Sebanyak 18 sekolah menengah kejuruan bidang broadcasting (penyiaran) segera direvitalisasi untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang perfilman. Ke depan, Indonesia akan menjadi pasar film yang menjanjikan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi, di Jakarta, Rabu (14/2), menyatakan, Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Perfilman Indonesia (Pusbangfilm) dalam menyiapkan mekanisme bantuan teknis dan nonteknis untuk mendorong peningkatan kapasitas SMK tersebut.
Dari hasil pemetaan, saat ini terdapat 112 SMK yang memiliki jurusan/peminatan broadcasting yang dapat dikembangkan menjadi SMK bidang perfilman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Kemdikbud akan memastikan pengembangan kapasitas SMK tersebut dapat menjawab tantangan perfilman nasional, khususnya dalam menghadapi era persaingan global,” ujar Didik.
”Hal ini sejalan dengan pengembangan salah satu sektor prioritas pemerintah, yaitu industri kreatif. Sebab, Indonesia akan menjadi pasar perfilman yang menjanjikan,” lanjutnya.
Pusbangfilm menggelar rapat koordinasi (rakor) di Malang, pekan ini. Turut hadir dalam rakor ini perwakilan asosiasi dan komunitas perfilman, dinas pendidikan dan dinas kebudayaan provinsi, unit pelaksana teknis Kemdikbud, serta sejumlah lembaga terkait perfilman nasional, antara lain Lembaga Sensor Film, Badan Perfilman Indonesia, dan Perusahaan Film Negara.
Didik berharap, selain menjadi pasar, Indonesia juga dapat memiliki industri perfilman yang dapat disejajarkan dengan negara seperti India dengan Bollywood atau Amerika Serikat dengan Hollywood.
Sejalan dengan upaya peningkatan kuantitas produksi film lokal dan jumlah penonton, peningkatan kualitas perfilman nasional juga terus dilakukan.
Beragam kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya pemerintah daerah, terkait proses produksi film sampai penyediaan tenaga terampil di level 3 sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia melalui SMK yang kewenangan pengelolaannya berada di bawah pemerintah provinsi.
”Saat ini, jumlah penonton film Indonesia sudah meningkat cukup signifikan. Sebelum ada Pusbangfilm, kita ketahui jumlah penonton sekitar 16 juta per tahun. Sekarang sudah mencapai 42 juta per tahun. Ini harus kita jaga dan tingkatkan,” ujar Didik.
Artis senior Niniek L Karim mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menggairahkan industri perfilman nasional. Menurut dia, Pusbangfilm harus dapat berperan dalam meningkatkan kerja sama dan hubungan baik antarpemangku kepentingan perfilman nasional.
Ada empat topik besar yang dibahas dalam rakor ini, yakni kebijakan perfilman, pengembangan apresiasi film, peningkatan daya saing sumber daya manusia perfilman dan komunitas perfilman, serta data perfilman dan rencana induk perfilman nasional.
Di sela kegiatan, peserta rakor juga dapat menonton film Indonesia dari mobil bioskop keliling yang merupakan bantuan dari Pusbangfilm untuk dimanfaatkan PPPTK PKn dan IPS.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 14 Februari 2018