Standar Mutu Kapal Riset Terkait Akurasi

- Editor

Rabu, 27 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebisingan dan Getaran Kapal Tak Bisa Dikompromikan
Memastikan produksi kapal riset mematuhi standar mutu tinggi adalah harga mati. Salah satunya menjaga agar tidak ada getaran dan kebisingan berlebih. Jika tidak, akurasi hasil riset dipertaruhkan.

Itu alasan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong pemerintah mengontrak industri galangan kapal asing yang terbukti menghasilkan kapal berkualifikasi kapal riset serba guna. LIPI mengajukan pembelian dua kapal riset baru kepada pemerintah karena dua kapal LIPI, yakni KR Baruna Jaya (BJ) VII dan BJ VIII, sudah tidak memadai.

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah mengatakan, industri dalam negeri terbukti mampu membuat kapal riset, yaitu Geomarine III produksi PT PAL Indonesia untuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Namun, kapal itu hanya cocok untuk penelitian geologi kelautan, sedangkan cakupan riset LIPI juga terkait kolom laut. “Geomarine III belum teruji untuk riset serba guna seperti kebutuhan kami,” ujarnya, Selasa (26/4), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika tetap diwajibkan menggunakan sumber daya lokal, LIPI butuh jaminan industri dalam negeri mampu memenuhi kualifikasi kapal riset seperti dibuat industri negara maju. “Jika tidak memenuhi syarat, tetapi tetap dipaksa membeli dari industri dalam negeri, lebih baik batal,” kata Dirhamsyah. Harga dua kapal baru sepanjang 74 meter itu diperkirakan Rp 1 triliun.

70 desibel
Salah satu perhatian utama LIPI adalah tingkat getaran dan kebisingan kapal riset tak melebihi 70 desibel. Getaran dan kebisingan dipengaruhi konstruksi kapal, sistem pemipaan, kualitas bahan (terutama plat logam badan kapal), karet dudukan mesin, dan vibrasi udara. Dirhamsyah belum tahu ada atau tidak galangan kapal nasional yang mampu memenuhi syarat itu.

00508017466a4056af156a67a405345cDirhamsyah mencontohkan, untuk pemetaan kumpulan ikan di dalam laut, kapal riset menggunakan echo sounder. Alat di dasar kapal menembakkan sinyal suara ke dasar laut lalu menerima pantulan gema sehingga jarak bisa dihitung. Kepadatan ikan juga dihitung dengan cara itu. Bising berlebih kapal bisa bercampur suara yang ditangkap alat sehingga hasil tak akurat.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki empat kapal riset (BJ I hingga BJ IV) sewaktu-waktu harus menangani getaran atau kebisingan kapal saat riset. Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim BPPT Wahyu Pandoe, mantan Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, mengatakan, mereka sering memasang sensor di dasar laut, seperti ocean bottom seismometer (OBS), ocean bottom unit (OBU) tsunami sensor, atau mooring untuk observasi kolom laut.

Untuk berkomunikasi dengan sensor di dasar laut, diturunkan acoustic deck unit ke permukaan air. Alat itu sangat sensitif getaran kapal yang merambat ke kolom air laut. “Getaran dan kebisingan sebaiknya diminimalkan sejak awal dengan rancangan kapal yang tepat,” kata Wahyu.

Selain faktor teknis kapal, layanan purnajual juga sangat penting. Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Augy Syahailatua mengatakan, pada 2011 pihaknya mengundang PT PAL Indonesia (produsen BJ VII) ke Ambon untuk mengevaluasi kelayakan BJ VII. Namun, tidak ada tindak lanjut dari PT PAL.

Sebelumnya, Manajer Humas PT PAL Bayu Witjaksono mengatakan, pihaknya mampu memproduksi kapal riset yang lebih canggih. Mereka siap membicarakannya dengan LIPI.(JOG)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Standar Mutu Kapal Riset Terkait Akurasi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB