keberadaan badak di Kubar ditampilkan.

“Di tingkat internasional, Indonesia dapat pengakuan untuk konservasi badak. Perlu strategi menyelamatkan badak di Kubar, yakni ditranslokasi ke suaka margasatwa,” kata Fatoni.

Dari lima jenis badak di dunia, dua di antaranya ada di Indonesia, yakni badak sumatera dan badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Kedua jenis itu, populasi masing-masing diperkirakan di bawah 100 ekor. (PRA)
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 September 2015, di halaman 13 dengan judul “Suaka Margasatwa untuk Badak Kutai Barat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB